Angin bertiup pelan, menerbangkan helai rambut milik seorang perempuan dengan gaun ungu. Mata hijau cerahnya memperhatikan pergerakan beberapa anak berumur 8-13 tahun yang berlarian keluar dari sebuah bangunan dengan cat abu-abu. Bangunan itu terlihat agak tua, ditambah beberapa retakan dan tanaman rambat menghiasi pojokan dinding luar. Bingkai jendelanya tampak rapuh karena dimakan rayap. Bahkan, taman di depan bangunan tersebut tak terawat, dengan menyisakan pot-pot kosong dan tanah gersang.
Cassie enggan untuk berjalan lebih jauh, sehingga ia memutuskan untuk berdiri di depan pagar setinggi perut sambil mengasah bakat sihir. Tangan kanan perempuan itu menyentuh tanaman morning glory yang terlihat kurang sehat, sementara mata dan pikiran terfokus untuk menumbuhkan tanaman itu. Butuh belasan detik bagi Cassie menghasilkan pendar hijau dari telapak tangan kanan. Lambat laun, pendar itu mengitari tanaman sembari menumbuhkan lebih banyak lagi daun-daun dan bunga bundar berwarna biru bermekaran, bahkan sampai menutupi bagian atas pagar walau hanya sedikit. Setelah itu, pendar hijau tak lagi muncul dari telapak tangannya.
"Keren," ujar Kyle yang kini sudah berdiri di belakang perempuan berambut cokelat.
Cassie berbalik dengan ekspresi terkejut karena tak menyadari kehadiran pria itu. Ia terlalu fokus dengan sihirnya sampai tidak mendengar suara langkah kaki Kyle. Dengan senyuman, si perempuan mengedikkan bahu, merasa kalau pujian yang dilontarkan sepupunya belum pantas untuk didapatkan. Cassie masih merasa jika kemampuannya tidak sehebat orang lain dan pria yang kini berdiri di sampingnya.
"Aku bahkan belum bisa mengeluarkan sihir lebih dari satu menit," sahut Cassie sambil memperhatikan tanaman morning glory.
Telunjuk tangan Kyle menyentuh salah satu daun, mencoba untuk merasakan energi sihir di sana. "Setidaknya kau berhasil membuat tanaman ini hidup lebih lama. Peningkatan yang bagus."
Sudut bibir perempuan rambut cokelat bergerak melengkungkan senyum, rasa senang membuncah di dada kala si pria memuji kemampuan sihir. Sebenarnya, ini bukan pertama kalinya Kyle memuji bakat sihir Cassie, tetapi kalimat yang dilontarkan pria itu memberikan semangat baru untuk terus mengasah sihir.
"Jadi, kita mau ke mana sekarang?" Kyle menoleh pada kereta kuda hitam yang sudah terparkir di luar pagar. Ia sudah tahu jika sepupunya datang berkunjung ke tempatnya mengajar, pasti ada sesuatu yang diinginkan perempuan itu.
"Ke tempat Tuan Moran, ada sesuatu yang ingin kutanyakan padanya," kata Cassie sambil berjalan menuju gerbang kayu terbuka yang nyaris lepas dari engsel.
Ketika keduanya sudah mendekati kereta kuda yang terparkir tak jauh dari gerbang, seorang pria membuka pintu kemudian mempersilakan kedua orang itu masuk. Sesuai dengan intruksi dari si perempuan berambut cokelat, kereta kuda membawa mereka ke tempat milik Tuan Moran di pusat kota Eriwald. Jalanan kota terlihat lumayan dipadati penduduk yang beraktivitas, belum lagi hilir mudik transportasi membuat kota di sebelah tenggara kerajaan Seprapia terkesan sangat ramai.
Bangunan yang lokasinya berada di ujung pertigaan jalan menjadi tempat perhentian kereta kuda. Bangunan itu memiliki tiga lantai dengan balkon penuh pot-pot bunga di lantai dua dan tiga. Terdapat jendela besar yang menampilkan etalase berbagai macam buku-buku best seller juga terbitan baru, bersamaan pena berhias bulu sewarna pelangi yang sedang trend diletakan di dalam kotak berlapis beludru. Saat Cassie turun dari kereta kuda, ia sangat berharap jika toko Tuan Morran sedang sepi. Bukan karena ia tidak ingin toko itu ramai, tetapi urusannya kali ini tidak ingin sampai didengar orang lain atau saat sedang berbincang malah diganggu.
Embusan napas pelan mengawali langkah perempuan itu untuk memasuki toko buku Tuan Moran. Suara lonceng berdenting terdengar tatkala Cassie mendorongnya. Aroma buku baru dan kayu bercampur satu terhidu oleh hidung dia, aroma yang paling disukainya. Tak perlu waktu lama bagi Cassie menemukan Tuan Moran, sebab pria dengan rambut hitam legam yang hobi menghirup tembakau tengah duduk manis di balik meja kasir sembari membaca koran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadowglass Covenant [TERBIT]
Fantasy(Sebagian isi telah dihapus untuk kepentingan penerbitan. Bisa dipesan di Tokopedia dan Shopee) "Saat kau memasuki Shadowglass, kau akan menemukan rahasia gelapnya. Tapi, perlu kau ingat bahwa seseorang yang masuk ke kota itu tidak pernah keluar dar...