BAB 12

50 14 1
                                    

Hari telah berganti, walau matahari sudah terbit beberapa jam yang lalu, tetap saja suasana Shadowglass terlihat mendung. Walau begitu, kabut sudah mulai menghilang secara perlahan. Di hari baru ini, Roland mengajak ketiga tamunya untuk memancing. Katanya, sekalian olahraga pagi sebab berdiam diri di rumah tak baik untuk tubuh. Tak ada yang tahu kalau niat Roland sebenarnya hasil diskusi dengan Kyle yang khawatir pada sepupunya. Pria dengan rambut cokelat itu pagi-pagi sekali menghampiri si empunya penginapan demi mengalihkan atensi Cassie dari informasi perjanjian. Kyle tahu sepupunya bisa berbuat nekat lagi seperti saat ia didatangi Krigg di mimpi.

Di sinilah mereka berempat berada, sungai besar yang menyimpan banyak ikan ini menjadi ladang uang untuk para pedagang ikan. Sebenarnya, hanya beberapa warga yang berani melangkah masuk ke hutan sebelah selatan. Para penduduk kota sangat takut untuk menyentuh hutan sebab rumor yang disebarkan tentang iblis yang berkeliaran di sana. Mereka yang berani hanyalah para pedagang butuh uang atau orang-orang putus asa yang lapar.

Sungai di bagian selatan ini berada di dekat tebing tinggi. Menurut Roland, di balik tebing itu ada pegunungan yang hutannya juga tertutupi kabut. Namun, deretan pegunungan itu juga bisa membawa siapa saja menuju hutan perbatasan dan bentangan sabana. Tak jauh dari sana ada kota Silver Valley. Sayangnya, tak ada yang benar-benar bisa kabur melewati perbatasan selatan hutan Shadowglass, sebab tebingnya yang tinggi nan curam seakan-akan menghalangi siapa saja untuk kabur.

Cassie menengadah, tebing berlumut itu menjulang tinggi. Ia tidak bisa melihat ujungnya karena terhalangi oleh kabut. Dalam diam si perempuan memikirkan tentang pembatas Shadowglass selatan. Mungkinkah alam pun sebenarnya berpihak pada si pembuat perjanjian?

Lamunan Cassie buyar tatkala ia mendengar Ace berteriak. Pria itu tak sengaja terpeleset hingga tercebur. Karena air sungainya dingin—Ace sama sekali tak suka itu, maka ia lekas ke tepian dengan tubuh menggigil. Berbagai umpatan keluar dari mulutnya, termasuk meratapi nasib sial di pagi hari. Roland tertawa keras, tampak puas melihat Ace kena sial. Sementara itu, Kyle hanya menggeleng pelan. Dari mata hijau cerah milik Cassie, Kyle terlihat tampak menahan tawa.

Setelah perkara Ace jatuh, Roland mempersiapkan alat pancing dan umpan berupa roti dipotong-potong juga gumpalan daging. Cassie tentu saja mengernyit bingung. Ia tidak yakin jika umpan yang dibawa si empunya penginapan bisa berhasil mendapatkan ikan. Yang Cassie tahu memancing biasanya menggunakan cacing atau jangkrik. Namun, perempuan itu tak mau memedulikan hal tersebut. Lagi pula, dia tak tahu sama sekali caranya memancing.

"Kau tahu, di hutan ini ada buah yang bisa dimakan," kata Ace ketika Cassie memutuskan untuk duduk di sampingnya. Ace memilih tidak ikut memancing, jadi dia hanya duduk di akar pohon terdekat seraya memeluk dirinya sendiri yang masih menggigil.

"Buah? Luar biasa, sudah lama sekali aku tidak makan buah." Cassie tersenyum sambil menatap mata cokelat lawan bicaranya.

"Percaya padaku, kalau kau jalan mengikuti tebing ini ke arah barat, buah-buah yang bisa dimakan dapat kau temukan di sana." Kepala Ace bergerak seolah menunjuk sesuatu. "Setidaknya kalau kau bosan, sih."

Cassie terdiam memandangi pria di sampingnya, kemudian mata hijau cerah itu beralih ke arah yang ditunjuk Ace. Pohon-pohon tumbuh mengikuti aliran sungai seakan memberikan jalan untuk si perempuan menuju buah yang dimaksud Ace. Sejenak Cassie tampak berpikir mengenai keputusannya mencari buah. Ia tidak tahu apa yang ada di sisi hutan lain, terutama di tempat yang ada buah. Kepala perempuan itu menoleh memperhatikan Kyle dan Roland yang asyik mengobrol sambil melemparkan tali pancing ke sungai.

"Kau ikut denganku," kata Cassie pada Ace.

Pria bersurai hitam lantas menggeleng cepat. "Aku masih kedinginan. Kau saja yang pergi. Nih, bawa pisau ini untuk berjaga-jaga." Ace memberikan pisau bergagang kayu yang kusam.

Shadowglass Covenant [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang