Promise
Tidak semua orang bisa mengerti...
Betapa kuatnya pengaruh takdir dalam setiap jalan kisah Cinta...🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Author POV
"Daddy, aku akan pergi ke bandara sekarang," ucap Aarti pada Alan yang sedang duduk di kursi malasnya.
"Untuk menjemput Aaron?"
"Ya."
"Baiklah tapi hati-hati dan cepat pulang, okey," nasehat Alan.
Aarti mengangguk. Ia tersenyum kecil lalu segera pergi menuju pintu keluar.
Sekarang usianya sudah 16 tahun dan beberapa minggu yang lalu bertepatan dengan Aaron yang harus pergi ke Inggris untuk mengurus beasiswa nya disana, Aarti juga baru saja resmi duduk di kelas 2 SMA.Hari ini Prince Charming nya itu akan pulang dan meski sudah berusaha menenangkan diri sebisa mungkin, Aarti tetap saja merasa khawatir kalau-kalau Aaron akan lebih memilih menerima beasiswa nya disana ketimbang melanjutkan sekolahnya disini. Ugh, itu mengerikan. Kau tahu? Rasanya jika sudah terbiasa hidup bersama dengan seseorang selama bertahun-tahun .... kau akan ... yeah, Aarti ... Sial! Lupakan saja.
Awalnya semua berjalan baik-baik saja sampai kemudian ketika Aarti sudah berada tepat didepan pagar rumah tiba-tiba saja beberapa orang tidak dikenal menarik paksa tangannya menuju sebuah mobil van di sudut jalan.
"Siapa kalian!?" seru Aarti kaget sambil berusaha melepaskan diri dari orang-orang tersebut, "...Daddy!!! Daddy!!! Lepas! Lepaskan aku!"
Aarti masih berusaha berontak tapi kemudian salah satu dari orang asing tersebut maju dan langsung membekap nya dengan sehelai sapu tangan putih. Aarti berusaha menghindar, ia mencoba menahan nafasnya karena ia tahu bahwa pasti sapu tangan itu sudah di basahi dengan obat bius. Tapi, pada akhirnya semua itu percuma karena sebelum ia sempat berteriak untuk memanggil Alan lagi, kesadarannya sudah lebih dulu menghilang.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
"Daddy!!! Daddy!!! Lepas! Lepaskan aku!!!"
Alan terhenyak. Secara spontan dia berdiri sambil berusaha menajamkan pendengarannya. Apakah itu tadi adalah suara Aarti? Alan bertanya-tanya apa yang sudah terjadi di luar.
Dengan tergesa ia berlari menuju luar, lalu perasaannya yang dari awal memang sudah tidak baik malah menjadi semakin buruk ketika melihat pagar rumahnya yang masih terbuka lebar. Ya, Aarti mungkin saja lupa menutupnya karena terburu-buru, tapi Puterinya itu tidak mungkin juga menjatuhkan kunci nya, kan?
Alan kembali berlari keluar pagar, lalu dengan resah mulai menoleh ke semua sisi jalan, tapi tidak ada siapapun disana. Dia bahkan sudah hampir menyerah dan akan menganggap bahwa semua ini hanya karena kekhawatiran nya saja ketika ia kemudian menunduk untuk mengambil kunci pagar yang terjatuh dan tanpa sengaja juga menemukan secarik kertas didekatnya.
Baik, kertas itu mungkin adalah kertas biasa tapi tulisan tangan yang ada diatasnya lah yang membuat jantung Alan rasanya akan segera berhenti.
"I got her, Alpha."
"Sial!" umpat Alan pelan sambil meremas kertas itu lalu membuangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise (Mate Series #3)
Werewolf"Karena aku ingin menjadi hari esok untukmu, maka aku hidup hari ini."