Part 12

4.1K 358 2
                                    

Promise

Ada beberapa hal di dunia ini yang mungkin lebih baik tetap menjadi rahasia saja...

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Aarti Alexandra POV

Secara perlahan gelap mulai merangkak naik menggeser lembayung senja. Menggantikan selaras jingga yang tadi nya memenuhi angkasa.

Aku mengerjap sekali lagi sambil mengenyampingkan anak-anak rambutku yang terbang tertiup semilir angin. Tidak terasa sudah hampir 1 bulan berlalu sejak aku pulang. Salju yang berjatuhan di halaman rumahku pun sudah mulai menggunung, semakin tebal setiap harinya. Itu membuatku sadar, bahwa meskipun ada banyak hal buruk yang terjadi dan belum terselesaikan belakangan ini, "waktu" tetap terus berjalan, yang artinya aku juga harus segera pergi meninggalkan lembaranku yang lama.

Dengan tidak nyaman aku membenarkan posisi ku yang sedang duduk di tepi jendela, ku tekuk kedua kakiku lalu kusandarkan keningku ke permukaan kaca nya yang buram. Huh, aku....entah mengapa merasa...

....terbebani.

Bukan karena Daddy yang setiap hari selalu mengawasiku seolah aku bisa menghilang kapan saja, bukan karena Mommy yang sudah tidak pernah lagi datang menemuiku, bukan juga karena Aaron yang tidak kunjung mendapatkan donor mata, perasaan itu hadir lebih karena aku takut tidak akan bisa melewati semua hal yang telah terjadi, bahkan meskipun aku tahu bahwa aku tidak akan pernah sendiri, aku tetap tidak yakin...

.....pada diriku yang sekarang.

Aku....sebelumnya tidak pernah merasa setidak berguna ini, tapi kepergian Alana benar-benar mengguncangku sedemikian rupa, jauh lebih parah dari yang bisa disadari oleh Daddy dan jauh lebih berpengaruh dari yang bisa dirasakan oleh Aaron.

Aku tidak bisa bilang bahwa aku saat ini telah berubah, karena aku tidak....sejujurnya jauh dilubuk hatiku aku tahu bahwa aku masih sama, hanya saja tanpa siapapun sadari....

....aku jadi agak sedikit takut untuk berada jauh lebih dekat dengan mereka.

Aku takut yang lain akan ikut terluka atau celaka jika juga berhubungan terlalu akrab denganku...

Jadi, jika sudah begini....

.....aku harus bagaimana?

"Ara..."

Secara refleks aku menoleh kearah pintu kamarku yang dibuka secara perlahan. Daddy ada disana, dia tersenyum hangat padaku sambil kemudian berkata...

"Ada telfon dari Ethan."

"Eh?" aku mengernyit bingung sambil berjalan mendekati Daddy yang masih berada di ambang pintu dengan ponsel ditangannya, "Ethan mau bicara denganku?"

Daddy mengangguk sambil memberikan ponselnya padaku.

"Katanya ponselmu gak bisa dihubungi, Ra. Makanya dia telfon ke ponsel Daddy."

Kali ini giliranku yang mengangguk kecil sambil menatap Daddy yang masih setia memandangi aku. Kalau Daddy peka maka dia pasti mengerti bahwa itu tandanya aku....tidak ingin dia mendengar apapun itu yang akan aku dan Ethan? bicarakan...

Bukannya apa, akhir-akhir ini Daddy berubah menjadi agak sedikit mengekang dan itu agak, entahlah...mengerikan?

"Okey, fine..." Daddy mengangkat kedua tangannya membentuk pose menyerah, "...Daddy akan pergi. Kembalikan ponsel nya kebawah jika kau sudah selesai, ya."

Lagi-lagi aku hanya mengangguk, setelah pintu kamarku tertutup sempurna kemudian dengan santai aku kembali berjalan kearah jendela sambil meletakkan ponsel Daddy ditelingaku dan mulai bicara...

Promise (Mate Series #3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang