Promise
"The Wedding preparation"
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Author POV
Aaron menggenggam tangan Aarti sambil berjalan mengikuti Tara dan Sia yang sedang sibuk memantau persiapan Garden Party untuk resepsi pernikahan mereka. Ada begitu banyak hal yang harus di kerjakan hari ini, karena pernikahan nya dilangsungkan lusa dan besok adalah waktu eksklusif bagi para wanita untuk melakukan perawatan tubuh. Well, Aaron yakin mereka sudah memperhitungkan bahwa satu hari penuh saja mungkin masih tidak cukup, maka nya Sia dan Tara akan langsung menculik Aarti selama setengah hari setelah ini.
Yeah, meskipun memang agak mengesalkan, tapi tetap saja para wanita sudah punya kegiatan mereka sendiri. Lalu apa rencana Aaron untuk menghabiskan waktu besok? Jangan tanya lagi, Ethan sudah mempersiapkan sebuah pesta untuknya. Benar-benar untuk semalam-suntuk dan Aaron yakin itu pasti sangat mengerikan.
Sekarang mereka masuk ke ruang rias yang akan digunakan oleh Aarti. Para petugas wedding organizer sedang mendekorasi nya dengan bunga-bunga. Aaron melihat sebuah sofa di pojok ruangan, dia sudah berpikir untuk duduk manis saja di sana sambil menunggu para wanita selesai berkeliling ketika Sia tiba-tiba menarik Aarti beserta dirinya menuju ruang ganti yang berada di bagian lain dari ruangan tersebut.
Begitu sampai di sana Aaron langsung menghela nafas berat. Belum apa-apa, calon Ibu mertua dan Ibu nya sendiri sudah berlarian seperti wanita-wanita gila diskon di supermarket ketika melihat wedding dress Aarti yang di letakkan di tengah ruangan.
"Demi Moon Goddes, ini cantik sekali, Ara!" seru Tara, dia langsung menarik tangan Aarti untuk mendekat.
Aarti mengangguk setuju. Dia menatap gaun tersebut dengan mata berbinar serupa anak kecil yang baru saja mendapatkan mainan baru. Dan Aaron senang mengetahui bahwa Aarti terlihat sangat bersemangat untuk segala hal yang menyangkut pernikahan mereka.
"Aaron, ayo lihat kesini!" seru Sia, "kau sudah lihat Aarti mengenakan gaun nya?"
Aaron mengangguk, "Ya, waktu itu ketika masih ada di butik," jawab nya sambil tersenyum simpul.
Sia hanya bertanya pada Aaron sekali, setelah itu mereka langsung meninggalkan pria itu di ruangan tersebut untuk melihat gaun para bridesmaid di ruangan sebelah.
Sekali lagi Aaron menghela nafas berat. Dia berjalan ke arah sebuah sofa yang terletak di samping jendela lalu mendudukkan diri dengan nyaman disana. Suara tawa Sia, Tara dan Aarti menggema dari ruangan sebelah. Mereka histeris lagi dan Aaron mulai bosan mendengarnya. Dia benar-benar tidak mengerti dimana letak menarik nya tumpukan-tumpukan renda itu.
Aaron melirik jam tangan nya, sudah jam 4 sore. Seharian ini dia terus berkeliling kota untuk mengantarkan para wanita itu ke tempat-tempat yang mereka inginkan. Mengatur janji dengan orang salon serta penata rias, mengambil seragam keluarga di butik, menyewa photographer untuk acara pernikahan, kemudian mengirim semua undangan yang ada. Huh, seolah dia adalah seorang sopir saja! Kapan dia akan punya waktu untuk berdua saja dengan Aarti!?
Aaron memiliki cukup banyak keluhan yang ingin ia katakan di kepala nya. Tapi, itu pasti akan makan waktu yang lama, belum lagi argumen-argumen cerdas ala ibu-ibu yang nanti akan dilontarkan Sia dan Tara. Mereka bisa berdebat selama semalam-suntuk. Tapi, Aaron sudah tidak punya waktu lagi. Dia harus segera membawa Aarti sekarang atau uang yang ia habiskan untuk membayar petugas listrik akan jadi sia-sia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise (Mate Series #3)
Manusia Serigala"Karena aku ingin menjadi hari esok untukmu, maka aku hidup hari ini."