Promise
"It's not just a wedding. It's our promise to share our life with each other..."
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Author POV
Ada orang bijak yang pernah berkata bahwa satu-satunya rahasia di dalam kehidupan adalah bahwa tidak ada rahasia sama sekali di dalamnya. Jadi, jika kau menemukan sebuah kejanggalan yang tidak memiliki jawaban, jangan mempersulit dirimu untuk tetap mencarinya. Just let it go! Karena siapa tahu? Jawaban itu mungkin sudah ada di dalam dirimu sendiri dan kau hanya belum menyadarinya.
Kadang-kadang manusia lebih suka menempuh jalan yang lebih mudah hanya karena mereka berpikir bahwa jalan itu bisa membawa mereka lebih cepat menuju ujung jalan. Mereka tidak sadar bahwa selain itu, jalan tersebut juga mungkin bisa menyesatkan mereka. Mereka terlalu larut dalam euphoria sesaat ketika menyangka bahwa hal yang mereka yakini itu benar, sehingga ketika mereka menyadari bahwa apa yang mereka hadapi adalah opsi yang kedua, mereka sudah tidak punya cukup waktu lagi untuk berjalan kembali. Kata terlambat tidak pernah menjadi cukup kuno untuk bisa dihilangkan, ya kan? Sebaliknya, sebagian besar orang tidak juga sadar bahwa kenyataan bisa jadi lebih mengerikan daripada fiksi karangan.
Well, setidaknya fiksi memiliki bagian pemecahan masalah setelah puncak konflik nya selesai. Tapi, kita? Ketika sudah terjebak apa hal yang bisa menyelamatkan kita? Takdir? Huh, bahkan meski bisa, takdir juga tidak berubah demi semua orang. Hanya yang mau berusaha dan sadar untuk menoleh ke belakang di saat yang tepat yang bisa mendapatkan kesempatan kedua.
Hari ini, ketika ia terbangun karena tirai jendela nya yang tersingkap membiarkan cahaya matahari untuk masuk mengenai wajah nya, Aarti tahu bahwa ia telah memilih jalan yang benar. Berbatu, tapi mengarah tepat ke tempat dimana ia ingin berada.
Ketika ia berjalan santai menuju balkon tanpa mengindahkan anak rambutnya yang berantakan tertiup angin dan mendapati halaman di bawah sana sudah penuh dengan dekorasi pernikahan, Aarti tahu bahwa dia sudah berhasil menemukan jawaban atas setiap kegundahan nya. Kepercayaan dan keteguhan hati adalah solusi dari semuanya.
Ahh, Aarti bersyukur dia tidak perlu mengorbankan ikatannya untuk siapapun atau menjalani hidup dengan memendam kebencian untuk bisa sampai pada tahap ini sekarang. Setiap kisah cinta punya keunikan nya masing-masing, kan? 14 tahun yang lalu, dia hanyalah seorang gadis kecil yang begitu bergantung pada seorang anak laki-laki hanya karena ia tidak ingin merasa kesepian atau diasingkan oleh anak-anak seusianya. Dan sekarang, hanya tinggal menghitung hari saja maka dia akan segera menjadi pengantin wanita dari anak laki-laki tersebut. Mereka bukan anak-anak lagi.
Sejak dulu Aarti tidak pernah benar-benar tertarik pada dongeng pengantar tidur. Dia bahkan tidak bisa membedakan mana Snow White atau mana Sleeping Beauty, pada intinya mereka berdua sama-sama tertidur dan tidak bisa dibangunkan kecuali dengan ciuman cinta sejati, kan? Hanya itu yang benar-benar Aarti mengerti. Jadi, jika ia ditanya tentang bagaimanakah sosok seorang pangeran berkuda putih yang selalu ia bayangkan semasa kecil, maka jawabannya adalah Aarti tidak tahu.
Satu-satunya hal yang bisa ia ingat dari sosok itu adalah Aaron. Emh, pria itu adalah segalanya yang bisa Aarti impikan semasa hidupnya. Ia tidak ingin seorang pangeran, menjadi seorang puteri atau tinggal di sebuah istana yang megah. Aarti hanya ingin Aaron dan dia sudah mendapatkan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise (Mate Series #3)
Manusia Serigala"Karena aku ingin menjadi hari esok untukmu, maka aku hidup hari ini."