Part 10

5.2K 471 9
                                    

Promise
( After 3 Years.)

Setelah bertahun-tahun akhirnya dalam kondisi seperti inilah kita dipertemukan...
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Author POV

"Welcome home, Ara..." ucap Aaron pelan.

Aarti mengangguk pelan tanpa berkata apapun, berusaha menyembunyikan isakannya yang masih tersisa. Dia baru saja selesai berdoa di makam Alana ketika tiba-tiba saja Sia datang padanya memberitahu tentang kondisi Aaron. Gadis itu tidak bisa menahan diri untuk tidak segera datang untuk melihatnya. Sayang sekali harus dalam keadaan seperti ini mereka dipertemukan.

"....aku sudah tahu kau pasti akan pulang."

Aaron menarik Aarti kedalam pelukannya, ia mengecup Puncak kepala gadis itu berkali-kali sambil terus bergumam semoga dia tidak sedang berkhayal saja.

"Ini kau, kan!? Aku tidak sedang berimajinasi saja, kan Ara?" tanya Aaron ketika ia melepaskan pelukan mereka.

"Ya..." Aarti menjawab singkat, suaranya hampir tercekat tadi dan dia tidak ingin Aaron mendengarnya.

Dia menghela nafas lelah, lalu secara perlahan kembali mencondongkan tubuhnya kearah Aaron. Bersandar dan menenggelamkan diri di dada pria itu tanpa berkata sepatah pun, mencari kekuatan untuk bisa bertahan melewati semua yang terjadi padanya hari ini.

"Sayang..." panggil Aaron sambil dengan lembut mengelus punggung Aarti, "...semua baik-baik saja?"

Gadis itu mengangguk dengan cepat. Walaupun begitu Aaron tetap merasa khawatir, Aarti-nya tidak pernah menjadi se-diam ini sebelumnya bahkan walau gadis itu sedang berada dalam keadaan tidak baik.

"Sayang..."

Aaron terhenyak. Tubuh Aarti tiba-tiba saja bergetar dan mulai jelas terdengar bahwa gadis itu sedang menangis. Bagian dada baju pasien yang dikenakannya pun secara perlahan sudah mulai basah karena air mata.

"Ara, kalau ini tentang aku maka kau harus tahu kalau semua baik-baik saja..." ucap Aaron berusaha menenangkan Aarti, "...Ethan bilang aku takkan buta selamanya dan walaupun dia gila, kau tahu'kan kalau Kakakku itu hampir selalu benar?"

Aarti masih terisak. Andai dia bisa memberitahu Aaron bahwa ini bukan cuma soal mereka saja, sialnya dia tidak bisa melakukan itu! Tidak disaat Aaron masih dalam keadaan sakit.

"Aku tahu kau akan baik-baik saja..." ucap gadis itu akhirnya.

Aaron mendesah pelan. Dia menempelkan pipi nya di puncak kepala Aarti, menghirup aroma gadis-nya itu lebih dalam.

"Lalu kenapa kau menangis?" tanyanya.

Aarti diam. Untuk beberapa saat dia terdiam, bingung harus menjawab apa. Huh, mestinya dia tidak lepas kendali dan menangis sekencang itu!

"Itu karena aku merindukanmu..."

Aaron terkekeh pelan mendengar jawaban Aarti. Semua orang berbohong padanya hari ini, Aarti mungkin memang merindukannya tapi Aaron yakin gadis itu menangis pasti menangis bukan hanya karena sekedar rindu.

Promise (Mate Series #3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang