Chapter 2 : Meet you

2.4K 122 5
                                    

[Sella POV] :
Aduh apes dah hidup gua. Si kutu kupret yang ganasnya ngelebihin tumor ganas muncul lagi dihadapan gua! Kenapa lu ga ngilang di telan bumi aja sih kamvret? Pakai acara tabrak-tabrakan lagi. Emangnya ini drama korea yang awalnya tabrak-tabrakan malah berakhir falling in love? Najis gua kalo sama si makhluk ini. Mending buang aja ke laut~ iya ke laut aja supaya di makan hiu~ batinku dalam hati.

"Eh, tikus kejepit! Lu kenapa ngeliat gua dengan tatapan yang bikin gua merinding? Atau jangan-jangan lu ada hati ya?" Ucap arkana menyeringai

"Ya iyalah ada"

"What the hell? Lu suka sama gua beneran nih?"

"Ah modus lu, setiap makhluk yang namanya MANUSIA pasti mempunyai hati. Lu ga belajar biologi ya kakakku?" Ucapku mengejek

Idih, anak ini berani juga berdebat sama gua. Anak-anak kek beginian nih yang bakalan bikin generasi muda hancur.

"Yaelah malah bengong. Woy jangan melamun! Ntar lu 'kemasukkan' gua ga tanggung jawab ya, ga bakal gua tolongin" ucapku yang membuat arkana menghentikan aktifitas melamunnya

"Dasar lu ya, masih anak baru aja udah bikin diri senior! Emangnya lu yang punya sekolah? Nggak kan? Jadi, Ga usah sok jago deh. Lu bakalan kalah telak kalau ngelawan gua"

"Ngelawan? Boleh! Jika dalam hal akademik gua ga bakalan kalah dari lu walaupun status lu adalah senior! Gua siap kapan pun kalau lu mau tanding. Kalah telak? Jangan mimpi deh, ini masih siang!"

Dengan amarah yang mulai meningkat, ia pun mencengkram kerah bajuku.

"Eh, gua ga peduli lu cewek atau cowok. Yang pasti jika ada seseorang yang berani ngehalangin hidup gua, dia ga bakal lepas dari cengkraman gua, jadi lo sebaiknya--"

"Arkana! Stop!"

Kami pun terkejut dengan kehadiran seseorang yang tidak kuketahui identitasnya. Sontak, arkana pun melepas cengkramannya dari kerah bajuku.

"Arkana! Kali ini kamu kelewatan, kita sebagai anggota OSIS harusnya menjadi teladan bagi siswa di sekolah ini. Bukan malah men-judge siswa seenaknya. Untung saja tidak ada guru yang melihat kejadian ini"

"Iya maaf kak. Soalnya dia yang mulai dulu--"

"Sudah! Berhenti memperpanjang permasalahan! mending kamu ke ruangan OSIS sekarang. Kamu bahkan lupa kalau hari ini kita mengadakan rapat?" Ucap lelaki itu.

"Iya kak. Maaf kan saya karena lancang dan tidak tepat waktu. Saya berjanji tidak mengulanginya lagi"
Awas aja, mulai detik ini lu ga akan lepas dari cengkraman gua. Ucap arkana dalam hati.

"Lu gak papa dek?" Ucap lelaki itu khawatir

"Iya ga papa kok kak, nggak ada yang terluka kok"

"Syukurlah, lain kali jangan berurusan lagi dengan arkana. Dia memang orangnya tempramental. Maklum sering makan garam kali ya" ucapnya tertawa

"Iya kak. Lain kali aku bakalan hati-hati kok"

"Sella Nadilla" ucapnya sambil melirik name tag yang aku kenakan

"Perkenalkan namaku Gifarisyah pratama. Panggil aja faris" ucapnya sambil mengulurkan tangan

"Iya salam kenal juga kak, gua pulang dulu ya kak. Semoga rapatnya berjalan lancar"

Finally i found you, again..

------------------------------------------

[14.23 PM]

Aku pun terduduk di halte menunggu seseorang. Ya, tentu saja bunda. Jujur, menununggu merupakan hal yang sangat sangat kubenci. Mengapa? Karena kita berada di antara ketidakpastian. Dan aku benci hal itu! Namun beda halnya jika menyangkut orang tua. Aku rela menunggu berjam-jam demi orangtuaku. Dan inilah alasan mengapa sejak tadi aku belum beranjak pulang ke rumah.

Dear DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang