Chapter 14 : Evidence

950 45 8
                                    

[Ruang OSIS/17:42]

"Ris, elu belum pulang? Ngerjain apa sih keliatannya serius amat? Masih Ngerjain projek OSIS ya?" Ucap Arfan merapikan meja kerjanya yang dipenuhi tumpukan dokumen para siswa

"Terus mana mukanya kusut gitu pula, ganteng elu hilang ntar ris. Apa perlu gua bantu?" Dengan gesit Rino pun menghampiriku

Arfan dan Rino; mereka di ibaratkan api dan air, Arfan yang berkepribadian tempramental, ga sabaran dan Rino si anak kalem. Mereka selalu saja bertengkar tanpa Sebab dan alasan yang pasti, mulai dari rebutan alat tulis yang harganya ga seberapa, tempat duduk, dan bahkan rebutan guru (?) *LOL namun anehnya jika menyangkut 'pekerjaan' mereka mampu bekerja sama dengan sangat baik. Yang jelas mereka adalah rekan kerja yang profesional buatku. Batin Faris

"Hmm kagak, makasih. Kalian pulang aja duluan, jangan lupa kerjain sebagian projeknya dirumah. Bentar lagi Deadline loh"

"Ya udah, Gua sama rino cabut dulu ya ris, awas kemalaman pulangnya. Ntar, Mama papa elu cariin, terus Gua ga tanggung jawab ya kalau ada--" ucap Arfan menggantung

"Ada apaan?" Ucapku masih dengan tatapan tertuju pada layar komputer yang berada tepat di hadapanku

"Engga kok, lanjutin aja noh kerjaan elu yang ga kelar-kelar. Dari tadi perut gua ga bisa diajak kompromi nih. Bye" Arfan dan Rino pun melangkahkan kakinya keluar dari ruang OSIS tersebut

Apaan sih ga jelas amat mereka berdua. Mana ada hantu jam segini. Dasar korban film horror. Batin faris menyeringai

Tak terasa senja pun telah tiba, ruangan yang terang-benderang pun perlahan-lahan mulai gelap seiring berjalannya waktu, namun tak mengurungkan sedikit pun niat seorang faris untuk mencari informasi lebih dalam. Justru ia malah semakin giat menelusuri setiap jengkal informasi yang tertera pada layar komputer

Semua ini demi elu sel, tenang aja gua pasti bakal ngungkapin kebenarannya.

Rekaman demi rekaman CCTV sekolah telah faris lalui, kedua matanya perlahan-lahan mulai lelah akibat menatap layar komputer berjam-jam lamanya. Ia pun meminum sebuah minuman kemasan kopi untuk menambah energinya yang terkuras

"Bagaimana hasilnya?"

Sontak, faris pun dikagetkan dengan kehadiran seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah pak hariyanto selaku kepala sekolah Archipelago High School

"Ah bapak, saya kira siapa yang datang" ucapnya masih dengan detak jantung yang tak beraturan

Untung aja manusia,Gua kirain hantu beneran yang nyamperin gua

"Belum ada kemajuan yang berarti, namun yang mencuri perhatian saya adalah gerak-gerik beberapa siswi yang mencurigakan pak. Sepertinya mereka mengetahui sesuatu"

"Lalu? Kenapa tidak kamu tanyakan?"

"Tak ada seorang pun yang berani membuka mulut dan memberikan keterangan yang spesifik pak, mereka tak tau-menau mengenai masalah ini"

"Apa kamu sudah mengecek media sosial para siswa? Siapa tau ada informasi terkait disana"

Ah bener juga! Kok ga kepikiran ya?

"Belum pak, saya akan mengecek akun mereka dan memberi tau bapak secepatnya. Bapak mau minum?" Faris pun membuka sebuah kulkas sembari menawarkan beraneka ragam jenis minuman. Itulah kelebihan ruang OSIS yang memiliki fasilitas lengkap; tak heran faris sering berlama-lama di ruangan ini

Dear DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang