Chapter 13 : Childhood Friend

1K 61 16
                                    

[06 : 14 am]

"Sel, ayo bangun! Lu mau pergi sendiri? Ga kan? Jadi ayo cepetan. Ntar kita telat"

Tak ada respon..

Ini anak kenapa sih? Tumben, dia kan paling benci pakai selimut. Atau jangan-jangan.. dia sakit?

"Sella-- loh dimana dia?" Ucap meilin sembari menyibakkan selimut

Menyadari orang yang ia cari tidak ada, meilin pun dibuat penasaran dengan ditemukannya secarik kertas yang berada tepat diatas bantal milik adiknya

Kertas apa ini?

-oOo-
To : meilin
Sorry kak gua pergi duluan. Ada urusan yang mesti gua selesain dulu. Tolong jangan bilang ke ayah dan bunda ya kak? Gua ga mau mereka khawatir.
From your sister, Sella.
-oOo-

Dasar, justru elu malah ngebuat gua tambah khawatir. Semoga aja lu ga kenapa-napa lagi sel.

"Berapa semuanya bi?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berapa semuanya bi?"

"Rp.75.000, buat apa neng beli buah banyak gini?" Ucap seorang pedagang buah sembari memberikan pesanan yang ku pesan

"Buat seseorang bi" ucapku tersenyum ramah

-------------------------------------------

Aku pun melangkahkan kakiku secepat mungkin menuju ke tempat tujuan, saking cepatnya hingga hampir saja menabrak seorang anak penyandang disabilitas yang tengah berjalan dengan lambatnya.

"Ngapain lo kesini?" Ucap marsya yang tengah bersiap pergi ke sekolah

"Gua mau jengukin kak arkana bentar, sekaligus mau ngasih buah buat dia" ucapku sembari memberikan sekeranjang buah yang telah kubeli beberapa saat yang lalu.

Ya, meskipun pertemuanku dengan arkana adalah suatu kesalahan, namun tidak menutup kemungkinan untuk memperbaikinya. Benar kata marsya, gua emang ga guna. Oleh karena itu, gua bakal ngerubah diri gua agar dapat berguna bagi orang lain. Terutama arkana yang telah menolongku. Batinku menyemangati

"Nggak perlu! Lu kira dengan ngasih buah berton-ton banyaknya bakal ngebuat kak ar sembuh? Ga kan? Jadi mending lo pergi deh dari sini!" Ucapnya ketus

"Please, sya. Sekali ini aja tolong terima pemberian dari gua. Gua tau lu benci banget sama gua, tapi gua mau berubah. Gua mau ngebuktiin kalau gua bukan sella yang dulu. Jadi, please tolong terima" ucapku memohon

Merasa sedang diperhatikan oleh para pengunjung dan orang-orang di sekitar rumah sakit, marsya pun tak mempunyai pilihan lain selain menerima pemberian sella dengan berat hati

Dear DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang