Apa kalian percaya adanya karma?Aku percaya. Karena hal itu tengah kualami... saat ini
-Marsya-
---------------------------------------
[Marsya POV]
Suatu pagi, aku terbangun oleh sebuah mimpi. Mimpi yang merupakan balasan atas setiap perbuatan licikku ini. Mimpi yang berakhir menjadi kenyataan.
"dasar ular! lihatlah betapa liciknya manusia di hadapan kita ini! "
"ah, jadi dia ya si ratu drama? cocok kok sama kepribadiannya yang munafik itu"
"heran ya, bisa ada orang sejahat lu sya, yang berani ngebodohin kita dan ngajak ke jalan yang ga bener. padahal kita percaya banget sama lu. emang ya Isi hati manusia ga ada yang pernah tau!"
ya, seperti itulah yang tengah kuhadapi. Cemoohan tiada henti terus-menerus terngiang di kepalaku. berpasang-pasang mata tertuju terhadapku bagaikan melihat seorang public figure yang tengah naik daun. Namun kali ini beda. tatapan itu, tatapan yang dipenuhi kebencian dan kekecewaan yang nampak jelas tercetak di wajah mereka yang mampu membuat Atmosfer di sekitar koridor itu pun meningkat. Hingga akhirnya aku pun tersadar. Sadar akan ketidakadilannya dunia ini.
sudah cukup, kesabaranku telah habis
"apa yang kalian ketahui huh?! jangan ngomong sembarangan tentangku. Kalian hanya mendengar dari satu sisi!" ucapku tegas
"wah, berani juga dia. akhirnya sifat asli lu keluar sya. Ga nyangka aja anak sebaik lu bisa kayak gini. lu benar-benar berubah jadi orang asing sya!"
"udah terbukti salah aja belagu, situ masih waras?"
"Haha biasa lah, ngikutin sikap kakaknya si Arkana Dwi Putra si makhluk tempramental itu" ucapnya sembari memberi penekanan pada nama seseorang yang sangat ku sayangi.
-PLAK-
Sebuah tamparan mendarat dengan mulusnya di pipi perempuan tersebut. Sontak, aku pun segera tersadar dengan apa yang kulakuan barusan.
Aku menamparnya?! T-Tidak mungkin, ini pasti mimpi kan? ada apa denganku hari ini?
Detik itu juga, reputasi baikku yang telah kubangun dengan susah payah sejak menginjakkan kaki di sekolah ini, lenyap seketika.
Koridor yang semulanya sesak dipenuhi oleh segerombolan siswa, kini semakin luas karena adanya adegan 'adu Jambak rambut', adegan yang menjadi agenda wajib dalam suatu perkelahian antar perempuan. Bagaimana dengan siswa lainnya? Mereka lebih memilih untuk tidak terlibat ketimbang menghentikan kami berdua yang tengah gencar-gencarnya menjatuhkan satu sama lain. Entahlah apa yang ada di pikiran mereka hingga tak ingin menghentikan perkelahian ini. Yang pasti tak ada seorang pun yang membelaku. Rambut yang acak-acakan, bekas tanda cakaran di wajah, pakaian yang tak tertata rapi, itulah gambaran keadaanku saat ini.TAP TAP TAP
Terdengar jelas suara langkah kaki melintas di telingaku yang bersumber dari arah koridor yang berlawanan, langkah kaki tersebut semakin terdengar setiap langkahnya membuat siapapun yang berada di sekitarnya memberikan jalan agar sang pemilik suara langkah kaki tersebut dapat melintas dengan leluasa.
Siapa Kah itu? Batinku bertanya."BERHENTI! Ada apa ini?! Kalian berdua segera berhadapan dengan bapak di ruangan secepatnya!"
"dan Faris, tolong bereskan kekacauan ini. Suruh siswa sekalian untuk tetap di kelas masing-masing. Pastikan juga tidak ada siswa yang mengabadikan momen yang tak mencerminkan seorang pelajar ini" ujarnya tegas
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Diary
Teen FictionKata orang, Masa SMA adalah masa terindah bagi seorang pelajar. Karena masa itu adalah awal bagi segalanya. Nyatanya apakah hal tersebut fakta? Atau hanyalah mitos belaka? [start on 16/05/2017] 👉 On going 👈