Chapter 9 : Misunderstanding

1.4K 77 5
                                    

Detik demi detik pun berlalu, dengan menggunakan tangan lincahnya ia masih saja sibuk memainkan jarinya di atas mouse dan keyboard sembari sesekali memekik kesal karena kekalahannya.

"Agghh.. apaan sih! Curang nih orang! Mainnya pasti pakai cheat! Awas aja lu, gua bisa lebih curang daripada yang lu buat" ucapnya menyeringai

Ya, Seorang Dio Gavin Blade sedang memainkan game kesukaannya di warnet.

--oOo--
Q : "kenapa harus di warnet? Dia kan kaya"
A : "Dia punya alasan tersendiri untuk bermain di warnet. Pertama, di warnet dia bisa berteriak sesuka hati, Tidak ada yang berani menentangnya. Kedua, Dia puas bermain sepanjang hari tanpa diganggu siapapun. Dan yang terpenting, ayahnya tidak akan mengganggu-nya
--oOo--

Namun kebahagian itu sirna ketika bodyguard-nya menghampiri sembari membawa handphone miliknya

"Boss, barusan ayah telpon. Beliau menyuruh boss untuk datang secepatnya keruangan beliau. Ada yang ingin ia sampaikan" ucapnya berhati-hati

"Agh alesan aja kenapa?! Lu kan pinter sampai dapat gelar S2 kan? Masa' masalah kecil gitu doang lu ga bisa atasi? Lu ga liat gua lagi sibuk? Gua ga bakal bisa tidur kalau ga bisa ngalahin si bajingan curang ini" ucapnya berteriak
Namun tak mengalihkan pandangannya sedetik pun dari layar komputer

Bisa dibanyangkan betapa keras suaranya saat itu. Ia tak mempedulikan ada 'makhluk' lain yang sedang melakukan aktivitas sama seperti dirinya. Mereka hanya bisa tabah merelakan telinga mereka menjadi korban kebisingan yang di buat Dio

Untung aja elu boss gua. Kalau lu anak buah gua, udah gua jitak dari tadi. Batin si bodyguard memendam kekesalannya.

Tak lama kemudian, handphone tersebut kembali berbunyi. Membuat sebagian besar 'makhluk' penghuni ruangan tersebut mengalami serangan jantung mendadak yang diakibatkan Ringtone handphone milik Dio yang suaranya lebih keras 5x lipat ketimbang teriakan Dio.

Ah monyet!!! Hampir aja jantung gua copot. Masih bocah aja udah sombong. Untung aja kaya + berkuasa disini, kalau nggak udah gua usir tuh bocah keparat. Ucap sang pemilik warnet kesal

Drrrttt.. drrrtt.. [Father calling]

"Boss, ayah nelpon--"

"Iya gua tau! Ga usah di angkat pea!"

Cukup! Kesabaran gua udah habis! Mending gua kasih 'pelajaran' aja buat dia. Batin si bodyguard

--pick--

Ayah : Halo? Dio kemana aja kamu? Dari tadi ayah cariin ga ada. Cepat kamu pulang!

Mendengar suara yang sangat familiar terlintas di telinganya, ia pun segera menghentikan aktivitas gaming-nya dan beralih menatap tajam sang bodyguard

"Eh lu pea! Gua suruh jangan diangkat kenapa lo angkat?!" Ucapnya dengan volume suara yang sangat kecil, nyaris tak terdengar.

"Lah, bukannya boss yang nyuruh angkat teleponnya? Terus nyuruh saya ngebuat alasan supaya boss nggak jadi pulang ke rumah kan?" Ucapnya setengah berteriak.

Rencana sukses!

"Ah gile lu ya? Siapa suruh lu teriak pea?! Itu ayah gua masih nelpon!" Ucap Dio frustasi

Dear DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang