Chapter 8 : Without you

1.5K 80 2
                                    


Dear Diary,

Mungkin aku terdengar egois, lebih mementingkan urusan ku sendiri hingga tak mempedulikan orang-orang yang peduli terhadapku. Hari ini aku merasa bodoh, lebih bodoh ketimbang ujian matematika mendadak atau ujian apapun itu. Aku tak mampu berbuat apa-apa terhadap orang yang telah menyelamatkan nyawaku. Kumohon, berikanlah kesembuhan kepadanya. Aku tidak akan memaafkan diriku sendiri jika dia pergi dari kehidupanku untuk selamanya.

-------------------------------------------

Detik demi detik pun berlalu, hingga tibalah waktu pagi. Selepas weekend aktivitas pun kembali normal. Sedari tadi orang-orang telah bersiap melakukan rutinitasnya masing-masing. Aku pun melangkahkan kakiku menuju pelataran sekolah diiringi dengan pikiran yang kacau.

Arkana, gua harap lu baik-baik aja. Gua rela di omelin elu setiap hari, asalkan lu sembuh.

"Baaa!"

"Ah onyet!! Bikin gua kaget aja lu. Untung gua ga serangan jantung mendadak"

"Ih sadis amat omongan lu sel. Mana sella yang cengeng dulu, kan jadi kangen uh" ucapnya menangis di buat-buat

"Udah ah dim! Gua lagi badmood. Bisa-bisa gua tua mendadak gara-gara banyak pikiran"

"Idih, Queen ice galak bener. Ini masih pagi loh. Gimana siangnya? Ugh bisa jadi monster lu sel"

"Udah ah males gua--"

"Bentar, gua punya info penting loh. Tadi gua ga sengaja dengar dari teman-teman katanya bakalan ada anak baru masuk ke kelas kita"

"Terus apa hubungannya dengan gua? Mau dia anak baru kek, anak konglomerat atau sejenisnya, gua ga peduli"

Eh malah pergi, gua cuma mau bilang anak baru itu adalah anak yang paling berpengaruh di sekolah ini, alias anaknya kepala sekolah. Itu doang sel!

--------------------------------------------

"Muka lu kenapa? Semerawut bener dari tadi. Lu ga di kasih uang saku?"

"Enggak, bukan gitu. Gua cuma lagi mikirin sesuatu aja"

"Mikirin kak faris?" Ucap dida penasaran

"Who knows? Cuma gua dan tuhan yang tau apa yang gua pikirin saat ini" ucapku mengejek

Aku pun mengalihkan pikiranku yang kacau dengan mencatat puluhan kata per kata pelajaran biologi yang merupakan pelajaran favourite-ku selama sekolah. Suasana kelas yang riuh pun kembali hening ketika sang guru memasuki kelas.

"Anak-anak, kita kedatangan murid baru. Baru beberapa bulan yang lalu ia tiba di indonesia. Ayo perkenalkan namamu"

"Hai, gua Dio gavin blade. Panggil aja dio, gua baru aja pulang dari Aussie. Se-tahun yang lalu gua pernah tinggal di indonesia, tapi karena ada hal yang perlu gua hindari, makanya gua pindah"

"Eh di, coba lu denger deh suara anak baru itu. Kesannya sombong banget" ucapku masih tetap fokus dengan kegiatan catat-mencatat

"...."

Ini anak kenapa sih? Dia kemasukan jin atau apaan sampai diem mematung gitu? Biasanya kalau ada anak baru dia yang paling heboh di kelas.

Dear DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang