35. Trust on You

262 38 2
                                    

Wonwoo menelepon Joshua untuk datang ke kosannya. Dia meminta Joshua membantunya mengerjakan tugasnya, karena dia percaya Joshua paling benar diantara Seungcheol dan Jeonghan.

Harusnya Wonwoo yang ke rumah Joshua karena dia pihak yang membutuhkan bantuan, tapi Wonwoo tidak mau dengan alasan tidak bisa konsentrasi karena diganggu oleh Roa nantinya.

"Lo masih aja gak bisa buat indikator Won?"

"Bisa gue woy! Cuma bingung sama behaviour-nya kadang gak bener gue buatnya."

"Pokoknya kalau behaviour-nya c2 berarti gak bisa ke c1, begitu seterusnya."

"Kata kerja c1-c6 kadang ada yang sama. Ini yang salah gue apa informasi internetnya sih."

"Ya lo pikir nalar aja itu cocok apa enggak sama tingkatannya. Udah semester 6 masih bingung aja lo buat indikator."

Iya sih buat indikator kelihatannya gampang, tapi percayalah buatnya juga sampai mikir keras kok. Makanya Wonwoo kadang suka bingung kalau ada tugas macam gini.

Setelah dikasih sedikit petuah sama Joshua, Wonwoo langsung nyoba biar nanti dikoreksi Joshua. Sedangkan Joshua sendiri tiduran di kasur Wonwoo sambil mainin hpnya.

"Eh Won, gue mau nanya."

"Hmm?" Wonwoo masih fokus sama indikatornya dan gak lihat ke arah Joshua.

"Lo suka adek gue?"

Anjir! Mungkin kalau Wonwoo sedang minum, dia langsung tertohok. Atas dasar apaan coba Joshua ngomong gini.

"Gak!"

"Kenapa lo ajak dia makan kemaren? Lo gak tau efeknya ke dia apaan?"

"Dia ngancem gue, gimana gak gue turutin? Mending adek lo jangan suruh berkeliaran di kosan cowo deh, gak baik bang."

"Kalo gue suruh nurut mah udah dari dulu gue beri petuah yang bermanfaat. Nah ini nurutnya ke elo bukan ke gue."

"Apaan dah lo! Mana ada gitu."

"Yee gak percaya lo! Lo kan yang kemaren nyuruh dia minta maaf ke gue? Kalo bukan disuruh elo, dia gak mau minta maaf ke gue."

Wonwoo berhenti sejenak dari acara mengetik tugasnya dan mikir sejenak perkataan Joshua. Perasaan kemarin dia tidak meng-iyakan permintaan Roa yang buat manggil aku-kamu deh.

"Shit!" Umpat Wonwoo tanpa sadar.

"Won, gue tau lo sebel sama adek gue. Tapi jangan seenaknya umpatin dia, selain lo yang dosa gue gak terima sebagai abangnya."

"Gue akuin adek lo pinter banget bang bikin orang gak bisa nolak apa yang dia minta," kata Wonwoo sambil tertawa hambar memikirkan nasibnya nanti kalau ketemu Roa.

Gak ada pikiran lagi sih buat Wonwo ketemu Roa. Tapi, dia punya feeling kalau cewe itu bakal gangguin dia lagi setelah menyelesaikan misi tanpa aba-abanya itu.

"Adek gue emang pinter Won, kalau dia gak pinter mana mungkin jadi mantan anggota intel? Dia bisa berpikir lebih dari yang lo pikirin tentang dia."

Joshua ngomong gitu karena dia gak tahu realita yang akan dihadapi Wonwoo nanti. Belum selesai dia stress-in tugas akhir semesternya, malah Roa keluar dengan masalahnya.

"Dia selalu buat gue ada di posisi yang sulit gue tolak, padahal hati gue udah ngomong enggak berkali-kali."

"Gue cuma percayain adek gue ke elo Won. Dia jinaknya cuma sama lo."

"Gue bukan pawangnya adek lo bang! Lagian lo kira dia hewan buas pakai dijinakin segala?"

"Tuh kan, lo ngamuk gue ngomong gitu doang? Lo suka kan sama Roa?"

"Gak anjir! Gue cuma ngingetin lo jan samain manusia sama hewan. Kalo gitu lo gak ada bedanya sama bang Woozi."

Seenaknya saja Joshua ngomong gitu ke Wonwoo. Dia juga punya kerjaan kali di kosan, seenaknya aja nitipin adeknya ke dia. Memang Wonwoo paling dekat sama Joshua, bahkan mereka sudah bercerita tentang rahasia pribadi satu sama lain. Tapi, dekatnya mereka gak bisa dimanfaatin buat dekatin Wonwoo dan adiknya Joshua itu. Ini gak adil bagi Wonwoo.

🍔🍔🍔

Mata gue kenapa tiba-tiba cedutan ya? - wz

WE [END]Where stories live. Discover now