Hari ini pengumuman Siyeon masuk universitas pilihannya yang milih jurusan sama kek Minghao. Jauh-jauh hari dulu dia kan minta sesuatu ke Minghao, tapi masih belum dikasih tahu mintanya apa.
Disini yang deg-degan bukan Siyeon dan keluarganya aja, Minghao yang statusnya pacarnya juga ikutan deg-degan. Mereka lagi berdua di lesehan. Keduanya sama-sama pegang hp buat lihat pengumumannya karena kalau satu hp saja kadang lama dan suka eror.
"Kamu pasti keterima kok, tenang aja," Minghao nyuruh orang tenang, sendirinya malah gusar.
"Iyalah aku harus keterima, biar abang kabulin permintaanku hehe."
"Minta apa emang kamu?"
"Bentar nunggu kebuka dulu. Kalau gak keterima kan aku malu jadinya."
"Keterima atau enggak keterima aku bakalan kasih kok. Aku menghargai kerja keras kamu," kata Minghao sambil senyum ke arah Siyeon.
"Gak, aku gak mau minta kalau gak keterima. Eh bang, kebuka tuh kebuka!"
Siyeon jadi heboh sendiri lihat hpnya Minghao yang sudah menampilkan nama Siyeon dengan keterangannya. Yang punya hp malah sibuk ngomong sama pacarnya.
"KAMU KETERIMA YANG!" Minghao teriak keras banget gak ingat kalau mereka lagi di tempat umum.
"Bang, kecilin suaranya!"
"Bodo amat. Tuh kan, apa aku bilang. Selamat sayang," tangan Minghao sudah mendarat di puncak kepala Siyeon sambil mengelus pelan.
"Hehe makasih bang."
Heran lihat Minghao yang ternyata bisa ngalus kek gini. Siyeon mikir sebentar, bisa gak Minghao kabulin permintaannya nanti. Soalnya ini gak biasa-biasa aja yang diminta Siyeon.
"Jadi kamu minta apa?"
Seketika Siyeon nutup matanya sambil ngomong permintaannya, "aku minta bang Minghao cium aku. Main-main juga gak apa-apa."
Dengar begitu Minghao shock. Dia gak kepikiran kalau mintanya Siyeon yang seperti ini. Kalau dia pikir-pikir lagi, selama pacaran gak aneh-aneh sih. Ya karena Minghao mikirnya Siyeon masih kecil, jadi gak pernah diapa-apain itu anak orang.
"Kamu masih kecil."
"Kata bang Minghao kan kalau udah kuliah gak apa-apa."
"Tapi kan belum resmi jadi anak kuliahan kamu."
"Tapi aku sudah keterima kan."
"Pokoknya gak boleh."
Siyeon langsung mewek, mau nangis. Biarin kalau dikata gak dewasa. Emang umurnya kan masih belum genap dua puluh.
"Kenapa coba minta itu tiba-tiba?"
"A-aku kan pen ngera-sain, hiks."
Mampus loh si Minghao. Siyeon udah sesenggukan.
"Kalau kamu nangis gini, aku harus gimana?" Minghao kumat bolotnya.
"Ya dikabulin bang. Abang kan udah janji, hiks."
Iya juga sih dulu dia sudah janji, tapi kalau gini nepatinnya gimana.
"Yaudah sini, jangan nangis. Nanti abang tepatin, gak boleh sekarang."
"Gak mau. Maunya sekarang."
Tanpa basa-basi Minghao cium kening Siyeon. Biar diam itu anak. Pusing kepalanya kalau gini terus.
"Udah kan? Jangan ngerengek lagi."
"Maunya gak disitu."
"Hah? Apanya?"
"Di sini," kata Siyeon sambil nunjuk bibirnya.
"Nanti, kalau kamu udah dua puluh tahun, oke?"
Siyeon geleng-geleng kepalanya. Sedangkan Minghao cari alasan lain buat bujuk Siyeon kalau sekarang masih belum waktunya dia minta itu.
"Kalau masih gak mau. Yaudah gak bakal aku kasih selamanya."
"Emangnya aku mau sama abang selamanya?"
"Jadi gak mau nih?"
"Lihat nanti."
Seenggaknya pikiran Siyeon yang minta cium teralihkan sebentar lah. Ini alamat Minghao bakal cari alasan terus tiap Siyeon minta gituan. Bukannya gak mau ngasih, cuma dia juga gak kepikiran mau cium Siyeon dibibirnya.
🍔🍔🍔
Finally udah terakhir hehe
Nanti aku lanjut di work baru. Pengen buat yang kek begini lagi
Mungkin ini ada update-an lagi pas ada ultahnya sebong atau pristin
YOU ARE READING
WE [END]
Fanfiction[SEVENTEEN x PRISTIN] Warning: 🐵 bahasa non baku 🐵 bahasa kasar 🐵 gak lucu #SEBONGSERIES 02 . . . Started 170408 #7