"INI seriusan apartemen lo?" tanya Yeri sedikit tak percaya begitu dirinya baru saja memasuki kamar apartemen Jungkook. Matanya mengerjap, lalu mengedar ke seluruh penjuru ruangan--yang mana ruangan itu benar-benar terlihat seperti kapal pecah. Benar-benar tipikal kamar seorang lelaki. Selalu berantakan.
Jungkook mendelik. "Iya, lah. Lo pikir ini apartemen tetangga gue?"
Yeri hanya mencibik. "Ih, Jungkook, marah-marah mulu sih," gerutunya, yang sama sekali tidak digubris oleh lelaki itu. "Aduh, tapi ini kenapa apartemen lo kayak kapal pecah gini, sih? Lo seriusan nyuruh gue tinggal di sini, hah? Ewh, berantakan gini. Males banget gue heu."
Jungkook lantas mendecak sinis. "Woy, lo tuh harusnya bersyukur kek. Udah bagus gue izinin lo tinggal di sini. Emangnya lo mau tinggal di jalanan, hah?"
"Ya enggak lah," balas Yeri, kemudian melongos pelan. "Terus gue tidur di mana? Di kasur, kan? Kasur empuk?"
Alis Jungkook lantas tertaut sebelah. "Ha? Tidur di kasur? Lo pikir kasur gue apaan bisa seenaknya ditidurin sama lo?" sungutnya, lagi-lagi tidak santai. "Lo tidur di sofa lah. Enak aja lo tidur di kasur gue. Ogah."
Gadis itu mengerucutkan bibirnya. "Iiih, Jungkook, ntar kalau badan gue pegel-pegel gimana? Nggak enak tahu tidur di sofa. Gue pengennya tidur di kasur."
"Lo yang jadi tamu kenapa lo yang ngatur-ngatur sih," Jungkook mengerang frustasi. "Lo tuh--ya ampun, baru beberapa jam kenal aja udah nyusahin gue, ya. Hah."
Yeri hanya menampakkan cengirannya. "Ya udah, gue tidur di sofa deh. Tapi--lo nggak keberatan kan kalau gue nginep di sini?"
Jungkook mengangguk cuek. "Hmm. Ya pokoknya, lo boleh nginep di sini sampe dapat penginapan yang pas."
"Loh? Kok gitu, sih?" protes Yeri. "Kan uang gue habis Jungkook, haabiiiiis! Di dompet gue tuh udah bener-bener kosong banget. Dan juga gue nggak boleh minta ke mama papa lagi. Jadi, gue nggak bakal nginep di hotel."
"M-maksud lo?!"
"Gue bakal nginep di sini selama seminggu sampe gue pulang ke Indonesia lagi," ujar Yeri santai.
Jungkook yang kala itu tengah meneguk air putih, langsung menyemburkannya. Kaget--ralat--sangat kaget. "S-seminggu?! Woi--lo gila apa?! Seminggu lo nginep di apartemen gue? Sumpah!?"
Yeri mengangguk, memasang ekspresi tanpa dosa.
Jungkook langsung menepuk jidatnya pelan. Benar-benar kacau sekarang. Kenapa juga sih dia harus bertemu makhluk semacam Yeri? Belum lagi permintaannya yang aneh-aneh itu membuat Jungkook semakin muak.
"Ya Jungkook, ya? Boleh kan gue nginep seminggu? Pliiis banget. Gue bener-bener nggak tahu lagi harus ke mana. Chaeyoung juga nyebelin banget dia nggak ngebolehin gue buat nginep di apartemen dia. Jadi harapan satu-satunya itu cuman lo. Pliiis Jungkook, ya ya ya?"
Percuma Jungkook menolak. Toh, Yeri juga tetap memaksanya, kan?
Jungkook melongos kasar. "Ya udah. Iya, boleh."
Yeri lantas memekik girang. Saking senangnya, dia bahkan sampai memeluk lelaki itu dengan erat. "HUAAAAA JUNGKOOK MAKASIIIIH! UGH, GUE TAU LO EMANG BAIIIK BANGET. HUHUHU, MAKASIH YA!"
Yang menjadi masalah--sekarang Jungkook tidak bisa bernafas.
"W-woy...lepasin dulu p-pelukannya."
Sadar, gadis itu langsung melepas pelukannya. Lagi-lagi Yeri hanya menampakkan cengiran tanpa dosa. "Maaf ya, habisnya gue terlalu seneng. Hehe. Lo nggak apa-apa?"
"Nyaris mati gara-gara nggak bisa nafas," sungut Jungkook kesal. Setelah sedikit tenang, ia menghembuskan nafas pelan. "Tapi inget, selama lo di sini, jangan pernah macem-macem, sentuh-sentuh, apalagi sampai ngerusakin barang-barang gue. Ngerti?"
"Iya siap, Bosku."
***
"Jungkook, pinjem baju dong."
Jungkook yang kala itu tengah asik-asiknya bermain laptop lantas menoleh, medapati 'makhluk' baru itu tengah berdiri--sambil memasang wajah kusam. "Baju? Emang lo nggak bawa baju apa?"
Yeri menggeleng, kemudian mendengus. "Kopernya gue tinggal gitu aja pas ada orang-orang ngejar di bandara. Dan sekarang gue nggak punya baju apapun deh. Ada sih beberapa baju pergi di tas. Tapi baju tidur ada di koper semua."
"Ya Allah," Jungkook mengacak rambutnya frustasi. "Lo--astaga. Kenapa sih, heran gue. Udah bawa duit pas-pasan, terus habis, sekarang koper lo malah lo tinggalin gitu aja di bandara? Sumpah, lo tuh niat liburan apa enggak, sih?"
"Iiih, ini kan tantangan. Bukan liburan," ralatnya cepat. Lalu gadis itu berjalan, mendekati Jungkook yang tengah terduduk di tepi kasur. "Dan kejadian tadi siang tuh beneran unexpected banget. Gue aja nggak tahu mereka siapa. Wajar dong gue lari. Abisnya gue takut."
Lelaki itu menghela nafas berat. "Ya udah. Ambil tuh baju di lemari. Tapi kalau kegedean, jangan salahin gue. Badan lo sama badan gue itu nggak sama. Oke? Nggak usah ngomel-ngomel terus. Capek gue dengernya."
Sebuah senyuman lebar langsung terpancar di wajah Yeri. Tanpa menunggu lama, ia segera mencari baju kaos yang pas milik Jungkook untuk dikenakannya. Kan tidak mungkin juga kalau ia harus terus-terusan memakai baju yang itu.
Setelah berganti baju, cuci muka, dan segala macam, Yeri keluar dari kamar mandi--sudah dengan menggunakan kaos milik Jungkook. Persetan dengan ukuran baju yang kebesaran. Yang terpenting, dia bisa tidur nyenyak malam ini.
"Lo lagi ngapain? Kayaknya dari tadi sibuk banget," celetuk Yeri.
"Ngerjain tugas," balas Jungkook singkat, tanpa mau mengalihkan pandangannya dari layar laptop.
Gadis itu hanya mengangguk-angguk pelan. "Ngomong-ngomong, makasih ya, tadi lo udah nolongin gue. Mungkin kalau nggak ada lo, gue udah diculik sama itu penjahat."
Jungkook melirik sebentar. "Hmm."
Setelah itu hening. Jungkook sibuk mengerjakan tugasnya dan Yeri yang sibuk menatap wajah lelaki itu yang serius. Tanpa sadar, dia terkekeh--membuat yang ditatap langsung menatapnya aneh.
"Kenapa lo? Nggak waras?"
Yeri mendecak. "Yee, enak aja," cibirnya pelan. "Ngakak aja liat muka lo yang serius gitu." Kemudian, gadis itu kembali terkikik. Entah dia suka saja melihat wajah Jungkook yang serius. Benar-benar menggemaskan.
Jungkook lantas menutup laptopnya, kemudian mendengus pelan. "Daripada lo kurang kerjaan, mending tidur. Ini udah malem."
"Tidur di kasur lo, ya?"
"Nggak."
"Ih, ayo dong?"
Jungkook menatapnya sinis. "Lo pikir gue mau tidur sama lo?"
Gadis itu mendesah. "Gue beneran tidur di sofa nih?"
"Iya, elah." Jungkook mendecak pelan. Setelah itu, ia memberikan satu bantal dan selimut kecil ke arah Yeri. "Nih. Silahkan tidur di sofa selama seminggu."
Yeri mendengus pelan. Dengan malas, dia meraih bantal dan selimut yang Jungkook berikan, kemudian melangkah gontai menuju sofa yang berada tak jauh dari ranjang. Ia terdiam beberapa saat sebelum akhirnya memilih untuk menjatuhkan tubuh mungilnya di atas sofa tersebut.
"Oy," panggil Jungkook.
Yang dipanggil menoleh sebentar. "Hmm?"
"Ngg...selamat tidur."
🌼🌼🌼
Author's noteHfft. Sebenernya aku bikin ini cuman iseng aja. Wkwkwk.
Jangan lupa vote comment, ayay!🤘
KAMU SEDANG MEMBACA
Singapore
FanfictionSemuanya bermula ketika Yeri menerima tantangan gila sang ayah. Ya. Bertahan di Singapura dengan uang 500.000 selama satu minggu--dengan syarat, harus kembali dengan uang sisa. Semuanya dia lakukan agar ayahnya itu membelikannya mobil. Tapi siapa sa...