Aku menatap Jungkook yang tengah mempersiapkan sesuatu di mejanya. Sebuah tas kecil, berwarna hitam, berbentuk kotak, entah isinya apa. Sejujurnya, aku juga penasaran. Lebih-lebih lagi penampilannya sekarang sudah rapi–persis seperti orang yang hendak berpergian. Hei, memangnya dia mau ke mana?
"Jungkook, mau pergi?" tanyaku, bangkit dari ranjang, menghampiri lelaki itu yang tengah sibuk mengotak-atik ponselnya. Dia menoleh, mengangguk sekilas. "Mau pergi ke mana? Boleh ikut nggak?"
"Jangan. Ntar lo nyusahin," balasnya, membuatku langsung memajukan bibir kesal. Enak saja dia mengataiku seperti itu! Hei, memang aku akui aku anak manja. Tapi ya dia tidak perlu mengataiku juga.
"Ih, masa gue ditinggal sendiri?" Aku memprotes. Yah, semoga saja setelah ini dia mengizinkanku untuk ikut. Kulihat ia menautkan alisnya sebelah, menatapku sinis. Astaga, tatapan yang menyebalkan.
Masih menatapku sinis, Jungkook menjawab, "ya emang kalau lo ditinggal sendiri kenapa?" Tuh, kan. Jawabannya selalu saja menyebalkan. Orangnya juga menyebalkan. Sangat malahan. "Lagian ngapain lo ikut? Mending lo bersihin aja nih kamar gue yang berantakan gara-gara lo."
Aku memberengut, menggeleng mentah-mentah. "Nggak mau. Mau ikut!" seruku mantap. Jungkook hanya berdesah. Tampaknya–ia mulai kesal lagi. Diam-diam aku tersenyum penuh kemenangan. "Lo pikir gue ini pembantu lo apa disuruh bersih-bersih kamar? Hih, enggak mau."
"Tamu nggak tahu malu," umpatnya pelan, namun untungnya masih bisa terdengar sampai ke telingaku. Astaga. Entah kenapa Jungkook menyebalkan sekali hari ini. "Ya udah sana buruan mandi. Nanti gue telat dateng ke pameran lukisannya."
Senyum sumringah lantas mengembang di wajahku. Akhirnya! Aku bisa bebas berjalan-jalan hari ini–meski aku tahu, aku tidak bisa membeli apa-apa nantinya karena uangku sudah habis. Untung masih ada ATM berjalan. Hehehe. ( re : Jungkook )
"Lo mau ke pameran lukisan? Serius?" tanyaku tak percaya. Tiba-tiba mataku membulat saat melihat Jungkook mengeluarkan kamera miliknya dari dalam tas kecil tersebut. Jadi Jungkook suka fotografi juga? Uh, cukup menarik. "Wow–lo suka fotografi juga, ya?"
"Udah lama," sahutnya, tanpa mau mengalihkan pandangan dari kameranya. "Udah buruan mandi elah. Malah banyak nanya lo kayak wartawan," sungutnya.
Aku lagi-lagi hanya bisa mendelik malas. Tanpa menunggu lama, segera aku meraih baju pergi yang aku kenakan, lalu melesat masuk ke dalam kamar mandi begitu saja. Baiklah. Semoga saja hari ini menyenangakan.
"Ini di mana, sih?" tanyaku bingung, begitu memasuki sebuah gedung besar, entah namanya apa. Aku cukup familiar dengan gedung ini, tapi aku tidak tahu namanya. "Dan juga kita mau ke mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Singapore
FanfictionSemuanya bermula ketika Yeri menerima tantangan gila sang ayah. Ya. Bertahan di Singapura dengan uang 500.000 selama satu minggu--dengan syarat, harus kembali dengan uang sisa. Semuanya dia lakukan agar ayahnya itu membelikannya mobil. Tapi siapa sa...