"EH, Jungkook! Bentar!" Mendadak Chaeyoung mencegat langkah pemuda itu yang tengah asik mengobrol dengan gadis di sebelahnya. Siapa lagi kalau bukan Yeri. "Eh, ada lo juga. Ngapain lo bareng Jungkook?"
Yeri mengernyit. "Mau ngajak Jungkook jalan. Emang nggak boleh?" ujarnya setengah sinis.
Chaeyoung mendelik. "Heh, Jungkook. Lo nggak inget sekarang kita ada tugas kelompok bareng, ya? Dan sekarang lo malah jalan berdua sama cewek yang nyebelin ini?"
Jungkook lantas menepuk jidat. "Ah, iya!" ringisnya pelan. "Maaf, gue baru inget. Lo juga nggak ngasih tahu gue semalem. Harusnya jangan mendadak gini, elah," keluhnya.
Chaeyoung hanya menampakkan cengirannya, seraya mengangkat dua jari membentuk huruf V. Lalu pandangan gadis berambut pendek itu beralih ke arah Yeri. Sebuah senyuman miring terukir di sudut bibirnya. "Nah, berhubung gue ada tugas kelompok sama Jungkook, jadi mohon maaf Yeri-ku sayang, lo mending pulang aja, ya? Lagian jalan-jalannya kan masih bisa besok."
Yeri sontak membulatkan mata. "Enak aja! Tapi kan Jungkook udah janji sama gue hari ini! Dia mau nemenin gue jalan-jalan tau!" sungutnya, memasang wajah sedikit kesal.
"Terus lo pikir nemenin lo jalan-jalan lebih penting daripada ngerjain tugas kelompok?" sinis Chaeyoung. Ia memutar bola mata malas, melipat kedua tangan di depan dada, memandang Yeri sebelah mata. "Elah, Jungkook nggak begitu. Anak sepinter dia lebih milih jalan-jalan bareng lo? Nggak mungkin banget."
"Lo berdua kenapa jadi debat, astaga." Jungkook mengusap wajahnya, bingung mendengar perdebatan kecil antara Yeri dan Chaeyoung. Ia memandang kedua gadis itu secara bergantian, berdeham sebentar. "Oke. Daripada lo berdua berantem nggak jelas gini, mending gue ngikut permintaan lo berdua aja."
"Hah?"
Pandangan Jungkook beralih ke arah Yeri. "Ehm, Yer, berhubung ini juga tugas, gue nggak bisa ninggalin ini. Lo tahu lah, gue nggak mau keteteran kalau soal tugas. Jadi...ya mau nggak mau gue harus ngerjain ini bareng Chaeyoung," jelasnya, membuat Yeri seketika terdiam. Ia tersenyum miring, lantas berbisik. "Selesai gue ngerjain tugas, gue bakal nemenin lo jalan-jalan. Ke manapun."
Mendadak wajah Yeri girang, tak bisa menahan senyum. "Serius?"
Jungkook memundurkan wajahnya, mengangguk pelan, masih dengan senyuman tipisnya. "Ya."
Sementara itu, Chaeyoung hanya mengernyit bingung melihat dua makhluk yang tengah berbisik di hadapannya, tanpa tahu arah pembicaraan keduanya. Gadis itu mendengus, lantas menarik lengan Yeri, menjauh sedikit dari hadapan Jungkook. Ia berbisik pelan. "Lo ngomong apaan barusan sama Jungkook, heh?"
"Ih, dasar kepo," cibir Yeri.
"Yee, awas ya lo!" Chaeyoung menatap tajam. "Inget, Jungkook boleh nemenin lo jalan-jalan selama lo masih di sini. Tapi lo nggak boleh macem-macem sama gebetan gue. Paham? Awas lo kalo berani macem-macem. Gue hajar lo!" ancamnya.
Kemudian Chaeyoung dan Jungkook melesat begitu saja meninggalkan dirinya yang masih terpatung di tempat. Mendadak ekspresi wajahnya berubah, entah kenapa. Gadis itu melongos, melangkah gontai menyusuri taman, sendirian.
Bahkan di saat satu hari menjelang kepulangannya, ada saja hal yang membuatnya semakin sedih. Barangkali Yeri tidak ditakdirkan untuk berlama-lama di tempat ini? Ya, mungkin saja begitu.
Tiba-tiba saja ponsel Yeri bergetar.
You got a message!
Jungkook : Tungguin aja. Gue nggak bakal lama-lama kok
Yeri : Iya. Semangat ngerjain tugasnya.
Jungkook : Oke.
Jungkook : *sent a sticker*
KAMU SEDANG MEMBACA
Singapore
FanfictionSemuanya bermula ketika Yeri menerima tantangan gila sang ayah. Ya. Bertahan di Singapura dengan uang 500.000 selama satu minggu--dengan syarat, harus kembali dengan uang sisa. Semuanya dia lakukan agar ayahnya itu membelikannya mobil. Tapi siapa sa...