Seven

2.7K 491 97
                                    

PAGI itu, Yeri sibuk bergulat dengan beberapa peralatan di dapur kecil milik Jungkook. Entah karena alasan apa, tiba-tiba saja Yeri berniat untuk membuat sarapan pagi untuk lelaki itu. Memang, ilmu masak yang ia miliki terbilang cukup payah. Tapi ia yakin, resep semalam yang ia lihat di internet itu pasti akan berhasil. Dan tentu saja, Yeri berharap Jungkook akan menyukai makanan buatannya.

"Jungkook! Jungkook!" Yeri menyeru pelan. Ia menoleh sebentar ke arah ranjang. Tak terdapat keberadaan makhluk di sana. Lantas, ke mana Jungkook? Bukankah terakhir Yeri melihat Jungkook masih sibuk berada di alam mimpinya alias tidur?

"Gue lagi mandi, elah." Suara itu membalas samar-samar.

Yeri tersenyum geli. "Buruan mandinya! Gue udah buatin makanan, nih!" balasnya, setengah teriak ke arah kamar mandi.

Setelah itu, ia kembali sibuk melanjutkan aktivitasnya membuat sarapan pagi. Kali ini Yeri memilih untuk membuat pancake. Beberapa kali ia sempat mengaduh pelan tatkala melihat lapisan luar pancake yang sedikit gosong. Ia meringis, mengusap wajahnya sesekali. Bagaimana Jungkook akan memakannya kalau sudah gagal begini? Yang ada, pasti ia justru dihujat karena tak pandai memasak.

"Jungkook! Ini udah ja--AAAAAAAAAAH! MAMAAAAA!" Yeri lantas memekik, tepat saat Jungkook baru saja keluar dari kamar mandi, tanpa mengenakan baju. Gadis itu segera menutup kedua matanya dengan telapak tangan, enggan menatap Jungkook yang bingung. "A-aduh, Jungkook! L-lo ngapain, sih?!"

Jungkook mengerutkan dahi, tidak paham. "Ngapain apanya?"

Yeri meringis, masih menutup mata menggunakan kedua telapak tangannya. "Kenapa nggak pake baju?! Ih mata gue jadi ternodai, kan!" sungutnya, seraya berbalik badan, berusaha mengamankan pandangannya dari badan Jungkook yang masih tak terbalut pakaian.

"Halah, gini-gini juga lo suka lihatnya, kan?" ujar Jungkook, berusaha menggoda Yeri. Wajah gadis itu sudah memerah entah sejak kapan. Jungkook berjalan mendekat, berhenti tepat di belakang tubuh Yeri. "Balik badan, buka matanya."

Yeri menggeleng kuat, memejamkan matanya semakin erat. "Nggak mau! Pasti lo mau ngerjain gue lagi, kan?! Buruan deh pake kaosnya! Jangan banyak ngomong!"

Jungkook mendengus kasar, seraya memutar badan Yeri dengan gesit. "Buka. Cepetan."

Yeri menggigit bibir ragu. "Mata gue masih suci! Gue nggak mau lihat lagi!" rengeknya.

Lelaki itu hanya bisa mendelik malas. "Udah buruan buka," pintanya, membuat Yeri harus terpaksa membuka mata. Ia mengerjap pelan, mendapati Jungkook yang sudah mengenakan kaos hitam berlengan pendek. "Kenapa? Lo takut bakal ngelihat surga dunia lagi, hm?"

"Ih, pede!" Yeri menyeru sebal, membuang muka. Wajahnya masih memerah. "Surga dunia apanya? Badan lo tuh nggak sixpack tau! Biasa aja! Nggak ada spesial-spesialnya!"

"Oh, ya?" Jungkook menyeringai kecil, semakin merapatkan jaraknya dengan Yeri. Gadis itu perlahan berjalan mundur, hingga akhirnya terhenti karena menabrak sesuatu di belakangnya. "Berarti.... lo udah lihat dong barusan? Wah, wah--"

"S-siapa juga yang lihat!" Yeri berusaha mengelak, walaupun fakta sebenarnya memang ia tak sengaja melihatnya. Ia mendengus, menatap Jungkook kesal. Sementara lelaki itu hanya tertawa puas. "Ketawa aja sampe puas. Nih, gue sumpel pake pancake biar makin kenyang!"

Jungkook membulatkan mata, tatkala Yeri benar-benar menyumpal mulutnya dengan beberapa potongan pancake. "Ho--ngahaain sighh?!" ( Lo ngapain sih? ) tanya Jungkook, yang sama sekali tak digubris oleh Yeri. Gadis itu hanya melongos sebal, kemudian pergi begitu saja meninggalkan dirinya yang masih diam di tempat. "Woi, lo nggak sarapan juga? Masa gue doang yang makan?"

Singapore Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang