BAB 5

26 5 0
                                    

"Sekuat apapun aku, aku tetap akan rapuh saat sedang sendiri"


STELLA masih bersikeras tidak ingin membersihkan diri atau sekedar mengganti pakaiannya yang basah. Ia hanya terduduk dilantai merapat ke dinding sambil menangis dan memeluk lututnya.

"Stel, kalo lo gak mandi juga ntar gue yang mandiin gimana?"

"Kamu jangan macam-macam ya!" cetus Stella.

"Ya makanya. Buru mandi habis itu ganti baju. Kata nyokap gue, abis hujan-hujanan itu harus langsung mandi. Kalo gak lo sakit nanti." ucap Nathan melembut. "Nanti gue bikinin teh" lanjutnya.

"Mending aku sakit karena hujan dari pada sakit karena dia." bisik Stella sangat pelan.

"Hah? Lo ngomong apaan sih? Kecil banget suara lo ampe telinga gue gak denger."

"Kalo telinga kamu gak denger, gak mungkin kamu nanya aku ngomong apa barusan." ucap Stella sinis.

"Ralat, lo bukan ngomong tadi tapi baca mantra tuh barusan." kata Nathan lalu dihadiahi tatapan tajam dari Stella.

Sekarang Nathan berada di apartement Stella. Saat Nathan menghampiri Stella tadi dan menanyakan rumahnya, Stella langsung masuk ke apartementnya yang diikuti Nathan dari belakang. Tidak mungkin Nathan meninggalkan seorang perempuan yang terlihat depresi ini sendirian. Terlebih lagi perempuan itu Stella.

×××

45 menit kemudian, Stella keluar dari kamarnya dengan keadaan yang terlihat lebih baik dari yang tadi. Saat ini Stella tengah memakai sweater biru muda dan celana panjang.

"Nah akhirnya lo keluar juga. Mayan lama ya lo mandi." racau Nathan sambil mengaduk kopinya.

"Ngapain kamu masih disini?" tanya Stella dingin.

"Ini, gue abis bikinin lo teh, kan udah gue bilang tadi gue mau bikinin lo teh. Ini tadi gue taruh air panas semua, tapi gak tau deh sekarang. Mungkin udah dingin karena kelamaan lo nya." jelas Nathan.

"Aku gak nyuruh kamu buatin aku teh." ucap stella dingin bahkan lebih dingin dari yang tadi. "Sekarang juga kamu keluar" usir Stella.

"Uhuk.. uhukk" Nathan yang sedang meneguk minumannya lantas tersedak.

Stella yang melihatnya langsung berlari menuju Nathan yang duduk di sofa.

"Makanya kalo minum pelan-pelan dong" kata Stella perhatian sambil menepuk-nepuk pelan tengkuk kepala Nathan.

Sambil batuk-batuk Nathan melirik ke arah stella yang terlihat cemas saat Nathan tersedak kopinya sendiri. Nathan dengan ide-ide jahilnya mulai mengerjai Stella.

"Uhukk.. uhukk.. aduh.. uhuk.." Nathan batuk seperti kakek-kakek yang tinggal menghitung hari.

"Eh-eh kok parah sih?!" cemas stella.

"Gu-gue emang dari kecil gini, kalo kesedak bisa sampe asma" ucap Nathan disela-sela batuk pura-pura nya.

"Aduh.. yaudah kamu rebahan aja dulu. Aku ambilin air putih dulu ya." ucap Stella setengah panik lalu berlari ke dapur mengambil segelas air putih. Sementara Nathan hanya menurut pada Stella sambil terkekeh.

Tak lama kemudian, Stella balik ke sofa dengan segelas air putih ditangannya.
"Nih minum dulu abis itu rebahan lagi"

"Makasih ya" kata Nathan lembut lalu mengambil gelas tsb dan meneguk airnya sampai habis lalu menaruhnya dimeja yang berada didekatnya.

"Lo tadi kenapa sampe terduduk dibawah hujan tadi?" tanya Nathan penasaran.

Stella enggan menjawab pertanyaan yang pribadi pada orang yang baru ia kenal. Walaupun tampang muka Nathan adalah orang baik-baik, tapi tidak semudah itu Stella percaya pada orang.

"Masalah pribadi." ucap Stella singkat, cepat dan tegas. "Kamu kan udah gak kenapa-napa, pulang gih sekarang." lanjut Stella dengan nada yang kembali mendingin.

'yaelah salah langkah, harusnya gue gak nanyain masalah tadi' batin Nathan.

"Yaudah, gue pulang dulu" kata Nathan sambil  beranjak dari sofa lalu berjalan menuju pintu keluar.

Stella hanya diam menatap kepergian nathan yang sudah melewati batas pintu apartementnya. Saat pintu tertutup, Stella menghela nafas. Tiba-tiba pintu apartement Stella terbuka lagi dan menampakkan Nathan diambang pintu yang membuat stella kaget.

"Jangan hujan-hujanan kayak tadi lagi, ntar lo sakit." ucap Nathan lembut yang diakhiri senyuman manisnya.

Hangat menyelimuti hati Stella saat Nathan mengucapkan kata-kata sederhana tadi.

×××

Author note:

For you readers,
jangan lupa vote,comments atau apapun yang bisa ditinggal di Bab ini untuk kenang-kenangan.
Thank you for reads❣

Book's bring loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang