BAB 12

14 3 0
                                    

"Jangan pernah menangis. Karena kamu adalah alasan seseorang untuk selalu tersenyum."

"Ella?"

Mata stella pun terbuka lebar dengan pandangan terkejut. Kemudian, ia melepas pelukan dari nathan dan melihat ke seseorang yang berada di belakang badan nathan. Stella melihat dengan ragu, takut perkiraannya benar.

Dan benar saja, perkiraan nya tidak salah. Lelaki yang memanggil stella tadi adalah kakaknya, Juan Arstello Rinjani. Seorang CEO disalah satu perusahaan dibandung. Dan saat ini, ia membuka cabang di Balikpapan.

"Ello!?" ucap stella dengan nada tidak percaya.

Lalu dengan cepat ia berlari, menubruk badan nathan dengan keras dan menuju ke arah Juan kemudian memeluk kakak kesayangannya itu dengan erat.

"Kamu ngapain kesini? Kok gak bilang ke aku dulu sih?" tanya stella dalam pelukannya.

"Kamu lupa? Aku punya tanggung jawab yang besar disini, la" jawab juan sambil mengelus kepala adiknya itu.

Sementara nathan mulai kebingungan dengan situasi disini. Tiba-tiba dibenak nathan, terpikir bahwa lelaki itu adalah mantan stella yang telah menyakiti stella.

Oh ini orangnya, abis lu sama gua!

"Woi! Ello marshmellow yang sok ganteng!" kata nathan keras sambil menunjuk kearah Juan dan berjalan menuju juan dan stella yang sedang berpelukan.

Sesampainya didepan juan dan stella, mereka berdua terlihat bingung. Sementara nathan dengan emosinya yang membara mulai menarik stella menjauh dari juan dan berhadapan langsung dengan juan. Juan tidak mengerti apa yang sedang terjadi, terlebih lagi juan tidak tahu-menahu tentang siapa sosok lelaki yang berani menantangnya seperti ini.

"Jangan sentuh dia dan jangan pernah lu deketin stella lagi! Lo teramat gak pantas berada didekat dia!" kata nathan dengan emosi yang meluap-luap.

"Anda siapa, hah!? Ada hak apa anda melarang saya dekatin stella!?" balas tanya juan tidak kalah emosinya.

"Lo gak perlu tau hubungan gue sama stella! Yang pasti, dia lebih bahagia sama gue dari pada sama lo!"

"Lo ngaca diri dong, marshmellow brengsek yang gantengnya gak seganteng gue, gak akan bisa nyakitin stella lagi! Ngerti!?" lanjut nathan.

"Maksud anda apa sih!!? Berani-beraninya main ngubah nama orang sembarangan. Anda gak tau, saya siapa!?" tanya juan yang sudah gerah dengan sikap nathan dengan tatapan mengintimidasi.

"Udah, udah dong ello--nateng. Jangan berantem ah!" sela stella sambil meleraikan mereka berdua yang kian lama semakin membuat atmosfer di ruangan ini mencekam.

"Gak stel! Ini cowo sok kegantengan harus dikasih pelajaran! Ini kan mantan kamu yang brengsek, yang baru aja bikin kamu hampir bunuh diri!?" tanya nathan dengan nada suara yang tinggi.

"K-kamu hampir bunuh diri, sayang?!" tanya juan khawatir lalu menatap stella sendu dan memegang pipi stella dengan tangan kirinya yang membuat nathan marah bukan main lalu menepis tangan itu dari pipi stella dengan kasar.

"Sayang--sayang, samyang! Lu sekali lagi manggil stella 'sayang' kepala lu bisa gue kirim ke Afrika, badan lu ke Israel, kaki lu ke Manhattan, otong lu ke Puerto Rico. Mau lu!!?" kata nathan dengan emosi yang sudah terlewat batas.

"Nathan stop it! He's my brother, Juan!" kata stella tegas.

"I'm her brother, you dumb stupid idiot!" tambah juan tidak kalah tegas.

Nathan pun yang mendengarnya langsung mundur dua langkah dan menatap stella dan juan tidak percaya dengan mulut yang menganga lebar.

"No way! Gak mungkin!" kata nathan.

"Mungkin lah! Perkenalkan, aku Juan Arstello Rinjani, kakak kandung dari stella Octavia Rinjani!" kata juan lantang dengan tatapan sinis sambil menyodorkan tangannya kearah nathan. Nathan pun menyambut tangan juan dengan gugup dan melepasnya dengan cepat juga.

Nathan pun meneguk saliva nya masih dengan keadaan tidak percaya bahwa ia akan bertatap muka langsung dengan seorang CEO muda yang sangat terkenal di Bandung. Terlebih lagi nathan mengejek, memaki bahkan mengancam seorang Rinjani.

"Engh.. S-saya stella. e-eh saya Rinjani. Ehh maksud saya nama saya Nathan, pacar stella. Eh maksudnya teman." ucap nathan salah-salah karena terlalu gugup. Sementara stella hanya mengulum senyumnya melihat tingkah nathan yang bodoh itu.

Juan pun ingin menertawainya tapi Juan sangat menjaga image nya didepan orang yang baru ia kenal. Ia adalah seorang CEO muda yang dikenal sangat angkuh dan sombong pada banyak orang. Ya, mereka hanya menilai dari luar. Mereka belum mengenal betul sifat dan sikap juan yang hangat dan menyenangkan.

Juan sendiri memiliki dua tatapan berbeda, yang satu tatapan sinis yang ia berikan pada orang-orang baru dan orang yang dibencinya dan yang satu lagi adalah tatapan hangat yang hanya ia berikan pada orang-orang yang ia sayangi dan dianggap penting dalam hidupnya.

Lalu pandangan juan beralih ke adik kecilnya yang rapuh itu.

"Kamu harus ceritain kenapa kamu melakukan hal bodoh itu, la." kata nathan dengan nada bicara setenang dan selembut mungkin sambil menangkup kedua pipi stella.

"Is it about him?" tanya juan menyelidiki yang dibalas anggukan pasrah dari stella.

"Ah i know it!" pekik juan lalu menghempas keraa badannya ke sembarang arah lalu duduk disofa dan memegangi kepalanya layaknya orang depresi. Lalu pandangannya kembali menghadap stella.

"Kamu tau kan de, kakak bisa nyewa orang buat bunuh si keparat itu!? Kakak tinggal minta persetujuan dari kamu aja de!" kata juan penuh dengan kebencian.

"Enggak kak! Kita gak bisa ngelakuin itu, gak bisa!" ucap stella kemudian kembali menangis dengan tangan dikepal. Lalu juan berdiri berjalan ke arah stella.

"Siapa yang gak bisa!? Kakak atau kamu!?" tanya juan sarkas.

"A-aku yang gak bisa kak! AKU!!" ucap stella sambil berteriak kemudian masuk kedalam kamarnya dengan cepat lalu menguncinya.

Bukan pertengkaran itu yang membuat hati nathan sakit, tapi pernyataan dari stella yang menyatakan bahwa ia tidak bisa melepaskan mantan kekasihnya itu.

Nathan pun lalu terduduk disofa sambil menatap kosong ke arah meja, sementara juan berusaha menyuruh stella keluar dengan cara mengetuk-ngetuk pintu kamar stella dan meminta maaf atas apa yang dia katakan.

Lalu tiba-tiba juan duduk di samping nathan dan memasang muka sendunya dan berkata.

"Kamu cinta dia"

"M-maksud nya kak? eh pak?" tanya nathan bingung.

"Ello. Hanya ello. Jangan 'kak' ataupun 'pak'" kata juan dengan nada dingin.

"Aku liat tatapan mata kamu, waktu stella bilang dia gak bisa nyetujuin permintaan ku. Sirat mata kamu bilang kalo kamu kecewa dan sakit hati" kata juan.

Sekarang, siapa yang dukun coba!?

"Engh--anu el, eng-enggak kok, anu.." ucap nathan masih salah-salah karena terlalu gugup. Bukan gugup karena bersampingan dengan seorang Juan Rinjani, melainkan kakaknya stella ini tahu apa yang nathan rasakan dan begitu mudah menebak perasaan nathan.

"Jangan berani kamu nyembunyiin perasaan itu dari saya. Saya cuma mau bilang, berdekatan dengan adik saya, sama aja kamu masuk ke kandang singa. Kalau kamu gak mau singa itu melahap habis jiwa kamu, jangan berani-berani membuat singa marah. Atau intinya, jangan sekali pun kamu nyakitin hati stella." jelas juan sarkas. Lalu ia berdiri dan melangkahkan kakinya pergi dari tempat itu. Tapi belum jauh ia melangkah, ia menambahkan beberapa kata untuk nathan.

"Kenapa saya ijinin kamu dekatin stella? Karena cara dia meluk kamu, sama persis seperti dia meluk saya. Dan dia gak pernah meluk mantan brengseknya seperti itu. Saya percaya, kamu bisa buat dia bahagia."

Author note:

For you readers,
jangan lupa vote,comments atau apapun yang bisa ditinggal di Bab ini untuk kenang-kenangan.
Thank you for reads

Book's bring loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang