BAB 3

25 6 5
                                    

"Tawamu, senyum mu, cara bicaramu. Itu yang membuat aku cinta"


SUASANA perpustakaan yang tenang, tentram, sejuk karena AC, dan jauh dari kebisingan merupakan salah satu tempat favorit stella. Dari umur 9 tahun stella mulai menyukai hal-hal yang berbau cerita, entah itu dongeng, cerpen, komik sampai dia mengenal novel. Karena novel, stella dapat menjauhi pergaulan bebas dengan cara menyibukkan dirinya membaca novel dan lebih memaknai hidupnya. Novel sudah menjadi candu bagi stella, sampai-sampai dia berfikir bahwa novel adalah narkoba jenis baru yang dapat membuatnya kecanduan.

Di perpustakaan ini tidak terlalu banyak orang. Hanya segelintir orang saja disini. Stella memilih tempat membaca dibagian pojok paling belakang perpustakaan.

Karena menurut stella, dipojokkan pasti lebih tenang dan jarang diganggu orang. Dan terlebih lagi fakta yang dia ketahui, orang yang duduk dipojok perpustakaan adalah kutu buku atau nerdy. Sudah pasti tidak akan ada yang mendekatinya.

Di toko buku tadi, stella membeli 3 buah novel yaitu Daun yang jatuh tak pernah membenci angin, Perahu kertas, dan Sunshine becomes you.

Saat stella sedang serius membaca salah satu novelnya, datang si cowok tengil yang sedari tadi mengganggunya. Nathan duduk tepat didepan stella sambil tersenyum lebar memperlihatkan sederetan gigi putihnya dan menaik-naikan alisnya.

"Kamu? ngapain sih kamu disini? Kamu ngikutin aku ya!?" tanya stella tidak sabaran.

"Sstt.. pelan dikit kali ah ngomongnya. Gue gak ngikutin lo kok. Gue disini mau belajar tau!" kata nathan sambil berbisik.

"Ih yaudah belajar aja sana di tempat lain. Ngapain sih pake disini segala!"

"Ini kan tempat umum. Yakali lo aja yang boleh belajar disini, gue juga boleh kali." kata Nathan sambil mengambil buku Komunikasi Bisnis nya lalu pura-pura belajar.

"Terserah kamu! Asalkan kamu ga ribut aja dan berhenti ngajak aku debat" tuntas Stella lalu kembali membaca novelnya.

...
...
...

Nathan memperhatikan setiap inci dari wajah Stella. Terpesona mungkin kata yang tepat untuk Nathan sekarang.
"Nama lo siapa?" tanya Nathan dibalik buku kombisnya. Stella menatap nathan lalu memutar bola matanya malas. "Stella" jawab Stella dingin.

"Ohh, gue nathan." kata Nathan memperkenalkan dirinya sambil menyodorkan tangannya untuk bersalaman. Stella hanya bergeming sembari melihat tangan Nathan sebentar lalu kembali membaca novelnya tanpa menjabat tangan Nathan.

"Waw, jutek amat mba. Yakin nih gak mau salaman sama kembarannya Aliando? Yaudah deh." ucap Nathan lalu menarik tangannya kembali.

Nathan melihat Stella yang sedang serius membaca lalu melihat ke novel yang bertumpukan disebelah stella.

"Lo suka banget ya baca novel?"

"Selain kuliah, kerja sampinganmu jadi Dora ya? Nanya mulu dari tadi. Ngeselin banget, sudah kubilang jangan ribut juga!" akhirnya Stella membuka mulut untuk berbicara.

"Emang keliatan ya tampang gue kayak dora? Lo salah liat nih, ganteng begini kayak Aliando masa dibilang dora sih."

Merasa terganggu, Stella memutuskan untuk berkemas dan balik ke apartementnya.

"Lah-lah mau kemana stel?" tanya Nathan bingung.

"It's not your bussiness." hanya kata-kata itu yang keluar dari bibir Stella sebelum dia benar-benar meninggalkan perpustakaan itu.

"Maybe it will be my bussiness someday jupen---jutek pendek" ucap Nathan sambil menyeringai.

×××

Author note:
For you readers,
jangan lupa vote,comments atau apapun yang bisa ditinggal di Bab ini untuk kenang-kenangan.
Thank you for reads❣

Book's bring loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang