BAB 4

19 4 2
                                    

"Kalau mencintaimu adalah salah, maka biarkan aku salah selamanya"


HARI kedua di kota Bandung. Pagi ini Stella tidak bisa kemana-mana dikarenakan hujan yang mengguyur kota Bandung. Stella tinggal di apartement milik kakaknya, Juan Arstello Rinjani. Juan juga yang menyarankan Stella untuk ke Bandung agar dapat melupakan seluruh masalah dan sakit hatinya di Balikpapan.

Sekarang Stella berada di atas kasur sambil membaca novel Autumn In Paris yang sudah dia baca berulang kali. Dan anehnya dia tidak bosan. Dan novel itu selalu saja berhasil membuatnya menangis. Seperti saat ini, Stella sampai pada bagian akhir dari cerita tersebut dan menangis sejadi-jadinya. Terlebih lagi suasana kesendirian dan cuaca sekarang sangat mendukung untuk ditangisi.

Lama kelamaan Stella bukan menangisi ending dari cerita novel tersebut. Melainkan mengingat kepedihan kisah cintanya. Dia mengingat setiap detail kenangan indah dan buruk bersama Verdyo disana.

"S-stop it stel, kamu g-gak boleh nangis lagi! Verdyo sa-sama sekali gak cin-ta kamu" ucap Stella disela-sela tangisannya. Lalu Stella berdiri untuk mengambil tissue dan menyeka air matanya.

kamu salah ninggalin aku dengan cara seperti itu dyo, kamu salah!

Stella berlari seperti orang kesetanan keluar dari apartementnya dan membiarkan seluruh tubuhnya dibasahi oleh rintikan air hujan. Tidak banyak orang diluar apartement, dan yang berteduh pun sedikit. Jadi tidak ada salahnya Stella meluapkan isi hatinya dengan cara seperti ini agar dia bisa bernafas lega.

"PUAS KAMU DYO? PUAS!? INI KAN YANG KAMU MAU!? LIAT AKU HANCUR!! KAMU SAMA DIA ITU SAMA-SAMA BRENGSEK!! AKU BENCI KAMU DYO--AKU SANGAT BENCI!!"

Stella berteriak sambil diiringi tangisan yang tertutup air hujan, sampai dia terduduk lemas di pinggir jalan depan apartement sambil mengacak rambutnya.

×××

Mata kuliah tadi cukup membuat Nathan mengantuk di pagi hari. Untung sekarang sudah selesai dan sehabis ini tidak ada lagi mata kuliah yang harus diikutinya jadi Nathan bisa nongkrong dengan teman-temannya yang sedikit gesrek di cafe langganan mereka.

Tapi suasana nongkrong kali ini berbeda. Nathan yang biasanya paling jahil, paling usil, paling ribut dan terumek berubah jadi pendiam, tenang dan suka senyum-senyum sendiri menghadap ke jendela. Teman-teman Nathan tidak terbiasa dengan sikap Nathan yang asing ini.

"Woy curut, lo lagi mikirin lawakan baru atau utang nih?" terka Rendra [teman Nathan paling konyol]

"Tau nih, tumben banget lo diam 999 bahasa Nat." kata Reno [teman Nathan paling goblok]

"Lu bedua ngapa kepo banget sih sama hidup orang? Mau gue punya utang kek kagak juga gak bakal bilang-bilang ke lo pada. Itu lagi, kenapa jadi 999 bahasa coba? biasa juga 1000 bahasa nyet." jawab Nathan.

"Gak boleh gitu bro, kalo lo punya utang lo harus bilang ke kita. Apa lagi kalo utang lo banyak, supaya kita bedua bisa ngetawain jumlah utangan lo! Hahaha..." kata Rendra yang diikuti gelak tawanya.

"Hahaha.. lo kalo ngomong suka bener ya ndra. 1000 bahasa udah gak jaman Nate. 999 bahasa lebih anti-mainstream!" jelas Reno.

"Anti-mainstream pala lu gendut! Udah ah, gue ada urusan bentar. Bye duo idiot!" ucap Nathan lalu bangkit dari tempat duduknya melangkah menuju pintu keluar cafe tsb.

"Ngaca satt!" teriak Rendra dan Reno bersamaan.

"Woy Nate! Diluar hujan deras tuh! Awas ntar lo jadi mermaid." teriak Reno.

Diluar cafe, Nathan masih bisa mendengar mereka lalu Nathan hanya tertawa dan mengacungkan jempolnya, yang menandakan "tidak apa-apa". Jadilah sekarang Nathan basah kuyup menikmati tetesan air hujan ditubuhnya.

×××

Kini Nathan berada di atas motornya dan berjalan ditengah hujan menelusuri kota Bandung dengan pikiran yang tertuju pada seorang gadis yang baru ditemuinya kemarin, Stella. Mengingat kejutekan yang dimiliki oleh gadis bertumbuh pendek tersebut dapat membuat Nathan tersenyum disetiap kalinya.

Saat Nathan menelusuri jalanan yang sepi antara supermarket dengan sebuah apartement, Nathan melihat ada perempuan yang sedang duduk dipinggir jalan depan apartement. Hati Nathan tergerak untuk membantunya, jadi Nathan berhenti didepan supermarket seberang apartement tsb dan memarkirkan motornya lalu berlari menuju perempuan itu untuk membantunya.

Nathan membantunya untuk berdiri.
"Neng kenapa? Ini hujannya deras banget loh. Rumahnya si neng dimana? Sini biar saya antar"

Perempuan itu pun menoleh ke arah nathan, dan betapa terkejutnya nathan saat melihat perempuan yang ditolongnya adalah Stella.

×××

Author note:

For you readers,
jangan lupa vote,comments atau apapun yang bisa ditinggal di Bab ini untuk kenang-kenangan.
Thank you for reads❣

Book's bring loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang