Miss Me?

1.8K 175 6
                                    

Dara sedari tadi hanya berguling-guling di atas tempat tidur kecilnya itu. Masih jelas terasa di pipinya jemari hangat milik Jiyong.

"Arrghhh!" teriak Dara tertahan dibantalnya. "Oh, ayolah! Aku sudah bukan anak remaja lagi. Kenapa aku harus bertingkah seperti ini?"

Dara berdiri menuju meja rias kecilnya, "apa wajahku semerah ini sejak tadi?" ujarnya sambil menyembunyikan wajahnya dengan rambut.

Tring..

"Kau sudah tidur?"- Kwon Jiyong

"Bagaimana aku bisa tidur kalau kau selalu menggangguku!" seru Dara pada handphonenya.

"Belum"-Mine

Jiyong tersenyum menatap balasan pesan dari Dara. Baru kali ini wanita itu membalas pesannya dengan cepat.

"Ji, bukan kah berbahaya jika kau tertangkap seperti itu?" tegur Youngbae.

"Seperti apa?"

"Kau tidak berfikir itu berbahaya? Memberi nama kontakmu seperti itu?"

"Kenapa? Apa aku harus mengubahnya? Apa begitu aneh?"

"Bagaimana kalau handphonemu hilang seperti tahun lalu? Wanita itu bisa berada didalam masalah besar"

"Benar juga. Lalu aku harus mengubahnya menjadi apa? Aku tidak bisa menyimpan namanya juga"

"Apa kalian belum sedekat itu? Kalian tidak mempunyai panggilan?"

Jiyong menggeleng.

Youngbae terkekeh, "bagaimana bisa kau menamainya 'Mine' sementara kalian bahkan tidak sedekat itu"

"Itu hak ku mau menamainya siapa. Dia itu milikku, tidak ada orang yang boleh mendekatinya"

"Kau menyebalkan, Ji! Hahaha"

"Apa?" Jiyong memasang wajah innocentnya.

"Menggelikan"

***
Langit malam itu terlihat lebih pekat dari biasanya. Salju semakin sering menyapa.

"Dingin" gumam Dara yang sedari tadi menonton televisi.

Tring..

Dara menangkap handphonenya dengan cepat. Berpikir kalau itu adalah pesan dari Jiyong.

"Dara, aku ada dibawah. Apa kau mau menemuiku?"- Donghae.

Dara mengintip dari jendela flatnya, terlihat seorang lelaki dengan coat dan syal tebal berdiri seorang diri sambil menatap kearah jendela kamarnya. Dara terkesiap begitu menyadari itu benar-benar Donghae.

"Apa yang dilakukannya disana?" ujar Dara sendirian.

Tring...

"Apa kau tidak ingin menemuiku sekarang? Ada sesuatu yang ingin aku berikan padamu" -Donghae.

Dara tidak memiliki niat sedikitpun untuk menemui lelaki itu. Namun hatinya berkata untuk menemui Donghae dan mendengarkan semua alasan. Sekedar mendengar tidak akan membunuhnya, bukan?

Dara masih menimbang-nimbang apakah ia harus turun untuk menemui Donghae atau tidak, saat tiba-tiba handphonenya kembali berdering.

"Lihatlah! Olaf dan aku menunggumu disini!"- Donghae

ParkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang