Begin

2K 184 16
                                    

Kiko's POV

Aku dengar dari teman-temannya kalau Jiyong oppa akan bersikap berbeda saat ia berada disekitar orang yang ia sayang. Yah, seperti bersikap manja, childish, atau menjadi lebih imut. Maka dari itu aku selalu bersikap seperti itu jika sedang bersamanya, siapa tau dia juga akan bersikap seperti itu padaku suatu hari nanti.

Tapi aku melihat ada sesuatu yang berbeda darinya hari ini. Entahlah, dia terlihat lebih bersinar dan itu membuatku semakin tidak sabar untuk memilikinya. Dia terlihat lebih sering tersenyum juga bertingkah konyol. Ini pertama kalinya untukku.

"Aku pamit dulu" kata wanita yang entah siapa itu. Aku yakin belum pernah melihatnya. Sejak tadi dia hanya duduk diam di sofa yang ada dibelakang kami.

Jiyong oppa langsung berdiri dari duduknya tanpa aba-aba. Membuat aku yang sedang bersandar dibahunya hampir saja terjungkal.

"Kau mau kemana? Aku hampir menyelesaikan pekerjaanku" katanya terdengar seperti rengekan. Hey! Ada apa dengan nada bicaranya itu? Dia tidak terdengar seperti G-Dragon yang selama ini aku kenal.

Wanita itu hanya menatapnya sebentar lalu meletakkan bungkusan diatas meja, "makanlah. Sarapan" ujarnya dingin. Apa-apaan dia? Dia pikir dia itu siapa? Berani-beraninya bersikap seperti itu pada Jiyong oppa.

Jiyong oppa membawa bungkusan itu lalu mengejarnya hingga keluar studio meninggalkanku sendiri. Sementara member Bigbang lainnya terlihat menahan tawa melihat tingkah leadernya yang childish itu. Wait, aku bilang tadi apa? Childish? No way!

Cih! Apa itu wanita yang dibicarakan Soojoo tempo hari? Jelas aku lebih menarik dari wanita itu.

***

Dara dan Jiyong kini duduk saling berhadapan di sudut cafetaria YG yang terkenal itu. Belum ada yang mulai berbicara. Dara hanya membisu sambil membukakan tempat bekalnya. Sementara Jiyong hanya mengunyah sarapannya sambil berusaha menahan diri untuk tersenyum.

"Kenapa wajahmu seperti itu?" tanya Dara akhirnya.

"Sudah lama aku tidak merasakan masakan rumahan seperti ini"

Dara tidak memberi respon dan sibuk mengutak-atik handphonenya.

"Biasanya aku hanya makan ramyeon di saat-saat seperti ini atau memesan makanan di resto cepat saji" ujar Jiyong sambil memperhatikan raut wajah Dara.

"Hmm" Dara mengangguk sambil memperhatikan handphonenya.

"Apa handphone kini lebih menarik dariku?" katanya ketika tidak mendapatkan respon seperti yang diharapkannya.

Dara menatap Jiyong sebentar lalu kembali fokus pada handphonenya.

"Aku harap aku terlahir kembali menjadi handphonemu saja" katanya lagi.

"Wae?"

"Aku mau diperhatikan seperti itu juga" rengeknya.

"Bukannya Kau sudah diperhatikan oleh model Jepang itu, kurang apalagi?"

"Kenapa harus membahas Kiko disini?"

"Tidak. Aku tidak membahasnya" elak Dara.

"Kau cemburu?"

"Apa? Tentu saja tidak. Mana mungkin aku cemburu. Lagipula aku tidak punya hak untuk cemburu" jawab Dara lemah pada akhir kalimat.

Jiyong tersenyum lebih lebar sambil terus menatap Dara sementara Dara terus menghindari tatapan Jiyong, "tentu saja kau berhak"

"Aku tidak cemburu!" jawab Dara lagi.

"Tidak apa-apa kalau kau cemburu. Aku malah senang mendengarnya"

ParkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang