Stranger

2.2K 187 17
                                    

Jiyong's POV

Apa yang sebenarnya aku pikirkan? Kenapa aku mau membawa wanita ini ke rumahku? Aku bahkan belum pernah membawa orang tuaku kesini sejak rumah ini selesai dibangun.

Aku merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Membuka coat tebal dan syal tebalnya. Tubuhnya benar-benar kecil.

Apa yang terjadi padanya? Apa aku memeluknya terlalu erat? Sepertinya tidak. Aku hanya memegang kepalanya. Atau dia terlalu senang karena aku peluk? Sepertinya, tidak. Dia bahkan terlihat buru-buru saat melihatku. Atau dia shock melihat anggota Bigbang? Bukankah harusnya dia senang dikelilingi pria-pria tampan? Tapi dia tidak terlihat seperti fans.

Sebenarnya dia ini siapa?

***

Dara terbangun dari tidurnya. Ia memegangi kepalanya yang terasa pening itu. Matanya berkelana memperhatikan setiap jengkal ruangan. Sementara Jiyong sedang berbincang dengan dokter yang baru saja memeriksa Dara.

"Untuk sementara, mungkin obat-obat ini bisa membantu. Tapi tidak baik untuk dikonsumsi dalam jangka panjang. Saya merekomendasikan psikoterapi untuk pengobatan agar bisa mengurangi stressnya. Jangan biarkan dia berfikir terlalu keras atau berada di tempat yang terlalu ramai" ujar sang dokter sambil mengemasi peralatannya.

Dara diduga mengalami stress berat karena kejadian malam itu. Belum lagi sikap introvert dan terlalu banyak kecemasan yang Dara pikirkan apabila dia sedang berada diluar rumahnya ditambah lagi dengan trauma masa lalunya membuat Dara semakin sensitif dengan masalah yang mengganggu beban pikirannya.

"Kau sudah bangun?" tanya Jiyong.

"Kalau begitu saya pergi dulu" pamit Dokter Kim.

"Ah, iya. Terima kasih, dokter Kim" ujar Jiyong lalu mengantar Dokter itu keluar.

Dara duduk diatas tempat tidur king size milik Jiyong sambil memeluk lututnya. Ia merasa tidak aman berada di rumah orang asing. Apalagi rumah sebesar ini. Rumah ini 10x lebih luas dari flat milikku pikir Dara.

"Kau aman disini" ucap Jiyong menenangkan begitu kembali sambil meletakkan nampan berisi semangkuk sereal dan segelas susu di dekat Dara. "Sebaiknya kau makan ini dulu"

Dara hanya menatap isi nampan itu tanpa niat akan memakannya. Ia tidak mau. Ia tidak bisa. Dia hanya ingin pulang sekarang dan istirahat dengan tenang di flat kecil miliknya.

"Aku akan mengantarmu pulang setelah kau makan" kata Jiyong lagi.

Dara menatap Jiyong yang kini berdiri di sisi ranjang.

"Aku janji akan mengantarmu pulang. Tapi setelah kau habiskan ini semua" perkataannya terdengar seperti perintah.

Jiyong tersenyum saat Dara mulai mengambil sendok dan mengaduk-aduk sereal itu.

"Aku akan bersiap-siap dulu" kata Jiyong lagi mengelus kepala Dara lalu keluar ruangan.

***

Dara's POV

Ini takdir yang lucu. Bagaimana bisa aku terjebak dirumah seorang super star seperti dia? Ini sama persis seperti fiksi yang pernah aku tulis. Sebuah cerita yang tidak masuk akal tentang obsesi dari seorang penggemar kepada sang idola.

Aku bahkan bukan penggemarnya. Untuk apa aku menjadi penggemar dari seorang scandal maker seperti dia? Dia bisa terkenal seperti ini hanya berkat wajahnya yang tampan... dan kemampuan nge-rap... dan keahlian menciptakan lagu... dan seleranya dalam fashion.

Okay. Aku akui kalau dia memang berbakat. Dia memang dianugerahi dengan banyak bakat. Tapi apa aku harus menjadi penggemarnya? Dia selalu terlibat banyak skandal. Dia seperti mencari-cari perhatian. Apa aku terdengar seperti hater?

ParkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang