Faith

2K 171 12
                                    

Jiyong's POV

Aku pikir tadinya aku akan dipenjara di dalam ruangan keramat itu karena masalah ini. Ruangan yang hanya dikunjungi oleh orang-orang bermasalah. Tempat untuk mengakui kesalahan dan menerima hukuman, 'Ruang CEO'.

Tidak biasanya dia hanya memperingatiku seperti itu. Dia benar-benar bukan dirinya saat ini.

Bulan lalu saat skandalku dan Kiko muncul di media, dia dengan panik memanggilku. Setidaknya aku mendengarkan omelannya selama satu jam, bahkan seluruh jadwal on-airku langsung dibatalkan secara sepihak olehnya.

Tentu saja dengan biaya finalti yang tidak sedikit.

Sejauh ini, aku tidak perlu khawatir tentang media atau perusahaan. Semua masih bisa diatasi. Kalian tau 'kan? Agensi tempat aku bernaung ini paling berpengalaman dalam menghadapi isu seperti ini. Aku cukup bersyukur kalau media tidak menyebutkan namaku dengan jelas dalam artikelnya. Meskipun harus aku akui, aku cukup gugup menghadapi skandal ini.

Apa aku harus menyembunyikannya dari para penggemarku? Tapi bukannya itu sama saja seperti aku mengkhianati mereka? Apa Dara akan setuju jika aku mengumumkannya?

Aku bisa saja mengumumkannya sejak berbulan-bulan yang lalu jika saja Dara tidak menghalang-halangiku.

Atau aku beritahu para penggemarku dengan cara lain?

Hint!

***

@xxxibgdrgn             a few minutes ago

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

@xxxibgdrgn             a few minutes ago

"Jadi itu benar kau, oppa?"

"I love this movie too"

"All the song make sense? Your song? Girlfriend? Hmmm 🤔"

"Siapa wanita beruntung itu?"

"Aku harap disfate menangkap kalian"

"Begitu disfate mengetahui wanita C itu, aku akan mencarinya"

"Wanita C, kau berhadapan denganku"

"Wanita itu sangat beruntung"

Jiyong menghela nafas saat membaca komentar dari para fansnya.

"Haters gonna hate. Tapi aku tidak akan mundur" batin Jiyong.

"Ji" Dara menghampiri Jiyong yang tengah duduk disisi ranjang.

Jiyong mendongak melihat wajah kekasihnya yang terlihat cemas sejak pagi tadi.

"Apa sebaiknya aku pulang saja?" tanya Dara meminta persetujuan.

"Kenapa? Apa tidak nyaman? Kau perlu sesuatu? Apa tertinggal sesuatu dirumahmu? Biar aku minta Soonho hyung membawakannya"

"Tidak. Tidak ada. Hanya saja..." mata Dara mengitari ruangan, mencari-cari kata yang tepat.

ParkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang