Aku sudah berdiri di depan pagar rumah Natan, biasanya jam segini dia sudah keluar dari rumah dan nyamper kerumahku untuk berangkat bareng kesekolah, tapi kali ini dia gak nyamper aku kerumah. Aku mengeraskan volume suaraku agar Natan bisa mendengar dari dalam rumah, tapi ternyata malah tante Hera yang keluar.
"Ehh ada anak tante, kok kamu belum berangkat sayang?" Tanyanya sambil mengelus halus rambutku.
"Kan nungguin abang tan."
"Natan?" Tanyanya dengan bingung. "Lho emang Natan gak bilang dia mau antar Rain katanya, tadi malam udah tante ingetin kasih tau Niki dulu, kamu nda tau?" Mendengar hal ini rasanya kesal. Ya bagaimana tidak, aku udah nungguin di depan pagar sambil teriak-teriak ternyata orangnya udah pergi duluan.
"Sama Rain tan?"
"Iya, Rain teman sekelas kamu juga kok."
"Kayanya Natan gak pernah deket sama Rain, kok bisa berangkat bareng ya?"
"Ah udah biarin ajah, udah ayo tante anterin kesekolah naik kamu dek kemobil."
"Yey dianterin artis komplek." Jawabku sambil masuk kedalam mobil, jangan fikir aku segampang ini menerima ajakan orang lain, ini karena keluarganya Natan sudah sangat dekat dengan keluargaku, dan aku sudah menganggap tante Hera seperti mamaku sendiri, diapun menganggapku seperti anaknya sendiri.
***
Sampai di sekolah aku sudah melihat Natan duduk diantara gerombolan anak-anak laki kelasku, melihat aku datang ke dalam kelas dia langsung keluar dari lingkar teman-temannya dan pergi ke arah tempat dudukku.
"Hai nik." Sapanya yang sudah duduk disamping bangku kosong tempatnya Bella.
"Ya."
"Wah ngambek nih!" Jawabnya dengan volume yang agak keras.
"Apaansi, caper ajah."
"Jan marah dong, kan tadi di anter sama mama, hehehe." Jawabnya dengan senyuman lebar, pipinya yang gempal makin terasa penuh. "Tadi malem di ingetin Bunda buat bilang kamu, terus aku lupa soalnya kamu gak ngechat aku, maaf ya."
"Ngambek bodo amat."
"Jangan dong, nanti kamu pulang jam berapa aku tungguin deh, sampe sekolahnya tutup juga aku jabanin!"
"Yaudah jam 3 sambil bawa es krim ya." Jawabku dengan ketus, namun terukir senyum lebar dibibirku yang bisa dilihat oleh Natan.
Ketika jam istirahat aku iseng menanyakan tentang Rain, masih ganjel sih di hati sejak kapan Natan dekat sama Rain rasanya ngobrol bareng ajah jarang hampir gak pernah malah, bisa tau-tau jemput ke rumahnya tuh aneh buatku.
"Nat, kata Tante Hera abis nganter Rain tadi pagi?" Tanyaku dengan senyum meledek.
"Akh si Bunda pakai cerita-cerita segala!" Gerutunya sendiri.
"Owh jadi benar?!" Jawabku setengah teriak.
"Ya, eh tapi gue gak ada hubungan apa-apa ama dia Nik, sumpah!"
"Ahahahah, iya caya kok."
"Tapi Nat, kok bisa si?"
"Ngapain?" Tanya baliknya.
"Ya itu kamu ngejemput dia, sampe lupa sama aku."