#Chapter11 [One day with love]

14 10 22
                                    

Satu minggu setelah ke pindahan Natan dari sekolah, aku berusaha kembali menjadi Niki Guntoro yang dulu, apapun perasaan yang ada di dalam hatiku biarlah menjadi rahasiaku sendiri, namun saat ini aku perlu berubah kembali menjadi Niki yang dulu. 

"Nik, pulang sekolah temenin gua beli sepatu futsal yuk!" Pinta Nafael yang datang membawa dua minuman ke atas meja kantin. 

"emang sepatu lo yang lama kemana?" tanyaku sambil menyeruput minumannya. 

"Ya ada, cuman gua pake sepatu itu kebobolan mulu njer." 

"itu bukan karna sepatunya plis, emang skill lo yang gak bagus, RECEH!" jawabku sambil tertawa terbahak-bahak. 

"yeh sirik ajah lu."

"Gaya banget sih lagian, mending tuh ya nontonin gue main basket." 

"Ogah, mendingan gua ngeliatin team cheerleader main, lagian lu cewe kenapa gak ikut ekskul itu ajah sih?" tanya Nafael sambil menatapku serius. 

"Ekskul yang mana?" 

"Cheerleader." 

"Ogah!" 

"ah, lagian juga gak bakalan diterima ini, badan lu kan--" 

"Apa?!" teriakku yang sudah siap melemparnya dengan botol saus yang tersedia di meja kantin. 

"Gendut!" jawab Nafael yang langsung lari menuju koridor sekolah. "Wahaha, sini ngejar ajah gak bisa, Gendats!" teriaknya lagi. 

***

Hari sabtu pagi Nafael datang ke rumahku, katanya hari ini ada tanding futsal dan dia ingin aku menyaksikannya tanding, sebenarnya dari dulu aku suka melihat anak-anak SMA Harapan bermain Futsal, tapi sayang Natan anti dengan Futsal, itu menjadi hal utama aku gak pernah melihat cogan-cogan di lapangan. 

"El, team lo pemainnya ganteng-ganteng kan ya?" tanyaku yang sekarang berada di depan motornya, Nafael memberikan tas Futsalnya kepadaku memintaku untuk membawanya. 

"Ya lu liat ajah anak Harapan ada yang ganteng gak, paling juga gua doang." 

"Black list udeh, kalo team lawan?" tanyaku yang masih berharap.

"lawannya nanti dari SMA Pelita." 

"wah itu bekas sekolah gue dulu, tapi gue di SMP nya sih. Anaknya lumayan cakep-cakep sih, Stylish banget."

"tau gua cina-cina kan." 

"iya, El ampe lo kalah awas ajah, malu gue nanti mau ditaro dimana muka gue nanti."

"Kalem ajah Nona." jawabnya, lalu Nafael memacu motornya dengan kecepatan tinggi.

Dan ketika permainannya di mulai, aku mendapatkan notif dari handphoneku, ternyata dari Natan, tadinya aku ingin memperhatikan Nafael bermain di lapangan, karena nantinya akan ku jadikan bahan olokan untukknya kalau aku melihat kekurangannya saat bertanding, tapi untuk mengabaikan pesan Natan sepertinya sulit. 

"Hey baby girl, how was your day?"

"Are you busy Right now?"

Melihat pesannya aku buru-buru membukanya, dan membalasnya.

"Not Really :P." 

"VC, Nik?" 

"kalo itu gak bisa Nat, lagi nontonin Nafael tanding Futsal nih." jawabku yang memberikan gambar ke room chat kami. 

"Betah?" 

"Betahlah, banyak cogan." 

"Gak usah genit bangke!" Balasnya dengan emoji datar, entah kenapa hal-hal kecil seperti ini sudah membuat hatiku bahagia. 

SIDE BY SIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang