Aku dengan Rendy sudah hampir 5bulan berpacaran, tiap malam sabtu Rendy selalu datang ke rumahku untuk sekadar streaming film horror, atau nongkrong di Caffe sambil makan Ice Cream.
"Nik, kamu kok sama Natan gak pernah keliatan jalan bareng lagi?" Kata-kata itu seolah menghantamku, membuat ada rasa aneh yang kembali timbul, sudah susah payah aku menghiraukan kondisi kami saat ini, tapi semua seperti kembali membawaku kepada titik nol lagi.
"Hey, kok diem sih?"
"Ah ya, kenapa Ren?" Jawabku terbata-bata.
"Iya aku tanya kenapa jadi jarang keliatan sama Natan?"
"Ooh gak ada apa-apa sebenernya, Natan juga kan lagi sama Rain terus, Ren." Jawabku yang berharap tidak ada pertanyaan lagi yang keluar dari mulutnya.
"Nik." Panggilnya sekali lagi, kali ini dia menatapku dengan sudut mata tajam menusuk kedalam hatiku.
"Ya Rend?"
"Aku gak mau ya kalau ternyata kamu punya jarak sama Natan karena sekarang kamu deket sama aku, aku gak mau kedatanganku ternyata ngebuat persahabatan kalian jadi rusak, aku gak pernah ngelarang kamu untuk dekat sama Natan, karena kalau gak ada Natan kita belum tentu jadian sekarang." Tiap kata yang dia keluarkan seolah memiliki arti yang mendalam, aku mencoba mengerti posisinya juga.
"Ren, kamu gak pernah jadi penghalang, atau perusak. Malah aku bersyukur banget punya kamu sekarang, dan tentang jarak yang ada antara aku dan Natan ini bukan karena kamu Ren."
"Yaudah iya, makan ajah sekarang yuk!" Lalu Rendy memberikan satu sendok suapan Ice Creamb ke mulutku.
***
Pagi ini Rendy tidak bisa berangkat bareng bersamaku, akhirnya aku meminta Bunda untuk mengantarku kesekolah, tapi ternyata di depan rumah aku masih melihat Natan sedang memanaskan motornya.
"Hai Nik." Sapanya, terdengar kaku sekali mungkin ini karena sudah terlalu lama kita tidak berbicara, ah belakangan ini selalu saja ada masalah yang menyebabkan aku gak mood berbicara dengannya.
"Umm, Hai Nat."
"Belum berangkat sih?"
"Belum." Jawabku seadanya, rasanya aku ingin teriak ke dalam rumah, memanggil Bunda untuk cepat keluar dan antar aku ke sekolah.
"Udah barengan ajah ama gue, tar lo telat malah nyikat wc, mau?"
"Enggak!" Spontan aku menjawab dengan setengah berteriak.
"Yaudah ayo barengan."
"Nggg.... Enggak usah deh, ama Bunda ajah."
"Udah ah buruan." Lalu Natan melangkah kedepan pagar rumahku dan menarik tanganku ke depan pagar rumahnya, dan memberikan helm kepadaku. "Nih pake."
Rasa canggung masih menyelimuti kita berdua, benar-benar mengganggu fikiran. Sesampainya didepan parkiran ternyata kami berdua berpapasan dengan Rendy yang baru juga sampai di parkiran. Aku seperti melihat ada sudut mata penuh kebencian di antara mereka berdua, ah makin lama fikiranku jadi tidak jelas.
"Nik, gue masuk duluan ya." Jawabnya ketika sudah mengunci motornya. "Oh ya nanti malam bunda ngajakin kumpul-kumpul lagi, Om dateng kan ya?"
"Pasti Nat." Jawabku yang langsung memberikan senyuman lebar. "See you." Sambungku.
"Kumpul apa?" Tanya Rendy setelah Natan masuk kedalam koridor sekolah.