_______________________________
I' A M R E A D Y
<><>Rena, Adam, Jero, Dion dan Abi kompak mendongakkan kepala mereka memandangi gedung di hadapan mereka. Melalui mata yang memicing karena sinar matahari di siang bolong, mereka seolah tak percaya bisa berdiri di depan gedung impian semua penyanyi dan band jalanan lain ini.
"Gue balik aja deh." Begitu Abi buka suara, Rena dan yang lainnya langsung menurunkan kepala mereka dan menoleh pada Abi.
"Eh, mau kemana lo?" Rena menahan Abi yang sudah hendak berbalik pulang ke rumah.
"Gue gak seharusnya ada di sini," jawab Abi, minder.
"Apaan sih lo!" sembur Rena.
"Lebay lo, Bi!" Adam ikutan menyeru. "Lo kan manager kita, ya harus ada di sini lah."
"Oh, emang Abi manager kita, ya?" Dion dengan polosnya bertanya. Adam pun langsung membalasnya dengan tonjokan di perut buncitnya.
"Harusnya lo yang gak ada di sini, Kentung!" seru Adam. "Otak lo masih aja ada di perut, ya? Pantesan aja, kejepit sama usus tuh otak lo! Kasian."
Dion langsung mengaduh sambil mengusap-usap perutnya yang bekas ditonjok Adam. "Apa salah gue, sih?"
Adam tak mengacuhkan lagi. Dia kembali bicara pada Abi. "Kita kan bakal jadi artis terkenal, Bi, jelas butuh manager lah. Dan orang yang selama ini nemenin kita kalo manggung, yang paling kita percaya, yang paling pinter di antara kita, ya cuma lo. Jadi kita jelas butuh lo banget buat ada di sini. Apalagi kalo ntar fans-fans gue pada heboh, kan lo juga bisa sekalian jadi bodyguard gue. Ngeliat muka galak lo dijamin semua fans gue bakal minggir!"
"Najis." Rena menoyor kepala Adam untuk kalimat terakhirnya. "Mau gue katain sok ganteng tapi emang ganteng, gimana dong."
"Tumben ngakuin gue ganteng, Ay." Adam mengedipkan mata genit.
"Khilaf!" balas Rena sinis. "Udah si, pokoknya lo ikut masuk aja, gapapa," ujarnya lagi pada Abi.
"Gak deh," tolak Abi lagi. "Lagian gue harus jemput Riri juga."
Kalau sudah begini jawabannya, Rena enggan lagi membujuk. Buat Abi, apapun juga pasti akan kalah dengan Riri. Semuanya untuk Riri. Jika diberi pilihan sederhana seperti; kalau Rena tenggelam dan Riri terpeleset dalam waktu yang bersamaan, sudah pasti Riri yang lebih dulu ditolong. Pasti. Yakin.
"Yaudah," jawab Rena kemudian. Bibirnya menerbitkan senyum. "Sana jemput Riri aja."
Abi mengangguk dan pamit pada yang lainnya.
Detik setelah Abi pergi bersama ojek online, Adam langsung merangkul bahu Rena, memiting lehernya sambil berjalan menuju meja receptionist.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
Ficção AdolescenteApa aku harus pergi dulu agar kamu tahu makna hadirku? Padahal sudah kuberi tanda, tapi kamu seolah tutup mata. •••• Copyright April 2017 by Inesia Pratiwi