Pernikahan

11 1 0
                                    



Satu minggu menjelang hari pernikahan, aku mengundang banyak temanku. Seluruh tamu undangan adalah temanku, karena Lotus belum memiliki teman di sini. Dan aku pun hanya memiliki teman tidak memiliki saudara sama sekali. Mungkin saudara ada, tapi entah siapa. Karena kedua orang tua ku belum pernah memberitahukannya. Kami berencana menikah di gedung kantor tempatku berkerja, memilih tempat itu karena aku tidak tahu tempat lain. Selama hidupku ini yang kutahu hanyalah tempat itu dan rumah. Seperti sebuah mimpi saja aku akan menikah tidak lama lagi, dan juga bukan orang yang ku kenal yang akan menikah denganku melainkan seorang gadis hutan yang ku perjuangkan untuk pergi ke kota dan tidak disangka dia dapat menerobos masuk dalam hatiku ini.

"selamat pagi" Aku menyapa Lotus yang sedang duduk di ruang TV. Suasana menjadi sedikit canggung, aku tidak tahu apa yang salah. Apa memang karena sebentar lagi kami akan menikah.

"Duduklah di sampingku" Lotus mengatakannya.

Aku menurutinya duduk di sampingnya namun suasana menjadi aneh. Aku yang biasanya berbicara banyak bersamanya sekarang sedikit kehilangan bahan perbincangan.

"Apa yang ingin kamu lakukan sebelum kita menikah?" aku bertanya pada Lotus yang sedang diam memandang ke arahku dengan senyum yang entah manis atau menakutkan itu.

"Apapun asal bersamamu" Lotus mendekat bersandar padaku. Ya tuhan mengapa aku sangat bahagia hanya karena Lotus bersandar padaku. Bukankah kami sudah tinggal bersama cukup lama, kenapa aku baru merasakannya sekarang.

"Waaa... aku lupa, bagaimana dengan pakaian untuk menikah?" Lotus menatap ke arahku dengan tatapan manjanya.

"Gaun maksudmu?"

"Ia itu"

"Tenang saja semua sudah di pesan, kita hanya tinggal menunggu sampai hari pernikahan" mengusap kepalanya. Tak kuduga ternyata rambutnya sangat halus dan lembut. Saat aku menurunkan tanganku dia memegangnya dan menaruhnya di kepalanya.

"Eluslah, aku menyukainya"

Aku tersenyum dan kembali mengingat hari di mana kira di pertemukan dulu. Jika saja aku tidak berlibur ke hutan mungkin sekarang dia tetap menjadi manusia hutan yang tidak kenal kehidupan luar. Sungguh mengenaskan pikirku.

"Syukurlah aku menemukanmu Lotus, aku tidak percaya jika sekarang aku malah menyukaimu. Sungguh hati ini tidak dapat di rencanakan ya!"

Lotus tidak menjawabnya. Saat ku tengok ternyata dia sudah tertidur pulas, baru kali ini aku melihat wajah tertidurnya. Ternyata wajah tertidurnya lebih manis dari pada saat terbangun. Rambut putih yang terurai dengan wajah manis dengan bibir tipis berwarna merah muda itu bagaikan boneka saja. Aku memindahkan tidurnya ke pangkuanku, karna pasti sakit jika ku biarkan dia tertidur dengan posisi duduk seperti itu. Terus ku elus rambutnya, sampai akupun tertidur bersamanya.

Beberapa saat kemudian...

Saat aku terbangun ternyata posisi telah berubah, sekarang akulah yang tidur di pangkuannya. Dan dia yang dari tadi mengelus kepalaku, pantas saja tidurku nyenyak. Bahkan setelah bangun, aku tidak beranjak bangun. Terlalu nyaman untuk bangun.

"Apa kau lapar?" Lotus bertanya.

"Ia, tapi aku ingin seperti ini lebih lama lagi"

"Lebih baik kita makan dulu, masih banyak waktu untuk kita habiskan berdua" Lotus beranjak bangun menyiapkan makanan.

Lotus pergi ke dapur untuk memasak, tapi dia lupa ternyata di sana tidak ada bahan masakan apapun. Lotus pergi ke kamarnya mengganti pakaian untuk pergi belanja.

"Mau pergi kemana?"

"Belanja bahan makanan, aku lupa ternyata di rumah tidak ada apa-apa" Lotus pergi ke arah pintu. Aku menarik tangannya, menyuruhnya menunggu sebentar karena aku ingin ikut menemaninya belanja. Lotus menolaknya dia ingin aku tetap di rumah untuk istirahat.

"Setidaknya di hari liburku di mana aku ada di rumah, biarkan aku selalu menemanimu kemanapun kamu pergi" mendengar hal itu Lotus mengiyakan aku untuk ikut bersamanya. Kami berangkat dari rumah dengan menggunakan sepeda, sedikit mengambil jalan berputar menikmati indahnya pemandangan di hari yang cerah itu. Waktu yang kami lalui berdua terasa sangat singkat, sangat cepat berlalu hingga tak terasa hari sudah mulai gelap. Kami pulang seperti biasa, mandi, makan lalu istirahat.

Hari pernikahan tiba...

Kami berangkat bersama dengan di jemput rekankerjaku membawa mobilnya. Bos sampai rela meliburkan kantor untuk acara pernikahanku, sungguh beliau memang berhati mulia. Sesampainya di tempat, ternyata kantor sudah benar-benar berubah menjadi tempat resepsi pernikahan yang sangat mewah. Aku juga Lotus segera pergi ke tempat rias untuk make up dan ganti pakaian.

"Dengan wajahnya itu, calon istrimu pasti akan terlihat luar biasa. Karena gaun yang kamu pesan dariku adalah gaun terbaik yang pernah kubuat" Rekan kerja sekaligus pembuat gaun itu mengatakannya dengan semangat padaku. Aku yang memang sedang berbunga-bunga tentu senang mendengar hal tersebut. Tidak lama setelah perbincangan tersebut sang pujaan hati yang akan ku nikahi keluar dari tempat riasnya, cantik sangat cantik. Seperti bermimpi akan menikahi seorang bidadari entah peri. Sebuah keindahan yang Tuhanciptakan dan tak dapat ku ungkapkan melalui kata-kataku ini.

Pernikahan dan acara berlangsung dengan lancar tanpa adanya hambatan sama sekali, kami pulang kerumah dengan membawa status menikah. Sungguh aneh namun bahagia rasanya. Kamar yang tadinya Lotus gunakan sekarang akan kembali menjadi gudang, karena kami akan tidur satu kamar tentunya.

"Bukankah sekarang kita sudah menikah?" Lotus bertanya.

"Ya, dan kamu boleh meminta apapun dariku karena sekarang aku suamimu, itu adalah hak mu"

"Baiklah aku ingin kau memeluk ku Louis"

Tentu dengan senang hati aku memeluknya, dengan penuh cinta yang belum lama tumbuh di hatiku aku memeluknya seakan tak ingin lepas. Akan ku pastikan dia bahagia denganku. Akan ku tunjukan arti keluarga, arti dari kebersamaan dan akan ku pastikan kamu akan merasa beruntung telah bertemu denganku. Sama seperti yang aku rasakan sekarang. merasa sangat beruntung karena sesuatu yang tidak beruntung. Sekarang aku percaya semua pasti rencana Tuhan. Aku pergi ke hutan itu rencana Nya, tenda ku terbang karena Nya, dan aku di pertemukan dengan Lotus oleh Nya. Hanya satu pintaku sekarang yaitu jangan jauhkan Lotus dariku. Jangan sampai keluarga yang baru saja kubuat menghilang kembali.

Keluarga baru ku sekarang bersama Lotus. yah biasanya pun kami berdua namun sekarang status kami berbeda. Dulu hanya kenal dan aku hanya sekedar ingin membantu Lotus pada saat itu namun sekarang dia menjadi salah satu bagian keluargaku. Bukan salah satu namun hanya satu-satunya keluargaku sekarang.

"Cinta yang datang sebelum ku sadari, merasuk kedalam hati ini dan kuharap kau takan pernah pergi"

Sekarang pagi saat aku tak memerlukan alarm untuk membangunkanku. Karena ada wanita cantik yang di sebut istri berada di sampingku menemani tidurku dan membangunkanku di pagi hari.

"Selamat pagi, apa kamu tidur nyenyak" Itu yang Lotus katakan saat membangunkanku. Tentu aku tidur dengan sangat nyenyak karena ada dia di sisiku. Bukan hanya di sisiku namun dia menemaniku sepanjang malam dalam mimpiku. Sekarang hidupku akan benar-benar terbantu karena hadirnya. Bahkan sekarang hari-hari ku akan sangat berwarna tentu cinta dan kasih sayang lah yang mewarnainya. Banyak pepatah mengatakan bahwa hidup itu bagaikan kertas putih, ingin kau coretkan apa di kertas itu, itulah pilihanmu. Jika demikian akan ku serahkan pena itu pada Lotus dan akan ku biarkan dia menulis apapun di dalam hidupku. Pahit, senang, sedih akan ku terima semua coretan itu.

>

Half ( Sebuah Kutukan )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang