Mulai berkelana

12 1 0
                                    

                Kami mengantarkan Shane ke tempat neneknya berada, dan menjelaskan bahwa aku akan pergi berkelana membasmi iblis yang mungkin dapat membahayakan Shane di masa depan. Dewi memberikan sebuah liontin yang katanya itu di pakai Lotus pada saat dia masih kecil. Setelah mengantarkan Shane ke tempat neneknya berada, aku dan Elf segera menuju ke kota-kota yang katanya telah di serang oleh para iblis. Mulai sekarang perjalananku dan Elf akan dimulai.

"Apa kamu yakin akan mengajaku? Bukankah lebih baik bila Shane ikut, dia kan laki-laki" Elf mengatakannya.

"Akan sulit jika aku harus menjaga dua anak kecil sekaligus" tetawa aku menjawabnya. Aku tidak dapat mengatakan yang sebenarnya pada Elf aku khawatir dia akan membeci Shane jika dia tahu Shane lah penyebab para iblis muncul. Walau lambat laun Elf pasti akan mengetahuinya juga, setidaknya aku harus memberitahunya secara perlahan. Saat perjalanan kami membicarakan banyak hal. Dan yang paling penting adalah pembicaraan kami mengenai cara penggunaan sihir dan cara membunuh iblis. Namun salah satu dari kami tidak ada yang mengetahui cara untuk membunuh iblis. Entah apa yang akan kami lakukan ketika bertemu dengan iblis, aku yakin membawa Elf adalah keputusan yang tepat karena alat yang ada di tangannya dapat mendeteksi iblis. Dengan begitu kami tidak akan mungkin tertipu. Kami mulai melihat sekumpulan asap mengepul di langit, dapat di pastikan itu adalah sebuah asap dari kota yang di serang siluman. Kami segera berlari menuju pusat asap tersebut.

"Lihat itu!" Elf terkejut melihat ke arah gumpalan merah seperti awan yang berada di atap salah seorang warga. Melihat itu aku segera menuju ke sana, ketika kami sampai di sana tidak ada satupun iblis, hanya ada tubuh manusia yang sudah tidak bernyawa.

"Sungguh sangat kejam, bagaikan iblis saja"

"Itu memang iblis bodoh!" Elf membodohiku.

Aku yang saat itu ingin melihat wujud dari para iblis, segera berlari mengelilingi kota. Sayang sekali mungkin hari ini aku sangat telat, kita harus segera mencari kota yang mungkin akan di serang kembali oleh para iblis tak berperasaan itu.

"Ini lihatlah" Elf membawa sebuah ponsel dan memperlihatkan video yang terekam saat para iblis itu menyerang. Iblis itu sungguh tidak ada bedanya dengan manusia, atau mungkin memang itu sebenarnya manusia. Aku terus memikirkannya, apa mungkin semua serangan-serangan yang dilakukan ke kota itu adalah ulah manusia bukanlah iblis. Dalam vidio itu terlintas sesosok perempuan.

"Stop! Tunggu sepertinya aku pernah melihatnya"

"Yang mana?" Elf mengembalikan Video yang dia putar tadi. Secara tiba-tiba api berwarna hitam menyambar bagaikan petir meledakan ponsel itu. Alat yang ada di tangan Elf bereaksi.

"Ada iblis, waspadalah!!!" Elf berteriak. Dan ternyata memang ada 2 iblis mereka berwujud manusia menggunakan jubah hitam dengan tudung di kepalanya. Mereka seperti berbisik, dan salah satu dari iblis itu melarikan diri.

"Elf jangan sampai dia lolos, gunakan senjatamu"

"B...bagaimana? aku tidak bisa" Elf kebingungan, dia mencoba mengerahkan seluruh kemampuannya. Yang muncul hanyalah hologram dari sebuah busur. Karena Elf masih belum bisa menggunakan busurnya, aku berlari menuju iblis itu. Saat aku melompat tiba-tiba iblis juga melompat kearahku menembusku, pada saat itu juga tubuhku tidak dapat bergerak dan iblis itu menghilang entah kemana. Aku terjatuh, pandanganku mulai memudar hingga akhirnya tak sadarkan diri.

"Hey bodoh, ada apa denganmu?" Elf membangunkanku.

"Entahlah, secara tiba-tiba tubuhku kehilangan tenaga sepenuhnya. Mungkin itu cara mereka menyerang, namun kenapa mereka tidak menghabisiku?"

Half ( Sebuah Kutukan )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang