Sosok Wanita

15 1 0
                                    


Sudah beberapa bulan kami menikah dan sepertinya Lotus mengandung calon buah hati kami. Entah apa yang harus aku katakan namun aku sangat senang saat dokter mengatakannya. Bahwa Lotus hamil. Tidak lama lagi aku akan menjadi ayah, rasanya sangat aneh. Karena aku tidak pernah membayangkan akan menjadi seorang ayah di usia yang terbilang masih muda ini.

Di kantor...

"Louis, aku memiliki tugas untukmu" Pemimpin perusahaanku mengatakannya. Tentu aku sebagai bahawan tidak berhak menolak hal itu.

"Tugas apa itu?"

"Kamu harus melakukan pengawasan oembangunan perusahaan di daerah timur"

"Kapan dan berapa lama?" aku terkejut mendengarnya.

"Mungkin sekitar 2 tahun, minggu depan kamu berangkat. Jika tidak bisa, aku sudah siapkan uang pesangon untukmu" Pemimpin perusahaan yang tadinya baik sekarang menjadi sedikit tegas, mungkin karena banyaknya lamaran pekerja baru yang memiliki skill di atas karyawan lain.

"Baiklah akan saya bicarakan terlebih dahulu dengan istri saya, karena sekarang saya tidak hidup sendiri" aku bingung, aku memiliki istri yang baru saja hamil. Terlebih ini anak pertamaku. Yang harus aku lakukan adalah mempertahankan pekerjaan atau menemani istriku yang hamil. Terlebih aku tidak memiliki keluarga yang dapat ku titipi istriku ini. Keputusanku sudah dapat di pastikan aku akan tetap di rumah, namun bagaimana jika Lotus tahu hal ini. Aku harus mendapatkan pekerjaan baru sebelum keluar dari kantor pertama.

"Aku pulang"

"Akhirnya datang juga, aku sudah lama merindukanmu" Lotus dengan manjanya mengatakan hal manis itu.

"Tunggu dulu, aku hanya pergi sekitar 5 jam hari ini, mengapa bisa kamu sebut sudah lama menunggu?"

"Menunggumu satu jam bagaikan menunggu biji apel berakar. Dan menunggumu 5 jam bagaikan menunggu biji apel berbuah"

"Kamu terlalu melebih-lebihkannya, ah sudahlah, ayo makan" mengusap kepalanya dan mencubit pipinya.

Bahkan saat makan aku tidak dapat menyembunyikan beban yang saat ini ku alami. Raut wajahku mungkin dapat mengatakan semuanya. Aku sadar betul Lotus menyadari hal tersebut namun dia hanya tersenyum melihat ke arahku.

"Makanlah yang banyak, tidurlah yang nyenyak, yakinlah aku selalu bersamamu dan kita akan bahagia bersama" Lotus mengatakannya sembari tersenyum ke arahku. Pria mana yang tidak semangat saat wanita yang dia sayangi mengatakan hal seindah itu. Akhirnya aku dapat tersenyum dan kembali bersemangat. Kehidupan kami mulai dari sekarang mungkin akan sedikit menyulitkan. Tapi tak apa aku akan tetap berjuang dengan apa yang sudah aku putuskan. Aku pergi ke kamar sedangkan Lotus merapihkan bekas makan malam kami.

Lotus memikirkan keadaan Louis yang pada saat itu terlihat murung. Saat Lotus mencuci piring tiba-tiba salah satu piring terjatuh dan pecah. Louis yang sedang mandi pada saat itu tidak menyadarinya. Lotus membereskan pecahan piring tersebut, membawanya dengan tangannya. Pada saat bersamaan sosok wanita melintas di hadapannya dan menyenggol pecahan piring tersebut, kembali terjatuh disertai tangan Lotus yang terluka.

"Aaaaa" Lotus menjerit.

Aku terkejut dan bergegas menemuinya.

"Ada apa?"

"Tadi aku melihat seseorang bergaun coklat lesu melewatiku, dan menabraku sehingga piring ini kembali terjatuh, dan tanganku berdarah" Lotus mengatakannya dengan nada ketakutan.

"Piring yang mana? Dan kenapa tanganmu berdarah?" piring yang Lotus katakan ternyata tidak ada, namun tangannya benar-benar berdarah. Lalu sosok itu kembali muncul terlihat menaiki tangga, Lotus kembali menjerit. Namun saat aku melihat ke arah yang Lotus tunjukan di sana tidak ada apa-apa. Mungkin hanya halusinasinya pikirku. Aku coba menghitung piring yang ada di tempat piring dan ternyata memang piring tersebut berkurang satu. Seketika suasana menjadi sedikit menyeramkan, aku mengajak Lotus untuk segera naik ke kamar dan tidur. Aku hanya mengatakan bahwa itu ilusinya, meski sebenarnya akupun takut. Kami pergi kekamar dan segera menuju ke tempat tidur. "Tok Tok Tok" suara orang mengetuk pintu. Pada suasana seperti ini hanya ketukan pintu saja sudah terasa sangat menyeramkan.

Half ( Sebuah Kutukan )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang