Tujuh tahun kemudian...
Kami semua sudah dapat melihat gunung sihir tersebut dan sudah mendapatkan senjata masing-masing. Aku dengan pedang besar dan kristal merah di tengahnya, kristal itu dapat menyerap kekuatan jahat dan menjadikannya kekuatan untuk pemiliknya. Elf masih senjata yang sama namun di tambahkan kristal biru di tangannya, itu dapat menghentika pergerakan musuh dan memberikan Elf kekuatan sihir yang melimpah. Bill dengan senapan sihirnya, sekarang dia tidak lagi memerlukan peluru dan mengokang senjatanya. Yura dengan tombak satu mata berelemen air. sedangkan Zura tombak dua mata dengan elemen api. Entah kenapa elemen si kembar ini berbeda, terlebih lagi bertolak belakang. Kami percaya apapun yang di dapat dari hutan ini pastilah memiliki fungsinya sendiri. Sekarang aku tidaklah terlihat paling tua di antara mereka, karena sekarang mungkin umur kami sama, hanya berbeda beberapa tahun saja. Aku dan Rias tidak lagi bertambah tua seperti yang lainnya.
"Apa sekarang kita kembali ke kota?" tanya Rias pada kami.
"Tentu! Ayo kita pergi, kita akan merubah dunia"
"Tapi mungkin masyarakat belum mempercayai kita!" Elf.
"Ya aku tahu itu, sekarang yang akan di kenali hanyalah aku. Kalian dapat berkeliling dengan bebas di sana karena sekarang kalian sudah berubah. Namun aku mungkin akan sedikit bersembunyi dan menyelinap di sana" aku menjelaskan rencananya. Jadi dalam rencana kali ini yang akan berperan banyak adalah mereka berempat. Aku dan Rias hanya akan mengawasi dari tempat persembunyian Rias di dalam kota. Rias memiliki banyak pintu rahasia agar dapat masuk ke dalam kota tanpa di ketahui.
"Sebelumnya pakailah ini" Rias melemparkan kami sesuatu.
"Waaaa ini luar biasa!" Zura mengatakannya dengan senang. Itu adalah sebuah jubah putih yang sangat indah dengan hiasan perak di bagian pundaknya. Bagaikan seorang kesatria pikirku.
"Kau dapat dari mana jubah ini?" Aku bertanya padanya.
"Selama kalian berlatih, aku menggunakan waktu luangku untuk membuatnya. Itu berisi sihir yang mampuh menahan serangan-serangan kecil"
"aku sangat berterimakasih padamu. Aku sangat senang dapat membuat kontrak dengan orang berguna sepertimu" kami mengenakan jubah itu sebagai pelindung sekaligus identitas. Agar kami dapat mengenali satu sama lain saat semua berpencar di kota nanti.
"Baiklah ayo kita berangkat!" kami berangkat langsung menuju ke kota. Banyak iblis yang sudah menyebar di hutan yang kami lewati tapi sekrang mereka bukanlah tandingan kami. Bahkan kami tidak perlu menggunakan kekuatan kami untuk menaklukannya. Sungguh perubahan yang luarbiasa, aku bahkan tidak percaya bahwa ini kekuatanku sendiri.
"Latihan tujuh tahun kita tidak sia-sia"
"Tujuh tahun apa? Bukankah kamu tidak berlatih seharipun?" Elf mengatakannya.
"Apa maksudmu Elf, bukankah aku berlatih bersamamu setiap hari?"
"itu benar, tapi bukankah umurmu tidak bertambah seharipun... haha" Elf menertawaiku, kami bergurau sepanjang perjalanan hingga tanpa sadar aku tertidur.
Aku membuka mataku ternyata kami sudah hampir sampai, dan aku tertidur di pangkuan Elf yang saat itu sudah tumbuh menjadi gadis dewasa. Aku terkejut segera bangun dan berpindah sedikit menjauh darinya. Dia tidak merasa keberatan mungkin karena aku sudah menganggapnya sebagai putriku sendiri, tapi sekarang berbeda. Dia sudah tumbuh dewasa aku harus sedikit berhati-hati terhadapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half ( Sebuah Kutukan )
Aléatoireketika kisah cinta yang sangat indah memiliki dampak terhadap kehancuran dunia, pada saat itu hanya cinta lah yang dapat menyelamatkan semuanya.