13

4 1 0
                                    


"...Shane"

"Ada apa Louis"

"Aku bertemu putraku dalam mimpiku, dia ada disini. Aku yakin tadi dia disini"

"Hmm, mungkin itu hanya karena kamu merindukannya Lou. Ayo kita harus membuat rencana" Elf bertanya padaku.

"Dalam mimpiku aku bertemu seseorang yang berkata bahwa dia bisa menyelamatkan kita. Namun ada syaratnya dan aku menerimanya"

"Apa itu?"

"Untukku waktu akan berhenti sampai saatnya nanti, dengan kata lain usia ku takan bertambah!"

"Kutukan apa? Bukankah itu bagus" Elf memasak muka cemburu di wajahnya. Ya mungkin tidak bertambah tua itu sangat di inginkan para gadis.

"Aku berpikir demikian, namun dia tetap mengatakan bahwa ini adalah kutukan" awalnya mereka semua tidak percaya. Aku menunjukan tanda kontrak yang kubuat di tanganku dengan seseorang di mimpi tadi, ternyata tandanya memang ada dan aku sendiri tekejut melihatnya. Sekarang kami hanya bisa menunggu dan menjalankan rencana sesuai dengan yang kubuat.

Esok harinya, kami semua di giring ke tengah kota. Di sana banyak orang menyaksikan, mereka semua mengira bahwa kami benar-benar iblis.

"Enyahlah kau..." mereka mengatakannya dan melempari kami dengan banyak benda-benda busuk. Sungguh membuatku kesal namun mau bagaimana lagi kami sudah terperangkap dalam permainan para iblis busuk ini.

Pemimpin dari para penjaga gerbang itu membacakan pidato dan hinaan untuk kami. Elf terlihat sangat kesal namun dia tetap menahannya.

"Elf ingat disini banyak manusia tak berdosa" ucapku padanya.

Elf hanya mengangguk menahan kesalnya di sana.

Orang pertama yang di tarik adalah aku, untuk di jatuhi hukuman gantung. Aku di giring ke tempat penggantungan, wajahku sekarang berada tepat di depan tali itu. Suasana mendadak hening, aku mulai mengumpulkan kekuatanku. Tali mulai di lingkarkan ke leherku mulai terasa gemetar di kakiku, apakah aku sanggup melewati ini. Hitungan mundur di mulai.

"Lima... empat... tiga... dua... satu..."

"Louisss..." Elf berteriak saat itu aku melihat ke arahnya dan tersenyum. Tidak lama kemudian Louis berhenti bergerak.

"Louissssss... Bodoh, kalian iblis bodoh!" Elf berteriak. Karena tidak mau diam sekarang Elf yang di giring ke depan tali penggantungan yang ada Louis tergantung di sana.

"Tidak aku tidak ingin mati disini" Elf berontak namun apa daya, yang memeganginya adalah lelaki bertubuh besar di sana. Entah manusia atau iblis. Louis di turunkan di tergeletak di sebelah Elf. Sekarang Elf berada tepat di depan tali penggantungan itu.

"Aku tidak ingin matiii..." Elf berteriak.

Sesaat sebelum Elf di tarik. Louis bangun menarik pedang yang ada pada algojo di sana menikamnya lalu berteriak. "SEKARANG..."

Elf menggunakan kekuatannya untuk melepaskan diri dari sana, sedikit menjauh.

"Lou !!!" Elf berteriak itu tandanya kami harus merunduk. Ratusan anak panah sihir terhempas dari arah Elf dan membunuh semua iblis yang ada di dekat kami. Memanfaatkan kesempatan ini kami mengambil senjata kami yang kebetulan di bawa saat pidato tadi. Kami melarikan diri ke tengah kota, di saat bersamaan warga mengejar kami semua. Kami tiba di suatu persimpangan sebelah kiri, kanan, depan maupun belakang kami sudah terkepung oleh warga di sana.

Half ( Sebuah Kutukan )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang