Kami berlima melanjutkan perjalanan kami untuk latihan yang cukup berat. Bukan berlima lebih tepatnya berenam bersama seorang wanita penyirih sekaligus guru kami sekarang. dengan ilmu yang dia punya kami yakin kami akan dapat menggunakan sihir dengan baik dan dapat lebih berguna lagi dalam pertarungan bersama iblis-iblis itu nantinya. Kami memulai perjalanan dengan melewati hutan, karena sudah tidak mungkin jika kami melewati kota. Seluruh isi kota sekarang jadi lawan kami. Bukan hanya takut kalah, kami juga takut jika harus bertarung dengan sesama manusia yang tidak berdosa. Sungguh ini akan menjadi pertarungan yang sangat sulit, karna manusia di sana sudah mulai terpengaruh oleh iblis licik itu. Aku dengar perdana mentri di sana adalah seorang wanita cantik, jadi para pemimpin dan orang berpengaruh di sana tidak ada yang mencurigainya. Sungguh lawan yang menyusahkan untuk itu kita harus dapat membuat masyarakat pecaya pada kita. Salah satunya dengan meningkatkan kemampuan kita dan membawa bukti berupa iblis yang kita taklukan di hadapan mereka. Dengan begitu mungkin mereka akan mempercayai kita.
Di ujung hutan terlihat cahaya yang sangat terang, sesampainya di cahaya itu ternyata di sana adalah hamparan padang rumput yang sangat indah. Sungguh sejuk, hingga menyejukan hati kami yang sedang bingung pada saat itu. Elf dengan sigap turun dari kereta berlari dan berguling-guling di sana. Kami semua pun mengikutinya, akan sangat menyenangkan jika istirahat di tempat seperti ini.
"Apa tidak apa kita beristirahat disini?" tanyaku pada Rias.
"Tak apa, kita sudah sampai"
"Apaa!? Bukankah kita baru berjalan beberapa jam saja? Bukankah kau bilang jauh?" Kami bertanya bersamaan.
"Jika kalian berjalan dan mencari sendirian mungkin akan memakan waktu lebih dari 2 bulan. Aku menggunakan sihirku untuk berpindah kesini, sekarang aku lelah" Rias tertidur setelahnya. Kami bingung bukankah seharusnya tempat yang kamu tuju adalah sebuah gunung sihir. Apakah gunung sihir hanya dapat dilihat dengan sihir. Kamipun mencoba menggunakan sihir di mata kami, namun tidak terjadi hal apapun di sana. Kami harus menunggu Rias sampai terbangun. Sembari menunggu Rias, kami pergi berkeliling mencari hewan buruan dan minuman seperti biasa. Ketika berkeliling aku melihat sebuah gua di sana, gua yang sangat aneh dengan pohon besar membelah pintu masuknya. Aku tidak masuk karena khawatir ada suatu peraturan yang harus ku taati disini, jadi aku kembali ke tempat Rias berada untuk bertanya.
"Rias... aku ingin bertanya sesuatu" Rias terbangun.
"Apa? Kenapa kau mengganggu tidurku" Rias bertanya padaku.
"Aku melihat sebuah gua dengan pohon besar di tengahnya, namun aku tidak memasukinya karena aku merasa ada keanehan di sana"
"Apa!? Di mana? Antarkan aku ke sana" Rias terkejut segera memintaku mengantarkannya. Namun sesampainya di sana ternyata gua yang tadi aku lihat sudah tidak ada. Sebenarnya ada apa dengan penglihatanku itu.
"Dimana?" tanya Rias.
"Tadi aku melihatnya disini, lihatlah jejak kakiku masih ada disini"
"Apa kau yakin itu bukan khayalanmu?"
"Hmm aku pun ragu"
"Hmm sepertinya kamulah yang mereka cari" tersenyum ke arahku mengatakannya. Ada apa sebenarnya aku tidak tahu apa yang Rias maksud. Aku yakin itu bukan hal buruk.
"Rias, sebenarnya gunung sihir yang kamu maksud itu di mana? Bukankah ini hanya padang rumput?"
"Haaah, justru itu tujuannya adalah gunung sihir. Kamu dapat melihatnya dan mendapatkan kekuatan sihir dari gunung itu kalau kamu sudah di akui oleh para penjaga di sana" Rias mengatakannya. Dengan kata lain kami harus berlatih sebelum berlatih. Elf dan yang lainnya kembali dengan rusa hasil buruan mereka. Aku menceritakan kejadian tadi pada merela berempat. Ternyata mereka melihat hal yang aneh juga, mereka seakan melihat pohon besar di sekitar padang rumput itu. Namun ketika mereka mengedipkan matanya, pohon itu menghilang entah kemana. Mereka berpikir itu hanyalah sebuah khayalan mereka. Setelah mendengar penjelasan Rias, misteri itu terpecahkan. Itu adalah penggalan wujud dari gunung sihir, mungkin itu salah satu pohon dari gunung sihir tersebut. Tapi Rias masih belum dapat menjelaskan tentang gua yang aku lihat.
"Ayo cepat kita mulai latihannya!" Rias mengundang semangat kami. Kami segera berkumpul mengikuti arahannya. Rias menggiring kami ke sebuah sungai di sana.
"Latihan apa yang dapat kita lakukan di sungai kecil ini?" Tanyaku padanya.
"Kalian semua bersiaplah. Masukan kepala kalian ke dalam air. jangan ada yang di angkat sebelum aku memerintahkannya"
"Latihan macam apa ini?" Bill mengatakannya.
"Sudahlah kita ikuti saja dulu" aku memasukan kepalaku ke dalam air terlebih dahulu. Saat kepalaku di masukan ke dalam air, Rias menggunakan sihirnya sehingga aku tidak dapat menarik kepalaku.
"Apa yang kau lakukan Rias?" Elf memarahinya.
"Sudah kau diam dan lakukan hal yang sama!"
"Kau dapat membunuhnya!"
"Jika dia mati, artinya dia tidak akan sanggup mempelajari sihir lainnya. Ini adalah yang paling dasar!"
"Tetap saja ini berlebihan, lepaskan dia" Elf mencekik Rias di sana. Dengan kekuatan sihir Rias Elf menjadi tidak bisa bergerak di sana, hanya dapat marah melontarkan banyak kata-kata di mulutnya.
"Apa yang kalian lakukan ayo selamatkan Louis!" Elf meminta yang lainnya untuk membantunya. Dengan sekejap yang lain juga terkunci oleh sihir Rias.
"Jika kau tidak ingin mati, cobalah bernafas dalam air" Perintah Rias padaku. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, nafas yang ku ambil tadi mulai habis. Aku mencoba menggunakan sihirku untuk bernafas di dalam air. tapi harus aku gunakan seperti apa aku tidak tahu. Akhirnya aku menggunakan sihirku untuk menghempaskan air yang ada di sekitarku lalu aku dapat bernafas kembali. Air yang ku hempaskan bagaikan membelah sungai tersebut. Setelah itu Rias memukulku.
"Apa yang kau lakukan bodoh! Aku menyuruhmu bernafas dalam air, bukan menghempaskannya!"
"Aku tidak dapat memikirkan cara untuk bernafas dalam air, jadi itulah satu-satunya cara yang terpikir olehku"
"Ah sudahlah kemari semuanya. Kalian jangan salah paham bodoh, untuk apa aku membunuh Louis jika saat dia mati aku juga mati. Ingatlah kontrak kami! Penggunaan sihir dengan jumlah yang besar itu bagaikan menyelam dalam air. bahkan sihir yang terlalu besar dapat membuat kita tenggelam di dalamnya, dengan begitu mungkin kita sendiri yang akan termakan oleh sihir yang kita gunakan. Maka dari itu latihan ini di perlukan"
"Lalu bagaimana cara bernafas di dalam air? sangat sulit untukku saat tadi mencobanya"
"Hal utama dalam sihir adalah imajinasi, coba bayangkan apa yang dapat bernafas di dalam air"
"Insang?" Yura menjawabnya.
"Nah itu. Coba kalian bayangkan kalian memiliki insang dan jadikan kenyataan menggunakan kekuatan sihir kalian. Semakin kalian membayangkan hal tersebut semakin kalian gunakan sihir kalian maka bayangan yang kalian bayangkan itu pun akan menjadi kenyataan"
"Apakah benar begitu?" Zura tidak yakin dengan hal itu.
"Lihatlah tanganku" Muncul sebuah bunga di tangan Rias.
"Nah inilah yang aku bayangkan dan kugunakan sihirku untuk membuatnya jadi kenyataan. Ingat! Inti dari sebuah sihir adalah khayalan kalian!"
"Baiklah ayo kita coba!" Bill dan aku langsung memasukan kepala kedalam air. dan alhasil aku bisa melakukannya, Bill dan yang lainnya masih belum dapat melakukannya. Kami terus berlatih hingga tidak satupun di antara kami yang tertinggal latihan ini.
"Kita semua harus bisa agar bisa saling mendukung" [Yeeeaaaaa]
Yang paling lama mempelajari sihir adalah Elf, entah kenapa dia sangat kesulitan saat mempelajari sihir. Padahal sihirnya itu yang paling besar di antara kami berlima, tidak termasuk Rias. Tentu karena Rias sudah dapat di bilang ahli dalam penggunaan sihir. Bukan hanya latihan ini saja yang harus kami lalui. Setelah ini kami kuasai kami harus mencoba menghempaskan sihir kami agar dapat memukul benda tanpa menyentuhnya. Jika menggunakan pedang sihir dan alat sihir lainnya mungkin mudah dan sering di lakukan. Kali ini kami harus melakukannya tanpa bantuan alat apapun. Mulai hari itu kami terus berlatih...
MEIIs
KAMU SEDANG MEMBACA
Half ( Sebuah Kutukan )
Randomketika kisah cinta yang sangat indah memiliki dampak terhadap kehancuran dunia, pada saat itu hanya cinta lah yang dapat menyelamatkan semuanya.