Shin Jae Min

376 28 6
                                    

Soo Jung menatap lekat papan nama pasien yang tertempel di samping pintu ruang rawat inap dihadapannya.
Ada rasa gugup saat dirinya akan membuka pintu ruang rawat inap dihadapannya. Ia kembali menoleh pada Nyonya Shin dan Tae Oh yang berdiri di belakangnya, setelah Nyonya Shin dan Tae Oh mengangguk ia meyakinkan dirinya sendiri dan masuk ke dalam ruang rawat inap itu.

Matanya langsung memanas begitu melihat sosok reinkarnasi Min Jae yang sekarang bernama Shin Jae Min itu terbaring lemah di tempat tidurnya. Mata itu tertutup sempurna seperti terakhir kali dilihatnya. Lelaki yang sama dengan lelaki yang telah membuatnya jatuh cinta dan melindunginya.
Perlahan ia berjalan dan duduk di samping ranjang dimana Jae Min terbaring. Wajah pucat dengan bekas luka gores di wajah itu membuatnya tidak tahan untuk menangis.

"Mianhae, mianhae telah melukai-mu. Mianhae telah membuatmu melindungi-ku, mianhae telah membuatmu mengalami waktu yang sangat sulit. Mianhae, karena telah membuat hati-mu terluka. Tidak seharusnya aku menolak perjodohan itu dan membuatmu mengalaimi kecelakaan bersama-ku, tidak seharusnya aku menolak lelaki baik seperti-mu. Mianhe"isak tangis Soo Jung memenuhi ruangan dengan dingding putih itu.

Ia mengambil cincin giok di saku pakaian RS yang digunakannya, lalu memakaikan cincin itu di jari tangan pucat milik Jae Min.

"Aku mencintai-mu"ucap Soo Jung sambil mengecup pelan tangan Jae Min.

"Apa yang kau lakukan?"

Soo Jung mendongak dan mendapati lelaki yang tangan ia cium sedang menatapnya penuh keheranan.

"Kau tidak koma?"tanya Soo Jung terkejut tidak menduga bahwa Jae Min akan tersadar.

"Apa kau beraharap aku koma?"tanya Jae Min sambil bangkit duduk di atas ranjangnya dengan susah payah karena seluruh tubuhnya kembali terasa sakit.

Soo Jung terdiam menyadari dirinya telah dibodohi oleh Tae Oh, saat itu juga ia ingin melempar Tae Oh ke ujung dunia.

"Jadi kau tidak koma? Lalu apa kau mendengar semuanya?"tanya Soo Jung merasa malu sendiri, ia yakin pipinya akan memerah.

Jae Min mengangguk. "Dan apa ini?"tanya Jae Min sambil menunjukkan jari tangannya yang telah dihiasi cincin giok yang sangat indah.

"Aku melamar-mu"ucap Soo Jung lantang. Ia telah terlanjur malu jadi ia memutuskan untuk mengatakan semuanya sekarang. "Kau medengarnya tadi bukan? Aku menyesal telah menolak perjodohan itu. Aku mencintai-mu sekarang, aku menerima karma-nya"

Jae Min menunduk menatap tangannya, ia tersenyum getir mendengar pengakuan Soo Jung. Perlahan ia melepaskan cincin di jari tangannya, lalu meletakkan cincin itu di telapak tangan Soo Jung.

"Jika kau mencintai-ku hanya karena rasa bersalahmu. Lebih baik kau lupakan saja"ucap Jae Min pelan. "Aku tidak ingin kau berpura pura mencintai-ku karena kau telah membuatku terbaring di RS. Aku akan baik baik saja tanpa rasa cinta-mu itu"

Setetes air mata membasahi pipi Soo Jung lagi, perasaannya sangat sakit mendengar lelaki dihadapannya mengatakan hal itu. Mendengar Jae Min berkata seperti itu, ia sadar bahwa selama ini ia telah menjadi perempuan egois yang mengabaikan cinta seorang lelaki baik seperti Jae Min.

Andai saja ia tahu bahwa lelaki yang akan menikah dengannya adalah lelaki sebaik Jae Min, ia tidak mungkin menolak dan melakukan hal bodo di hari pernikahannya. Ia sadar ia telah menyakiti perasaan Jae Min dengan kabur di hari pernikahan mereka. Ia sadar bahwa dirinya patut tidak  mendapatkan maaf dari Jae Min. Kini ia menyesal dengan semua yang telah ia perbuat.

*
*
*

Jae Min yang telah kembali bekerja setelah beristirahat selama satu bulan penuh berjalan menuju ruangannya. Namun langkahnya terhenti begitu sekretarisnya memanggil namanya.

"Ada apa?"tanya Jae Min pada perempuan cantik yang berdiri dibelakang meja kerjanya.

"Maaf Direktur Shin, tapi ada seseorang yang menunggu anda sejak tadi"beritahu sekertaris itu dengan wajah menyesalnya.

"Siapa?"tanya Jae Min heran.

"Aku"

Jae Min menolehkan kepalanya dan mendapati wajah cantik itu sedang tersenyum ceria padanya. Ia hanya mendengus mendapati perempuan yang kini berambut sebahu itu tengah mengedipkan mata padanya.

Perempuan ini memiliki hobi muncul seenaknya di kehidupnya. Baru saja kemarin Soo Jung muncul di kamarnya dan mengganggu istirahatnya dan sekarang Soo Jung muncul di perusahannya secara tiba tiba.

"Apa yang ingin kau lakukan disini?"tanya Jae Min kesal.

"Membuatmu jatuh cinta padaku"jawab Soo Jung santai, ia memang telah mendeklarasikan bahwa dirinya akan membuat Jae Min jatuh cinta padanya dua minggu yang lalu.

"Kau tidak mungkin membuatku.. "

Chu.

Soo Jung menghentikan ucapan Jae Min dengan ciuman singkat membuat lelaki itu terdiam terkejut dengan tindakan Soo Jung.

Bagaimana mungkin perempuan itu menciumnya dihadapan sekertaris-nya yang kini telah berlalu dengan wajah memerah.

"Dan sepertinya aku berhasil"jawab Soo Jung sambil tersenyum melihat reaksi Jae Min yang sama dengan Min Jae saat ia menciumnya. "Nyonya Shin mengatakan bahwa kau telah menyukai-ku"

"Kau ini gila, bagaimana bisa kau menciumku seperti itu?"bentak Jae Min merasa frustasi dengan tindakan tindakan Soo Jung yang terkesan cuek dan berani itu.

"Kenapa apa kau ingin melakukannya di hotel?"tanya Soo Jung sambil tersenyum menggoda.

Jae Min mendorong kening Soo Jung agar wajah perempuan itu menjauhi dari wajahnya. Ia heran dengan pemikiran Soo Jung yang aneh.

"Kau mencintai-ku, bukan? Pipi-mu memerah"pekik Soo Jung senang.

"Jika aku mencintaimu. Lalu kenapa?"tanya Jae Min merasa dirinya sudah tertangkap basah.

"Aku akan melamarmu sekali lagi"jawab Soo Jung masih dengan santainya.

Jae Min menautkan kedua alisnya tidak mengerti, tindakan tindakan Soo Jung memang selalu diluar dugaannya.

"Shin Jae Min, ayo menikah denganku!"ucap Soo Jung sambil tersenyum. Ia lalu mengambil cincin giok biru langitnya dan memasngkan cincin itu di jari manis Jae Min. Setelah itu mendongak menatap wajah menawan Jae Min.

"Aku melakukan ini karena mencintai-mu"jawab Jae Min sebelum akhirnya mencium bibir Soo Jung lembut.

Soo Jung membelalakkan matanya beberapa detik terkejut dengan Jae Min yang memberinya ciuman, namun beberapa detik kemudian ia memejamkan matanya menikmati ciuman antara dirinya dan Jae Min.

.
.
.
.
END
.
.
.
.

Terima kasih yang sudah meluangkan waktu membaca cerita ini sampai selesai🙏🙏🙏

Kritik dan sarannya masih tetap di tunggu, kalau ada yang mau vote juga tidak dilarang 😀😀😀

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang