sebuah rencana

194 21 1
                                    

Soo Jung menatap dengan khawatir remaja lelaki yang sedang diobati oleh Young Ryeol itu.

Ia khawatir jika remaja lelaki itu tidak bernafas lagi, karena jika remaja lelaki itu sampai mati ia seperti seorang kakak yang tidak bisa diandalkan. Ia juga iba karena remaja lelaki itu sudah menjadi sebatang kara karena ayah dan ibu-nya berhasil dibunuh oleh pembunuh bayaran.

Min Jae mengatakan padanya saat perjalanan pulang tadi, bahwa ayah remaja lelaki itu adalah seorang menteri yang menentang kebijakan Raja. Ayah dari remaja lelaki itu sedang mempersiapkan pemberontakan dan petisi agar Raja lengser dari jabatannya.
Kedua orang tua remaja lelaki itu menjadi korban kekejaman dan kebinasaan Raja.

Andai saja ia ada dikehidupan di jamannya, ia akan menuntut habisa habisan Raja itu dengan tuduhan pembunuhan berantai. Ia akan melaporkan Raja itu ke dewan PBB agar Raja itu dihukum secara international karena memiliki sifat psikopat.

"Untungnya luka tusukannya tidak dalam, ia akan baik baik saja"jelas Young Ryeol setelah melilit perut remaja lelaki yang belum diketahui namanya itu dengan kain perban.

"Syukurlah"Soo Jung akhirnya bisa bernafas lega mendengar penjelasan Young Ryeol.

"Aahhh"erang Min Jae begitu ia tidak tahan lagi dengan rasa panas dan sakit di bahunya. Ia mendudukkan dirinya di kursi dengan wajah menunduk, ia menggigit bibir bawahnya agar erangan kesakitan tidak terucap lagi.

Soo Jung dan Young Ryeol kompak menoleh ke belakang melihat Min Jae yang nampak sedang menahan rasa sakit. Soo Jung tertegun menyadari bahwa dirinya melupakan Min Jae, lelaki yang telah melawan para pembunuh bayaran itu.

Remaja lelaki itu telah mencuri semua perhatiannya sehingga ia melupakan Min Jae yang kemungkinan besar terluka.

Young Ryeol segera menghampiri Min Jae yang masih terduduk, dengan segera ia melepaskan pakaian Min Jae. Lalu nampaklah bahu kanan Min Jae yang belum sembuh itu terlihat membuka kembali akibat tebasan pedang.

Luka dibahu Min Jae nampak sangat dalam belum lagi luka itu memerah sepertinya pedang yang digunakan pembunuh bayaran itu telah dipanaskan terlebih dahulu membuat luka itu semakin parah.

Soo Jung yang melihat luka di bahu Min Jae mengernyit seolah olah ia sendiri yang terluka. Pasti sangat menyakitkan apalagi tadi Min Jae menggendong remaja lelaki yang menambah buruk luka di bahunya.

"Kau bodo, sudah kukatakan luka-mu kapan saja bisa terbuka lagi jadi jangan terlalu keras"omel Young Ryeol antara marah dan cemas melihat ketua mereka terluka parah seperti ini.

Ia segera menarik Min Jae untuk duduk di tempat yang lebih terang dan mengobati luka di bahu Min Jae.

"Aku mohon bertahan-lah"Soo Jung meraih tangan Min Jae dan menggenggam tangan yang penuh dengan keringat itu. Ia mencoba memberi kekuatan pada lelaki yang sekarang berwajah pucat itu.

*
*
*

Soo Jung lagi lagi menyentuh dahi Min Jae yang tertidur lelap, ia akhirnya bisa bernafas lega saat mengetahui suhu badan Min Jae telah turun dari semalam.

Ia juga bisa bernafas lega karena remaja lelaki yang ditolong mereka akhirnya sadar, dan ia tahu bahwa remaja lelaki itu bernama Kim Shin. Dan sekarang remaja lelaki itu sedang melahap sup hangat buatannya.

Deg.

Soo Jung menatap tangannya yang masih menyentuh kening Min Jae, namun bedanya sekarang tangannya itu digenggam oleh sebuah tangan kekar.

Ia menurunkan pandangannya pada wajah pucat Min Jae yang telah terbangun.

"Aku baik baik saja"ucap Min Jae menenangkan, ia lalu berusaha untuk duduk.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang