MALIKA | Nanadhifa

53 7 2
                                    

Disebuah SMA terdapat seorang siswa yang kerap dipanggil 'Malika' oleh teman-temannya karena kulitnya yang hitam legam.

Awalnya siswa itu biasa saja dipanggil demikian, namun lama-kelamaan ia merasa kes karena semakin banyak orang yang memanggilnya 'Malika Si Kacang Kedelai Hitam' lalu tertawa mengejek bersama-sama. Oke, dia memang hitam, tapi apa itu tidak keterlaluan terus mengejeknya hanya karena warna kulitnya?

"Oi Malika Si Kacang Kedelai hitam! Aku sarankan kamu banyak-banyak minum susu agar kulitmu itu sedikit memutih!" Ejek seorang siswi berkuncir kuda yang diiringi gelak tawa siswa-siswi lain dikelas itu.

"Benar itu Malika! Minumlah susu agar saat malam menjelang dan mati lampu yang terlihat bukan hanya gigimu saja!" Sambung siswa lain yang memiliki kulit seputih susu dengan nama 'Andreas' di nametag nya. Sontak, ucapan lelaki berbama Andre itu membuat tawa siswa-siswi di kelas itu senakin pecah.

Mengertakkan rahangnya keras, lelaki yang dipanggil Malika itu meremas kertas dihadapannya, menyalurkan emosi yang membuncah.

Bangkit dari duduknya, Malika menggebrak meja di hadapannya keras, "Yak! Bisakah kalian berhenti mengejekku dengan memanggilku 'MALIKA' eoh? Aku punya nama, dan namaku Rian bukan Malika!"-menghela nafas dalam-dalam Mali--Maksudku Rian berusaha mengatur emosinya-

"Ingat itu nama ku RIAN, R-I-A-N!" Sambung siswa itu dengan mengeja namanya. Menghenpas nafas kasar, Rian pergi dari kelasnya dengan tangan mengepal menahan emosi.

Rian berjalan menyusuri lorobg Sekolah dengan nafas yang masih memburu, lelaki itu berjalan tanpa memperhatikan keadaan sekitar hingga--

DUGH !!!

Ia menabrak seorang siswi yang terlihat asing baginya. "Ukh, maaf aku tidak sengaja menabrakmu." Ujar Rian dengan tangan terjulur menawarkan bantuan pada siswi yang saat ini jatuh terduduk di Lantai.

Gadis itu mendongak dengan senyum manisnya, menyambut uluran tangan Rian, "Umh, tidak apa-apa, lagipula aju juga salah karena tidak berhati-hati saat berjalan." Rian tersenyum lega mendengar penuturan gadis cantik dengan sepasang lensa bening yang bulat sempurna itu. Entah kenapa ia merasa jantungnya berdetak berkali-kali lebih kencang dari biasanya.

"Um, kalau begitu aku duluan ya, dan sekali lagi maaf." Ucap siswi itu lalu meninggalkan Rian yang masih terpaku di tempatnya. Benarkah gadis cantik itu barusaja berbicara 'normal' dengannya?
.
Lagi, Rian merasa dunia begitu sempit saat melihat gadis yang tadi pagi bertabrakan dengannya saat ini tengah memperkenalkan diri sebagai murid baru pindahan dari Filipina, dan oh! Dia terkejut untuk fakta yang satu itu.

Dan keterkejutannya berlanjut saat waktu istirahat tiba-tiba gadis itu--yang ternyata bernama Sonia- berjalan menghampirinya dan mengajaknya untuk ke Kantin bersama, dan mengabaikan 'Pangeran Sekolah' --Andre dengan berkata,

"Maaf, tapi aku memilihnya karena aku memang menyukainya. Oke, dia memang tidak tampan dan hitam, tapi setidaknya ia lebih baik darimu, dan aku menyukai kulitnya yang hitam ini, dia terlihat berbeda dan... eksotis." Balas Sonia saat Adre mengejek Rian karena Sonia lebih memilih ke Kantin bersama Rian daripada bersamanya.

Dan dengan itu, Rian menemukan satu hal yang membuatnya menyukai kulitnya yang hitam. "Karena Sonia menyukai kulitnya, maka ia juga menyukai kulitnya."

Anak Ayam Salah GaulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang