Wanita itu masih disana, duduk termenung di Sofa panjang di dekat jendela kamarnya setelah lelaki iblis itu meninggalkannya bersama luka-luka yang tidak bisa dibilang sedikit itu,
Isakan-isakan kecil masih terdengar dari bibir tipisnya yang memucat dengan ujung membengkak ketika seorang lelaki berjubah hitam dengan netra biru safir yang menenangkan memasuki kamarnya.
"Untuk apa kau datang kamari? Apa untuk mengobatiku? Jika iya, pergilah! Aku tidak perlu diobati." Wanita itu berkata sinis tanpa mengalihkan eksistensinya sedikitpun.
"Apa yang kau katakan, Nona? Apa kau tidak melihat luka-luka ditubuhmu? Itu tentunya sangat sakit bukan?"-Lelaki itu meringis sendiri saat melihat luka-luka di tubuh Nona-nya yang memang sangat banyak dan mengerikan itu-"Setidaknya biarkan aku mengobatimu Nona, atau kalau tidak Tuan besar bisa marah besar."
Wanita itu tersenyum sinis pada lelaki di hadapannya. Bahkan, proses pengobatan yang lelaki itu lakukanpun menyakitkan, lagipula untuk apa lukanya itu di obati jika pada akhirnya pria iblis itu kembali melukainya bahkan sebelum rasa sakit akibat proses pengobatan itu hilang? Demi Tuhan, itu sama sekali tidak berguna!
"Aku tidak perduli! Katakan saja pada Tuanmu itu bahwa ia tidak perlu lagi mengirimmu untuk mengobatiku." Balas wanita itu dingin. Wanita itu mengangkat sebelah tangannya ketika lelaki di hadapannya ingin bersuara, "Pergilah!"
Menghempas nafas berat, lelaki bernetra bitu safir itu pergi dari Kamar Nonanya dengan langkah berat.
"Mati kau Macx!"
*
Wanita itu meringis saat punggung terlukanya bertubrukan dengan kepala ranjang. Oh, ia lupa punggungnya masih memar akibat perbuatan iblis itu!
Membalik lembaran novel yang di pegangnya, wanita itu mendongakkan kepala saat seseorang berusaha merebut novel nya dengan kasar, "Apa yang kau lakukan Jordan?!" Desis wanita itu tak suka.
Lelaki yang di panggil Jordan itu mencekam pergelangan tangan wanita itu kuat; menarik tubuh wanita itu untuk berdiri berhadapan dengannya, "Apa yang aku lakukan? Bukankah seharusnya aku yang bertanya apa yang kau lakukan? Kenapa kau menolak untuk di obati eoh?"
Membalas tatapan tajam yang di berikan lelaki bernetra merah menyala di hadapannya, Wanita itu berdecih tak suka, "Untuk apa luka-luka ini di obati jika pada akhirnya kau akan membuatnya kembali eoh? Jangan sok perduli denganku, Tn.Jordan!"
"Sialan kau, Afreeda!" Desis Jordan tak suka saat wanita itu mulai berani membantahnya. Mendorong tubuh wanita itu kuat, Jordan memenjarakan tubuh kecil gadis itu di bawah kuasanya, "Jangan melawanku atau pria tua bangka itu mati itu mati di tanganku, Afreeda!"
Afreeda memejamkan netranya dalam, mengumpati iblis tampan yang saat ini berada di atasnya. Sial, kenapa iblis ini selalu membawa nyawa ayahnya untuk mengancamnya?
"Obati lukamu, jika kamu tidak mau terjadi suatu hal yang buruk pada ayahmu!" Perintah Jordan lalu menyingkir dari atas tubuhnya, melangkah keluar dari kamar itu; meninggalkan Afreeda yang mulai menangis dalam diam.
"Sampai kapan aku harus bertahan dengannya?"
**
7 Mounth later
Bulan telah menunjukkan sinarnya takkala pintu kamar Afreeda terbuka, menampilkan sesosok Iblis yang berjalan menghampirinya.
"Kenapa tidak menghabiskan makan malam mu, Freeda?" Lelaki itu bertanya dengan nada menusuk, memancarkan aura mengintimidasi yang di milikinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Ayam Salah Gaul
RandomKumpulan absen anak-anak ayam. Di sini tergambar suka, duka, hingga kenyelenahan yang dimiliki masing-masing member.