Lepaskan Aku | muhammad reza

16 5 2
                                    

Aku melihat matanya dengan sangat jelas. Mata yang penuh dengan kebencian. Mata itu sedang menatapku dengan sangat jelas.

"Apa! Apa yang kau mau dariku!?"

"Tidak ada," kata orang tersebut.

"Lalu, kenapa kau memojokkan aku seperti ini? Tolong lepaskanlah aku, ku mohon," kataku meminta belas kasihan.

"Melepasmu? Hahaha jangan harap."

"Aku tidak tau apa salahku."

"Salahmu? Salahmu adalah wajahmu!"

"Wajahku? Kenapa dengan wajahku?"

"Wajahmu mengingatkanku dengan istriku yang gila. Istri bangs*t yang membunuh 3 anakku. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah memaafkannya!"

"Hah? Kau mengikatku karena alasan itu? Dasar gilaaa!!!"

"Hahaha... Aku memang gila karena dia. Aku akan menikmatimu perlahan dan akan membunuhmu secara perlahan juga," kata orang gila tersebut.

"Ku mohon... Lepaskan aku. Jangan perlakukan aku seperti ini."

Orang tersebut diam saja. Dia mulai mendekatiku secara perlahan. Dari dalam kegelapan sebuah gudang yang sudah sangat tua, dia mengikatku di antara dua tiang.

Dia merobek pakaianku dan mulai menyentuh tubuhku. Sebuah pisau di genggamnya di tangan kanannya. Yang membuatku merinding.

jari jemarinya mulai berjalan di atas lenganku, mulai dari telapak tangan sampai bahu. Begitu juga di bagian kaki, dia menjalankannya dengan sangat perlahan ke bagian pahaku.

"Kau tahu? Bagian ini adalah bagian yang sangat rawan," katanya sambil menyentuh pahaku.

Aku hanya diam saja.

"Arghhhhhh," pisaunya menusuk pahaku. Sakit! Sakit sekali! Kepalaku langsung terasa berat, aku hampir hilang kesadaran.

"Hahaha bagaimana? Apa rasanya enak?"

Akhirnya dia mulai mengulitiku di tempat jari jemarinya tadi menyentuhku. Aku tau, dia tidak hendak menyetubuhiku. Tapi dia hendak membunuhku secara perlahan. "Gilaaaaa," kataku berteriak sekencang kencangnya sambil menangis.

"Arghhhhhh," tangan kananku mulai di kulitinya. Rasanya seperti berada di ambang kematian.

Aku mulai kehabisan darah, darahku terus menerus mengalir keluar. Aku mulai hilang kesadaran lagi.

*plakkk*

Dia memukulku dengan kuat. "Jangan pingsan dulu, ini tidak akan mengasyikkan kalau kau pingsan hahaha," kata orang brengsek ini.

Kali ini dia mulai menguliti tangan kiriku. "Enghhhhh," rasanya lebih menyakitkan dari apapun.

Kali ini aku benar benar kehilangan kesadaran. semuanya mulai gelap... gelap... gelap sekali.

aku tidak tau berapa lama aku berada di kegelapan ini. Sampai aku tersadar karena sesuatu. Sesuatu itu memulihkan kesadaranku.

Trettttttt... tretttt... tretttt... Sekarang jam 7... Sekarang jam 7... Saatnya bangun... Saatnya bangun.

Asyuuuuu ternyata itu alarmku. Jadi... kejadian itu hanya mimpi? Ah leganya. Aku kira aku sudah mati. Mimpi buruk sialan! Tapi syukurlah itu hanya mimpi.

Selesai ^_^

Anak Ayam Salah GaulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang