Maple leaves | Kiky

9 2 0
                                    

Disebuah bukit yang cukup luas, dengan hamparan rerumputan dan bunga-bunga kecil yang ada di sekitar pohon Maple yang masih berdiri tegak disana seorang diri, pohon itu selalu tersenyum menikmati indahnya dunia dari bukit itu, kadang ada seorang anak yang menggiring dombanya kesini untuk sekedar diberi makan, dan tertidur pulas di bawah pohon rindang itu, beberapa daun berbisik-bisik tentang anak laki-laki itu, wajahnya sangat lucu saat tertidur.

“Nah dia muncul,” ucap daun yang sebentar lagi akan jatuh karna telah mengering.

“Siapa?”

“Iln,” ucapnya lalu terjatuh melepaskan diri dari batang pohon, karna tertiup angin, daun itu sampai ketanah dan tak bersuara lagi, hari-hari indahnya sebagai daun yang indah sudah habis.

“Daun kecil itu tumbuh juga akhirnya, dia sangat segar dan bersih.” Mereka melihat, Daun kecil itu menatap ke sekelilingnya lalu tersenyum.

“Aku bisa melihat semuanya dari sini, seindah ini kah dunia?” gumamnya pelan.

“Memang seindah ini dunia yang tuhan ciptakan, hanya saja aku sedikit kesal,” ucap Jict daun yang tak terlalu besar disamping daun kecil itu,

“Kenapa?”

“Kau lihat itu?” Daun kecil itu menatap kearah yang dilihat daun disampingnya, beberapa manusia sedang menebang pohon sambil merokok dan membakar sampah disana.

“Ada yang salah dengan mereka?”

“Iln mereka itu merusak alam, mereka menebang tanpa menanamnya kembali, mereka merusak sarang-sarang binatang di sekitar pohon itu tanpa tanggung jawab, aku benci melihat pemandangan itu,”

“Apa dibakar itu sakit?” tanya Iln.

“Sakit, bahkan rasanya lebih sakit dari pada jatuh dari sini.” Iln terdiam, tanpa sadar dia berpikir untuk tidak akan jatuh dari pijakanya yang sekarang sampai kapanpun.

Namun ...

Ada sebuah musim yang dia takutkan.

Musim gugur, dimana semua daun mulai mengering dan berjatuhan, tak bisa membantu proses pertembuhan pohon lagi.

Aku tumbuh menjadi sebuah daun berukuran sedang yang selalu memandang sekelilingku dari atas, rasanya sangat menyenangkan, aku selalu ingin berada disini bersama pohon ini bersama para dedaunan yang lain, membantu proses pertumbuhan pohon ini sampai kapanpun, tapi kata teman-temanku ada saatnya kami akan jatuh menyentuh tanah karna terkena hembusan angin atau karna kami sudah mengering, aku tak menginginkan hal itu. Aku takut terjatuh.

“Pohon, haruskah setiap daun yang tumbuh pada tubuhmu akhirnya kan terjatuh juga?”

“tentu saja, itu sudah hukum alam Iln, daun yang tumbuh bersamaku akhirnya akan jatuh juga menyentuh tanah, bukan hanya aku tapi semua pohon juga merasakan hal itu.”

“Bagaimana jika aku tak mau?”

“Kau tak akan bisa menolak Iln.” Pohon itu tersenyum kembali menatap beberapa dedaunan kering yang jatuh karna hembusan angin.

Beberapa burung hinggap diranting pohon maple untuk sekedar berteduh atau membuat sarang untuk tempat tinggalnya burung itu lalu pergi terbang ketika sudah melihat anaknya, bagaimana jika anak mereka yang baru saja keluar dari telur itu terjatuh dan mati? Kenapa mereka meninggalkan bayi burung itu disini sendirian? Bagaimana jika ada pemangsa datang melahap mereka?

Induk burung itu datang membawa makanan untuk anak-anaknya.

Sekarang aku mengerti kenapa burung tadi pergi meninggalakan anaknya, walaupun kutau dia pasti khawatir ketika meninggalkan anak-anaknya disarang sendirian, tapi jika dia tak mencari makan anaknya pasti akan kelaparan.

Anak Ayam Salah GaulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang