LUBANG HIDUNG FIR'AUN | Lailiya Putri Ramadhani

13 2 3
                                    

"Zah... kita dimana?" tanya Amel pada Zahwa.

Mereka bingung karena tiba-tiba mereka berada di sebuah ruangan berbentuk bulat, berambut dan lembab.

"Jika kau tanya aku, lalu aku tanya siapa?" tanya Zahwa balik.

"Tadi kan kita di kamarmu. Lalu, kenapa tiba-tiba kita disini?" tanya Amel lagi.

Karena memang, mereka tadi berada di kamar Zahwa. Mereka sedang mengerjakan tugas kelompok Bahasa Indonesia.

"Ya mana ku tahu," jawab Zahwa.

"Jangan tahu, tempe aja," balas Amel.

"Terserah," ucap Zahwa lalu duduk di tempat berambut itu. Sementara Amel masih berdiri, ia sibuk meneliti setiap bagian ruangan ini.

"Jangan-jangan kamarmu punya lubang hitam sehingga kita diserap lalu di buang kesini," ujar Amel.

"Kamarku tak seseram itu," jawab Zahwa.

"Huh..." Amel mendengus kesal lalu ikut duduk di samping Zahwa.

"Ini kenapa banyak rambut disini?" tanya Amel sambil memainkan rambut hitam di sekitarnya.

"Ini apa? Kenapa bentuknya seperti bongkahan emas?" tanya Amel ketika menemukan sebuah benda yang seperti bongkahan emas.

"Sebenarnya kita dimana?" tanya Amel lagi.

"Tak bisakah kau diam? Daritadi nanya mulu," gertak Zahwa.

"Kan aku pengen tahu," jawab Amel.

"Jika kau tak ingin aku marah, diamlah," pinta Zahwa.

"Pemarah," ucap Amel lirih.

"Apa kau bilang?! Ulangi sekali lagi!" Bentak Zahwa.

"Ti-tidak... aku tidak bilang apa-apa? Jangan-jangan ada orang lain selain kita disini?"

"Jangan mengelak, aku tahu itu kau,"

"Kenapa kau tak mempercayaiku?"

"Karena kau tak bisa dipercaya,"

"Aku bisa dipercaya,"

"Tapi aku tak percaya,"

"Terserah, aku selalu salah di matamu,"

"Aku menyalahkanmu, karena kau memang salah."

"Kenapa ekspresimu selalu datar?"

"Ekspresi-ekspresiku, kenapa kau yang repot."

"Terserahlah, aku tidak akan menang jika berdebat denganmu," ucap Amel mengalah.

"Kenapa kau tidak ikut debat saja? Kau selalu bisa menyangkal semua omongan orang yang ditujukan padamu," saran Amel

"Karena aku tak mau."

"Kenapa kau selalu menyebalkan?"

"Hei, kau yang menyebalkan bukan aku!"

"Diamlah, aku malas berdebat,"

"Kau yang mulai."

Tiba-tiba ada suatu cairan kental berwarna kuning kehijauan yang menggenangi ruangan ini.

"Apa ini?" tanya Amel.

"Bentuknya seperti...."

Mereka bertatapan lalu berkata, "Ingus!"

"Jangan-jangan kita berada di...." kata Zahwa tapi menggantung karena tiba-tiba cairan kental itu membawa mereka keluar dari ruangan aneh ini.

"Aaa!!!"

Tiba-tiba mereka sudah ada di sebuah kain beserta ingus disekitar mereka.

"Astaga, punggungku sakit sekali,"

"Arrghh, badanku sakit semua,"

Mereka mengerang kesakitan. Setelah itu mereka mencoba berdiri dan mereka menemukan jawaban dari kejadian tadi.

"Tuan Fir'aun," ucap seorang pelayan.

"Jadi, tadi kita berada di...."

Zahwa dan Amel saling bertatapan lalu secara bersamaan mereka berkata, "Lubang hidung Fir'aun!!"

•☆•

Terima kasih telah meluangkan waktu kalian yang sangat berharga untuk membaca cerita absurd binti aneh ini😂😂

Anak Ayam Salah GaulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang