One

2.7K 287 69
                                    

"Jeiya, eomma tinggal ne?"

Ku lihat mata Jeiya mulai memerah dan akan menangis, sebenarnya aku juga tidak tega menitipkan Jei pada salah satu sahabat dan teman baikku, Seulgi. Tapi aku harus bekerja saat ini.

Ah iya, aku belum memperkenalkan diriku ya? Kenalkan namaku Bae Joohyun atau Bae Irene, tapi kebanyakan temanku selalu memanggilku Airin. Jei adalah putri semata wayangku. Aku bekerja di perusahaan fashion terbesar di Korea "Giyongchy". Perusahaan milik Kwon Jiyong atau yang lebih dikenal dengan nama GDragon. ya. Idola papan atas itu. Aku bekerja di bagian dapur. Bukan office girl. Aku yang menyiapkan menu karyawan dan memasaknya.

Wajahku kata kebanyakan orang lumayan cantik. Banyak tawaran menghampiriku untuk menjadi sebuah model, tidak terkecuali tempat ku bekerja. Kwon Sajang pernah secara langsung meminta bantuanku.

Tapi aku menolaknya dengan alasan pribadi. Aku takut bila aku menerimanya, putri kecilku akan kekurangan kasih sayang. Tapi tidak ada satupun yang tau keberadaan Jei kecuali keluarga Seulgi dan Wendy.

Kwon Sajang cukup mengerti dan membiarkan aku tetap berada di bagian dapur.

"Jei~ah, imo membuat ice cream dan pancake. Kau mau??" Seulgi membujuk Jei yang masih berada di gendonganku.

Putriku sebulan lagi akan genap memasuki umur 2 tahun. Dia semakin pintar, mengerti kosa kata yang sering kami ucapkan. Sayangnya dia tidak banyak bicara, sifatnya itu turun dariku. Tapi bila bersama orang yang sudah dia kenal dia akan cerewet. Tidak sepertiku yang tetap irit bicara.

Jei yang mendengar kata ice cream mengulurkan tangannya untuk minta digendong Seulgi.

"Seulgi~ah mianhe ne? Tempat penitipan yang biasa aku sewa sedang tutup," ucapku menyesal pada sahabatku ini. Dia Seulgi. Teman kuliahku. Dia sedang sibuk mengerjakan skripsinya. Jadi dia tidak punya kerjaan lain.

Andai saja 'kejadian' itu tak terjadi, mungkin aku sudah menjadi sarjana dan mendapat pekerjaan yang lebih baik. Seulgi terlalu santai menjalani hidupnya, jadi skripsinya molor tidak terselesaikan. Sampai akhirnya dia diancam oleh orang tuanya untuk dijodohkan baru dia mau mengerjakan skripsinya.

"Gwenchana. Pergilah, cepat pulang ne?!" Seulgi tersenyum sambil menciumi pipi montok Jei.

Putriku Jei sangat cantik, meskipun aku hanyalah pekerja kecil tapi semua yang kulakukan hanyalah untuk kehidupan Jei yang lebih baik.

***

"Noona akhirnya kau datang juga." Lee Seunghoon koki kebanggaan kami menyambutku dengan ekspresi yang lega.

Aku mengernyitkan dahi heran sambil menaruh tas dan mengambil seragam kerjaku. "Ada apa Honnie?!"

"Hari ini akan ada banyak wartawan, nanti siang Kwon sajang akan mengadakan konferensi pers. Beliau meminta kita untuk menyiapkan makan siang untuk diberikan kepada wartawan."

"Berapa porsi ??" Aku bertanya santai.

"30 porsi noona," bukan Hoonie yang menjawab, melainkan JungJaewon. Lelaki yang pintar membuat dessert ini menghampiriku.

"Ya sudah kita siapkan mulai sekarang, ayo cepat bergerak. Fighting fighting YA YA YA!!" Aku menyemangati. Aku mulai membuka kulkas dan melihat isi kulkas ternganga kaget.

"IGE MWOYA!!!" teriakku kesetanan. Aku panik. Makan siang tinggal dua jam lagi.

"noona bahan-bahan kita tidak mencukupi," cicit Seunghoon takut dengan teriakanku

"Hanbin sedang mencari pasar terdekat, kita pasti bisa. Noona jangan panik. Kita pakai bahan-bahan yang tersisa dulu."

Jaewon benar, disaat seperti ini aku harus tenang. Jeiya, eomma pasti berhasil. Aku menyemangati diriku sendiri. Kim Jinwoo senior kami yang biasa pergi berbelanja dan menyetok bahan-bahan makanan tidak masuk karena ada jadwal fitting baju pernikahan dengan calon istrinya. Mungkin kami terlalu meremehkan keberadaan namja yang akan segera menikah itu, dan begini hasilnya. Kelabakan. Aku hanyalah satu-satunya wanita yang berada di dapur ini.

Team ku sangat dekat denganku, mereka semua selalu melindungiku bila ada lelaki yang mulai menggodaku. Terkadang Hoonie berpura-pura menjadi pacarku, Jinwoo oppa menjadi oppaku, lalu Jaewon dan Hanbin berpura-pura menjadi adikku. Kami semua sangat dekat dan saling membantu.

"Hanbin bertanya, kita akan memasak apa noona?!" Seunghoon sibuk membalas chat Hanbin.

Aku menimbang-nimbang dan kulihat ada daging yang kukira cukup, kami hanya butuh tambahan beberapa macam sayuran. "Bibimbap, kita siapkan itu. Suruh dia beli beberapa macam sayuran untuk bibimbap dan dagingnya cukup sekilo, jangan lupa semangka dan melon. Oh ya dia berbelanja bersama siapa?"

"Hanbin tadi mengajak Lisa, model dari Thailand itu sedang tidak ada jadwal noona." dengus Jaewon.

Aku tertawa ngakak, "Dasar mencari kesempatan dalam kesempitan," Model yang sangat cantik itu memang tidak sombong, kadang dia malah bermain bersama kami di dapur, makannya juga banyak sekali tapi tubuhnya tidak gendut. Itu yang membuat Hanbin sangat menyukai Lalisa. Beda denganku, karena aku masih menyusui Jei, jadi badanku sedikit berisi.

NAHKAN GUE LANGSUNG TANCAP GAS GAK TENGOK TENGOK SL SAMA SLYTHERIN YG GADA KABARNYA WKWK. COMMENT DONG, GUE BUKAN HAUS COMMENT ATAUPUN VOTE, KARENA GUE NULIS MAH EMANG PENGEN NULIS WALAUPUN GAK BISA NULIS ASLINYA. GUE CUMA PENGEN NGUMPULIN MINRENE SHIPPER YANG SUDAH LANGKA :(

EH PLISS JUGA DENGERIN LAGUNYA PSY FT LEE SUNGKYUNG- LAST SCENE. APA CUMA GUE YANG LAGI SUKA BANGET LAGU ITUU??? WKWK

ocheuxxisishippergila

eh iya makasih juga, WBT kemarin dapet peringkat 93 dalam short story. GILA awalnya 900 jadi masuk 100 besar ku terharu sekali. MAKASIIH YANG UDAH BACA YAA. LOVEYOUUUUUUU. dicipok mas boy a,ka lee seunghoon.

Baby JeiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang