Eight

1.2K 183 44
                                    

"Kemarilah,"

Gadis galak itu mengernyit heran, "ne?"

"ambilkan roti yang kau bawa. Aku mau minum obat."

Irene cepat tanggap dan memberikan roti untukku. "Obat anda dimana??" Tanyanya.

Aku yang masih memakan roti tanpa berbicara, menoleh dan menunjuk beberapa obat yang ada di meja makan.

"Saya akan disini sampai Kang Seungyoon kembali bos, maaf kalau membuat anda kesakitan seperti kemarin." Dia mengucapkan maaf sambil menunduk takut tidak berani menatap wajahku.

Aku hanya manggut-manggut tidak peduli, "kau tau, appa ku semalam malah bersyukur aku masuk rumah sakit. Hyung mengatakan kalau aku sudah terlalu memfotsir tubuhku. Lumayan bisa free beberapa hari," ucapku sambil tetap melahap roti karena aku kelaparan.

Masakan rumah sakit ini tidak ada yang enak, jangankan menyentuhnya, melihatnya saja perutku sudah mual.

"Maaf Sajangnim," kata Irene terdengar tulus.

Aku menoleh, tumben gadis galak ini lembut seperti ini. "Waeyo?"

Sebelum Irene menjawab pertanyaanku, pintu terbuka lebar dan ada yang masuk.

"Oppaaa, gwenchana???!!!" Kim Yura datang dan memelukku. Dia adalah model terkenal dan dulu dia adalah temanku di SHS.

Entah tau dari mana kalau aku menjadi presdir di Giyongchy, dia selalu tiba-tiba muncul dan sok akrab. Padahalkan kenal dulu karna dia menjadi pacar temanku Jonghyun dan aku tidak dekat dengan Kim Yura sama sekali.

Aku melepaskan diri walaupun tubuhku lemah, "yaaaa!!! Lepaskan!" Ucapku dingin dan malas. Memang dia cantik dan punya tubuh idaman semua pria. Tapi bagiku dia tetaplah Kim Yura. Si cantik yang mempermainkan hati temanku. Wajah cantik kelakuan busuk buat apa??!!

"Oppaaa!!!" Rajuknya manja menjijikkan.

Aku menoleh melihat ke arah Irene yang terlihat canggung, "obatku."

Irene menyerahkan obatku dan mengisi gelas air putih yang kosong untuk ku minum.

Kulirik Kim Yura menatap Irene dengan sinis.

"Bos sepertinya saya harus pergi dahulu, per-" ucapannya terpotong ketika ku tarik sedikit pergelangan tangannya dan dia jatuh menimpa tubuhku.

Tidak jatuh terlalu keras tapi bersyukur aku lebih bisa menatap mukanya secara dekat.

"OPPAAAAAA! kau pasti sengaja jatuhkan!!" Kim Yura mendorong badan Irene yang diatasku hingga Irene terhempas jatuh ke lantai. Aku yang melihatnya itupun melotot tajam ke arah Kim Yura.

"Awh,"

"PERGI KAU!! DASAR JALANG!!" Teriakku marah. Untung aku sudah makan roti, suaraku bisa kembali menggelegar. Aku tidak pernah berkata kasar pada wanita, tapi Kim Yura sudah sangat keterlaluan.

"Oppaa," ku lihat mata Kim Yura berkaca kaca. Dih dasar artis,

"Bos anda tak seharusnya berkata kasar kepada tunangan anda sendiri," Irene berdiri dan menegurku.

Aku menoleh ke wanita yang lebih cantik karena dia tak memakai make up apapun itu."Siapa yang bertunangan dengan siapa??!" Sewotku.

"Anda dengan nona itu," jawab Irene sinis.

Apa dia cemburu,

"Aku?? Dengan wanita ini!!!! Pasti dia yang mengaku-ngaku cih," aku berdecak sinis sambil memandang Kim Yura yang sedang menahan malu + amarahnya.

"OPPA kau tega sekali," dia tiba-tiba menangis.

"Eeyyh, dramamu yang jelek itu tak mempan bagiku Kim Yura. Aku bukan Hong Jonghyun yang mudah kau tipu. Cukup kau tahu saja aku welcome denganmu kemarin-kemarin karena aku masih menghargai dirimu yang adalah teman SHS ku dan kita berada di dunia yang berhubungan."

Kim Yura malu sendiri, dia kira kemarin sering makan dan ngumpul berdua denganku, ani ada Kang Seungyoon juga jadi tidak berdua dan mengira aku menyukainya. Haha gila sekali.

Cintaku sudah terpaku pada wanita masa laluku. Cinta pertamaku.

**
Irene pov

Ya tuhan, bosku keren sekali. Tapi kasihan Kim Yura, dia dipermalukan secara telak oleh Song Sajang.

Pantatku masih terasa sakit, kurasa aku nanti harus minta pijat pada Seulgi.

"Heh, ambilkan kaosku di lemari itu." Perintah Song sajang. Aku dengan cepat menuruti perintahnya.

"Yang ini?"

"Bukan, yang warna putih."

"Ini bos,"

"Bukan yang polos, tapi yang bergaris-garis,"

Cerewet sekali dia. Setelah menemukan apa yang dia minta, dia yang memakai pakaian rumah sakit melepas dan shirtless. Kejadian itu sangat cepat, aku tidak bisa mengalihkan pandanganku pada tubuh shirtlessnya.

"KAU,.........



















namja di bar tiga tahun lalu??" ucapku shock.

"Akhirnya kau ingat juga," dia tersenyum lembut.

Tidak mungkin. Sangat tidak mungkin. Tapi tatto di badannya adalah tatto namja yang sempat kulihat saat aku pergi. Aku memang tidak secara jelas melihat wajahnya karena wajahnya saat itu tertutup bantal, tapi aku sempat membaca dan selalu mengingat kata-kata yang tertulis di bagian dada kirinya ' deuteronomy '

 Aku memang tidak secara jelas melihat wajahnya karena wajahnya saat itu tertutup bantal, tapi aku sempat membaca dan selalu mengingat kata-kata yang tertulis di bagian dada kirinya ' deuteronomy '

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menggeleng dan berlari keluar menjauh pergi.

"BAE IRENE YAAA BAE IRENE KAU MAU KEMANA!!???" ku dengar teriakkan Song sajang memanggilku. Tapi aku tak peduli.

Aku belum siap menerima kenyataan ini. Bagaimana mungkin Song Sajang adalah ayah Jei???!!!

Baby JeiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang