1. Bad Purpose Ever

135K 2.6K 13
                                    

Helena melipat kedua tangannya didepan dadanya dengan kesal. Ia tidak menyangka dengan apa yang ia dengar barusan.
Apa??!!! Menikah?!!!

Ia menatap beberapa pria yang bertampilan seperti pengacara dengan tatapan apa kau masih waras???

"Helena, tolong kau pikirkan lagi... Ayah tahu jika ayah salah, kalau kau memang tidak peduli pada ayah maka pikirkanlah karyawan yang bekerja disana. Setidaknya Ayah harus memastikan pesangon mereka dan keluarga mereka yang membutuhkan uang. Ayah berjanji akan melunasi hutang itu dan kau bisa mengakhiri pernikahan itu secepatnya. "

Kali ini Helena menggeleng-geleng kepalanya, apa yang dikatakan ayahnya tidaklah masuk akal. Memang pernikahan itu permainan pelunas hutang?? Tapi, melihat ibunya yang sudah menangis dan tatapan ayahnya yang memohon, Helena menghela napasnya kasar.

"Tapi apa yang harus aku katakan pada teman-temanku nanti? Aku yang belum lulus kuliah ini sudah menikah dengan pria tua.." Helena mendengus kasar.

Helena mendelik kaget melihat 3 pria dengan setelan hitam itu tertawa tertahan.

"Kalian menertawakanku???" Helena melotot sambil menunjuk dirinya sendiri tidak percaya.

Salah satu dari mereka pun berdeham dan berkata, "Maaf Nona.. Tapi yang kami maksud bukanlah Tuan besar yang akan menikahkan anda, melainkan Tuan muda."

Helena dan Gordon,ayahnya pun terkaget.

"Jadi, anak Martinkah yang akan menikahi putri saya?"

Pria itu mengangguk. "Benar, Tuan. Bahkan Tuan muda yang meminta putri anda sebagai ganti saham yang diberikan."

"Kalian terdengar seperti sedang menjualku." Entah kenapa Helena menjadi sedih dan merasa hidupnya sebagai Helena yang bebas akan berakhir saat ini juga.

Perkataan Helena membuat semua diruangan itu terdiam tidak enak. Patricia, Ibunya pun menghampirinya dan menangkup wajahnya.
"Aku yakin kau akan bahagia dengannya sayang. Percayalah.. Ibu tahu keluarga mereka seperti apa karena dulu kami berteman."

"Ya. Ayah hanya tidak tahu jika Martin menjodohkan putranya denganmu. Ayah pikir ia memintamu untuk ia nikahi karena yahh.. Istrinya yang meninggal karena kecelakaan. Jadi, ayah sekarang lebih merelakan untuk melepasmu karena kau akan menikah dengan pria yang masih lajang dan pasti tidak beda jauh umurnya denganmu." Ayahnya menjelaskan.

Tapi, Helena tetap saja butuh waktu. Entah untuk apa, hanya saja Helena masih belum siap untuk menikah.. Oh God! Dia baru saja berumur 20 tahun! Kuliah saja belum kelar, sudah nikah!.. Malu!!!

"A-aku.. Aku ingin sendiri..."

Tiba-tiba Helena berdiri dan pergi menuju kamarnya dilantai atas membuat semua terkejut.

"Maafkan kami, Tuan. Kami pastikan Helena akan menerima pernikahan itu. "

Pria itu mengangguk.
"Baiklah. Tentang sisanya, Anda diminta Tuan besar untuk ke kantornya besok. Kami pamit. Selamat malam."

Setelah pamit, para pria itu bangkit berdiri dan pergi dari kediaman Fransisco.

----------

Helena menghempaskan tubuhnya dikasur setelah mengunci pintunya rapat.
Ia menerawang ke arah langit-langit kamarnya, ia berpikir apa keputusannya menyetujui pernikahan gila ini adalah hal yang baik untuk dirinya?

Tapi, siapa laki-laki yang akan menikahinya itu ya?

Helena membalikkan tubuhnya dan membuka laptop yang berada di atas kasur nya itu.
Ia berniat mencari tahu tapi ia kembali menunduk saat mengetahui jika dirinya tidak tahu nama perusahaan dan nama belakang teman ayahnya itu.

Yang ia ingat hanya martin. Helena pun terkaget lemas saat nama Martin memenuhi layar laptopnya. Tentu saja nama Martin tidak hanya satu, kenapa ia jadi bodoh seperti ini??

Helena pun membuka e-mailnya dan mendapati teman-temannya sedang mengundangnya ke obrolan.

"Kalian tahu, Jean akan menikah bulan depan!!!!!!!" (Deora)

"Apa???!!!! Jangan asal bicara kau, Deora!!" (Claudia)

"Ya.. Aku benar soal ini. Kau tahu kan alasan jika gadis berbakat sepertinya menikah secepat ini??!!" (Deora)

"Hei, dimana Helena?? " (Deora)

"Aku disini.."
Helena kaget dengan gosip yang baru saja di ributkan kedua sahabatnya.

"Ahh.. Akhirnya kau muncul juga. Aku tidak mau kau melewatkan berita seru ini. " (Deora)

"Kalian jahat! Tidak menanyakan keberadaanku." (Keyzi)

"Hahahaa.. Terlupakan! (Claudia)

Helena tertawa melihat obrolan para sahabatnya.

"Jadi, memang kenapa si Jean itu menikah secepat ini?" (Keyzi)

"Yang kudengar sih, dia hamil.."(Deora)

Helena menganga tidak percaya, Jean? Gadis pintar dikampusnya, hamil diluar nikah???

"Ahh.. Aku sudah menebaknya.. Untuk apalagi menikah secepat itu jika tidak hamil??" (Claudia)

"MBA??" (Helena)

"Yes.. Aku tidak menyangka. Makadari itu, don't judge the book by it's cover sekarang harus kita canangkan. Kita tidak tahu jika sosok baik itu ternyata hanya selimut yang menutupi keburukannya." (Deora)

Helena menelan ludahnya pahit. Ia jadi mengaitkannya pada pernikahannya nanti. Apa yang akan teman-temannya ucapkan? Ia tidak mau diperbincangkan seperti ini. Apalagi dimusuhi, walau ia yakin sahabatnya tidak mungkin melakukannya tapi tetap saja malu adalah perasaan yang paling dominan jika itu terjadi.

Helena pun menutup laptopnya dan memutuskan untuk mandi sebelum tidur. Ia harus menyegarkan otaknya sekarang juga atau kepalanya akan meledak jika ia tidak membasahinya dengan air secepatnya.

He is My Husband (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang