13. Tears

32.1K 1.2K 56
                                    

"Lapar ditengah malam?"

Helena meminum air nya dengan cepat, dan melihat Nathan berjalan lalu duduk dihadapannya. Nathan memakai kaos putih tipis yang sialnya membuatnya begitu seksi apalagi dimalam hari seperti ini. Whatt?!!! Apa yang baru saja kau pikirkan, Helen??!!! Batin Helena.

"Kau membuatku kaget. Bisakah kau bersuara senormal mungkin? Jantungku terasa mau copot ketika kau muncul."

Nathan terkekeh. Lalu melipat kedua tangannya didada sambil menatap Helena lekat yang sedang menghabiskan makanannya.

"Apa?" tanya Helena risih karena terus ditatap oleh Nathan.

"Kau seperti orang kelaparan. Apa kau tidak makan?"

"Enak saja! Tadi aku memang sudah makan malam dirumah Kate. Aku hanya.." Helena bingung sendiri dengan perkataannya.

Nathan mengangkat sebelah alisnya yang selalu mampu membuat pikiran Helena buyar.

"Aku hanya lapar. Jadi, aku memutuskan untuk makan sesuatu sebelum kembali tidur."

"Hanya lapar?"

"Ya, dan aku kebetulan sedang ingin makan makaroni. Jadi, aku membuatnya sekarang." Lanjut Helena sambil menghabiskan sup nya.

Nathan tertawa membuat Helena merasa aneh dan waspada secara bersamaan. Ia sama sekali tidak tahu apa maksud tawa lelaki di hadapannya ini.

Apa makanan ini sampah? Tapi, sepertinya tidak mungkin sampah ditaruh di kulkas. Apa ini makanan basi? Tidak, Helena tidak merasa jika makanan ini ada tanda-tanda basi. Lalu apa?

"Kenapa kau tertawa?"

Nathan menutup mulutnya untuk menahan tawanya. Helena semakin jengkel dan merasa sudah tidak nafsu lagi melanjutkan makanannya.

"Sudah berapa lama ya, semenjak kita melakukan itu?"

"A-apa??" Tanya Helena bingung.

Helena menaruh mangkuknya ke wastafel dan mengelap mejanya.

"Apa maksudmu?" Tanya Helena lagi.

"Apa kau ngidam?"

Helena melotot. "Kau gila?!!!! Anak siapa yang ku kandung, bodoh??!!!"

Nathan terkejut mendengar makian Helena tapi ia terdiam.

"Apa?!! Bukan berarti aku ingin makan sesuatu ditengah malam lalu kau menganggapku hamil!! " Helena melangkahkan kakinya menuju tangga.

"Dengar ya!! Kita baru melakukan nya sekali dan itupun kau memakai pengaman dan aku meminum.." Helena menghentikan langkahnya saat ia baru sadar apa yang ia ucapkan.

Helena menoleh kebelakang dan melihat Nathan tersenyum devil kearahnya. Sial dia terpancing!

"Apa yang aku katakan tadi?! Arrgghh lupakan! Tapi,yang perlu kau tahu, aku tidak pernah berhubungan dengan lelaki manapun jadi tidak mungkin aku hamil." Helena berlari menuju tangga kamar mereka.

Nathan terkekeh geli, ia bangkit dari duduknya. Sesaat hatinya menghangat karena memikirkan perkataan Helena tadi, apa itu artinya Helena tidak melirik lelaki manapun? Dan dari perkataan Helena tadi, sepertinya Helena adalah wanita yang memiliki harga diri tinggi didepannya. Nathan menjadi semakin tertarik. Berbeda saat dengan Cassey, mereka bahkan terbiasa melakukannya saat bertemu. Tapi, ia merasa mulai bosan dengan kegiatan hubungannya yang hanya berputar disekitar ranjang untuk saling memuaskan.

Nathan mematikan lampu dapur dan memutuskan untuk tidur menyusul Helena yang sudah duluan tertidur. Nathan memeluk Helena dari belakang, ia sadar sekarang. Ia mulai membutuhkan Helena, setidaknya untuk tidur nyenyaknya.

He is My Husband (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang