Nathan menghembuskan napasnya kasar saat ia tiba di depan pintu apartment tujuannya itu. Ia menggeser ID card itu ke kunci apartment dan membukanya, tampaklah ruang tamu yang hening. Nathan menyusuri ruang demi ruang dan mencoba mencari kehidupan ditengah ruang yang tampak mati ini. Hingga Nathan tiba di depan pintu yang ia yakini adalah sebuah kamar, saat hendak membuka knop, pintu itu terbuka dan menampakan seorang wanita yang terlihat buruk dan pucat. Ia memakai jaket yang terlihat besar di tubuhnya dan terkejut saat melihat Nathan.
Helena berniat untuk menutup pintu kamarnya namun dengan mudah Nathan dapat mencegahnya dan berhasil masuk ke kamar Helena yang terlihat sedikit berantakan karena sprei dan selimut yang sudah tergeletak di lantai.
Helena yang merasa lemas pun semakin kesal karena ia tidak mampu menahan Nathan yang ia sendiri kaget kenapa pria itu bisa berada disini, tetapi Helena segera menyadari jika kekuasaan lah yang bisa melakukan segalanya.
Helena pun hanya menyandarkan tubuhnya di pintu yang sudah tertutup dengan kedua tangan yang bersidekap, menatap Nathan dengan malas. Sebenarnya ia sangat malu, karena kamarnya begitu berantakan untuk di kunjungi tamu. Untung saja ia sudah mandi walau wajahnya masih terlihat seperti baru bangun tidur.
Nathan memasukan tangannya ke kantung depan celananya dan menatap balik ke arah Helena.
"Well, apa yang terjadi disini?" Nathan membuka suaranya."Maaf Tuan, apa yang anda lakukan di kamar seorang wanita?"
Nathan mengkerut mendengar jawaban sadis Helena, oh lebih tepatnya pertanyaan Helena bahkan wanita itu tidak menjawabnya.
"Tak masalah. Aku hanya mengunjungi kamar calon istriku, memastikan dia baik-baik saja dan tidak merindukanku. Secara ia pergi tanpa mengabari calon suaminya."
Helena memutar bola matanya malas melihat senyuman smirk Nathan.
"Tapi, ternyata. Calon istriku sedang tidak baik-baik saja. Apa kau baik-baik saja?" Tanya Nathan serius sambil menatap Helena.
Helena merasa sedikit terbawa oleh tatapan itu, tatapan yang begitu ia rindukan yang nyatanya bukan lagi pria itu berikan pada dirinya melainkan wanita lain yang lebih cantik darinya. Memikirkan itu, matanya kembali memanas. Helena harus segera menyudahi ini sebelum ia kembali jatuh pada Nathan yang nyatanya masih ia cintai."Sebaiknya kau pergi.." Ucap Helena cepat sambil memalingkan wajahnya, ia tidak akan kuat lagi menahan airmatanya jika ia terus menatap mata indah Nathan yang begitu ia rindukan itu.
Nyatanya, Nathan lebih memilih wanita lain dari pada dirinya.Nathan melihat punggung wanita yang begitu ia rindukan itu, Nathan pun memeluk Helena dari belakang dengan erat. Terasa pelukan itu semakin membuat tubuh wanita itu menegang tanpa perlawanan.
Helena begitu terkejut karena Nathan memeluknya erat dari belakang. Ada sengatan yang membuatnya membeku, ingin sekali ia melepas pelukan itu tapi, hatinya berkata jangan! Dan sialnya tubuhnya merespon hatinya daripada pikirannya yang ingin melepaskan pelukan itu.
"Aku merindukanmu."
Kalimat itu...
Hanya dengan kalimat itu, runtuh sudah pertahanan Helena. Airmata Helena pun mengalir seiring pejaman mata Helena.
Nathan mencium puncak kepala Helena lama. Meresapi aroma yang begitu ia rindukan, Nathan sadar jika dirinya sangat membutuhkan Helena, hanya dengan memeluknya Nathan kembali merasa hidup dan bersemangat. Ada perasaan bahagia yang tidak bisa ia jelaskan. Entahlah, tapi Nathan berusaha mengontrol dirinya saat mendengar isakan Helena.Nathan membalikkan tubuh Helena dan memegang kedua bahunya. Helena menatap kedua mata Nathan dengan kening berkerut.
"Kenapa kau kembali??" Tanya Helena disela tangisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
He is My Husband (Completed)
Romance18+ NO PLAGIAT, PLEASE !!!! Kisah Helena dan Nathan yang bertemu kembali setelah Nathan meninggalkan Helena yang adalah kekasihnya dahulu. Akankah cinta lama mereka membuat mereka bertahan selamanya dalam sebuah pernikahan yang mendadak? //Maaf kal...