17. Damn Max!!!

34.8K 1.1K 19
                                    

Beberapa minggu kemudian....

"Helena.."

"Yes, Mr. Ryde.." Helena bangkit dari mejanya dan mengikuti atasannya keruangannya.

"Just Max, please.." Ucap Max sambil menaruh tasnya keatas meja.

Helena tersenyum. "Ada yang bisa dibantu?"

"Apa kau sudah mengatur tempat untuk kita makan malam bersama klien besar kita nanti? Yang ingin mensponsori acara AMI nanti?"

"Sudah, sir."

"Maaf, saya menyuruh kamu untuk memesannya. Karena saya ingin mengajakmu juga, lagipula kau panitia dari acara ini juga kan? Tugasmu juga hanya mengedit beberapa berkas, jadi tidak sesibuk yang lain."

Helena tersenyum. "Entahlah.. Eh, maksud saya, bukankah acaranya malam hari? Saya rasa saya tidak bisa pulang malam."

"Kenapa?"

"Sa-saya, baiklah, saya akan coba atur, sir."

Max tersenyum dan mengangguk, Helena pun keluar dari ruangan atasannya itu lalu mengirim sms pada Nathan.

---
Sabtu ini aku akan makan malam bersama bos dan klienku.

Nathan mengkerutkan dahinya melihat sms dari Helena. Ia sedang rapat penting sekarang dan sms Helena membuat fokus Nathan buyar. Nathan membalas pesan itu.

Jam berapa?.

9 malam.

Tidak ku ijinkan.

Aku bekerja, Nathan. Dan ini bagian dari pekerjaanku.

Terlalu malam.

Aku akan menginap di hotel nanti.

Tidak.

Nathan, ini pekerjaan penting bagiku.

Kita bicarakan ini nanti.

Nathan mengusap wajahnya kasar, akhir pekan adalah waktu mereka berdua. Lagipula, apa itu? Acara makan malam di larut malam? Nathan tidak akan mengijinkan Helena menghadirinya.

Malam ini, Nathan dan Helena makan bersama di meja makan, Nessie sudah pulang setelah memasakan makan malam untuk mereka.

"Kita harus membicarakan yang tadi." Ucap Helena sambil menyendokkan makanan kedalam mulutnya.

"Kita sudah membicarakannya tadi, Helena." Jelas Nathan dengan santai.

"Nathan, kau tahu kan, ini bagian dari pekerjaanku. Aku yakin, kau pun akan melakukan hal yang sama dalam pekerjaanmu."

"Itu berbeda, Helena. Atasanmu bahkan lelaki."

Helena mengkerutkan keningnya. "Lalu apa masalahnya? Aku bukan makan berdua saja dengannya, ada klien kami juga, Nathan."

"Tetap saja, bagaimana jika klienmu juga lelaki?"

Helena tak habis pikir dengan jalan pikiran pria dihadapannya ini. Bisa-bisanya dia cemburu pada bosnya sendiri dan klien kerjanya?

"Memang bagaimana biasanya saat klienmu seorang perempuan cantik?" Tanya Helena kesal.

Nathan terbatuk-batuk, Helena tersenyum meledek. "Itu jelas berbeda, lagipula ada Dion selalu disampingku. Aku tidak pernah bertemu klien tanpa Dion."

Helena menghembuskan napasnya kasar.

"Kau tidak bisa melakukannya sendirian, Helena. "

"Kau terdengar seperti meremehkanku." Ucap Helena mulai tidak suka.

He is My Husband (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang